Hanya menceritakan tentang dua sejoli yang awalnya sebatas teman sekelas yang sering menganggu dan di ganggu, kemudian berakhir menjadi sepasang kekasih yang sulit di pisahkan, entah alasan apa cowok bernama lengkap Jendra Natawiratama tiba-tiba jatuh cinta pada gadis sekelasnya yang bernama Aprilia Yuswan atau kerap di sapa Lia. Banyak hal yang terjadi setelah mereka menjadi sepasang kekasih, mulai dari hal Absurd nya Jendra pada Lia sampai orang ketiga yang terus mencoba merusak hubungan mereka.
Apakah mereka bisa menghadapi segala lika-liku hubungan nya? Bagaimana cara mereka berdua saling menguatkan? Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Ikuti kisah mereka sampai tuntas ya..
See you.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon felyaklueva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21. Ghibah, Bacon dan Pronunciation Novi.
Hari Sabtu ini Lia begitu juga para anak-anak sekolah di seluruh Indonesia sama-sama libur, dan hari ini rumah Lia seperti biasa kedatangan dua mahluk yang hampir ke koplakan nya menyerupai si Jendra. Siapa lagi kalau bukan Novi dan Aini, kini mereka lagi goleran alias rebahan di ruang tamu. Tumben, biasanya suka di kamar Lia sambil abisin stok cemilan.
Mereka lagi asik scroll reel igeh, sementara Lia. Gadis itu lagi sibuk bantuin ibunya masak di dapur, dan temen-temennya ini gak ada yang mau inisiatif buat bantu-bantu. Giliran nanti makan sampai habisin nasi sebakul baru mau, Dasar!
"Eh, Nov kamu tau gak nama akun Rin_jani15?" Tanya Aini tiba-tiba pada Novi.
Gadis itu terbangun dari rebahan dan terduduk di depan Novi, sembari tangannya terus saja menepuk lengan Novi sampai ponsel yang di pegang olehnya terjatuh dan mendarat tepat ke wajah Novi.
"Aduh... Paan sih Aini?!" Tanya Novi agak kesel, abis sakit banget Cok di cium sama layar ponsel.
"Ya bangun makanya, lihat dulu sini.. nih kamu kenal gak yang punya akun ini?" Ucap Aini sambil bertanya dan mengarahkan layar ponselnya ke depan wajah Novi.
Gadis berambut pendek itu pun dengan ogah-ogahan menyambar ponsel Aini dari tangan pemiliknya, supaya bisa melihat lebih jelas lagi. Dahi mengkerut dengan mata agak sipit nya semakin menyipit, dia lupa-lupa ingat kala memandang foto profil seseorang dengan nama akun yang Aini maksud.
Di lihatnya lagi nama akun beserta wajah yang tertera di profil, menampakkan wanita dewasa yang usianya di perkirakan seperti ibunya dan gaya makeup serta penampilannya yang Hedon.
"Tar dulu. Kek nya gue pernah lihat nih tante-tante, kalau gak salah gue pernah lihat waktu anterin nyokap arisan di rumah siapa gitu gue lupa" ujar Novi sambil memegang dagunya tengah mengingat.
"Emang kenapa sih? Kok lo tumben banget nanyain tante-tante ke gue? Lo mau gabung sama circle mereka?" Sambungnya lagi dengan bertanya pada Aini.
"Siapa juga yang mau gabung, nih.. coba kamu swipe lagi foto-fotonya, kok di situ ada Lia nya ya?" Tanya Aini dengan menyuruh Novi melihat postingan yang ada Lia nya di situ.
Novi pun menuruti ucapan Aini, lantas gadis itu menggeser beberapa foto yang baru di posting kemarin. Kedua mata Novi pun membola kala melihat memang ada Lia di sebelah wanita itu, dan terlebih di situ Lia memakai pakaian terbuka dengan makeup ala-ala Elsi. Tak seperti Lia kawannya yang sekarang sedang berkutat di dapur, memakai kaos oblong yang warnanya hampir memudar, serta celana pendek dengan rambut di cepol, wajah tak memakai polesan. Sungguh perbandingan yang sangat drastis.
Mau aja gadis itu terbangun hendak menuju dapur untuk meminta keterangan dari Lia, namun di empu sudah lebih dulu menghampiri mereka dengan membawa mangkok besar bersama tiga garpu di genggaman nya.
"Guys...nih ada bacon" celetuk Lia keluar dari arah dapur memamerkan senyum lebarnya.
"Astaghfirullah..kok kamu malah ngasih kita bacon sih?" Tanya Aini meng kaget.
"Haram desu!" Novi pun ikut menimpali.
"Bacon tuh bakso mercon!" Tukas Lia sembari ikut duduk bersila dengan mereka di karpet ruang tamu.
Novi beserta Aini langsung menyengir dengan ekspresi menjengkelkan, mereka kira Lia akan menyuguhkan hidangan daging ngok-ngok. Ternyata bakso mercon yang di singkat jadi bacon toh, namun mereka juga salut sama Lia. Soalnya dia ini bisa tau kalau mereka ini lagi butuh asupan cemilan, buat mengisi perut mereka yang gak tau diri ini.
"Eh Lia... Coba lo jelasin dulu ke kita ini apaan? Kok lo bisa main sama ibu-ibu arisan?" Tanya Novi mengingat kalau dia mau nanyain itu sambil menyodorkan ponsel Aini pada Lia.
Lia pun mengambil alih ponsel Aini, gadis itu baru tau kalau Tante Rinjani ternyata ibu-ibu gaul yang suka main igeh. Ia melihat foto dirinya yang berdiri bersebelahan dengan wanita itu dengan tersenyum manis ke arah kamera, foto yang diambil saat sebelum makan malam tiba.
"Oh.. ini waktu gue makan malam kemarin di rumahnya si Jendra, di sebelah gue itu nyokap nya" jelas Lia temennya ini kalau urusan jadi stalker emang paling bisa.
"Hah?! Nyokap si Jendra? Serius, kok cakep banget ya kayak tante-tante yang baru nikah kemaren" ujar Novi agak kaget mendengar faktanya.
"Iya ya, Aini juga sempet mikir gitu juga. Tapi kok di postingan nya gak ada foto dia sama Jendra ya? Kebanyakan isinya cuma foto dia sama temen-temennya doang lagi arisan sama liburan" Aini ikut menyahuti.
"Malu kali punya anak kek dia" celetuk Novi dengan raut wajah petakilan nya.
"Hush... Nov jangan ngomong gitu, bisa jadi bukan malu tapi emang gak mau mengakui aja" sahut Aini sama aja.
Membuat Novi tertawa di ikuti Aini juga ikut menertawakan candaan mereka, Lia hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala dengan kelakuan temannya.
"Udah..jangan ghibahin nyokap orang terus, mending makan dulu baksonya" tukas Lia menyuruh mereka makan.
"Tapi Li, hari ini kan panas banget loh. Kalau makan yang pedes-pedes yang ada makin gerah" keluh si Novi "jadi kalau bisa, es teh manis nya lah segelas bersama juga gak apa-apa" sambungnya sambil nyengir kuda.
"Huh... Udah di kasih gratis, masih aja minta lebih. Tamu satu ini memang ngelunjak ya" itu suara Aini ke arah Novi yang sekarang sedang mendelik tajam ke arahnya.
Memang bulan ini nampaknya sudah memasuki musim panas, di bagian jawa barat aja nyampe panasnya mencapai 32° celsius. Jemur ikan asin bisa tuh.
"Gue bisa aja bikinin es teh manis, tapi Lo tau sendiri kan freezer kulkas gue lagi rusak, itu aja ibu lagi misuh-misuh di dapur gegara manggil tukang servis datangnya lama bener" jelas Lia yang emang kulkasnya lagi bermasalah, makanya dua mahluk ini gak Lia suguhkan minuman dingin.
"Ya udah kita nge'es aja yuk di tempat yang sering rame itu, kita coba beli" usul Aini memberi ide ke arah si Novi yang mageran nya pangkat polisi tidur.
Tanpa pertimbangan, akhirnya si Novi pun mengangguk setuju, dengan Lia bersiap-siap terlebih dahulu walau tempatnya gak jauh dari rumahnya. Tapi tetep aja dandan itu perlu, kan kali aja tiba-tiba ada yang nawarin dia jadi model sabun colek kan.
Beberapa menit kemudian setelah mereka berjalan menelusuri pinggiran jalan yang sepi, ya lagian siapa juga orang yang siang-siang sepanas ini keluar? Kecuali mereka tiga anomali kelainan.
Saking panasnya tuh cuaca, ketiga gadis itu sudah bercucuran keringat. Mungkin sebentar lagi mereka bukan hanya jadi ikan asin, melainkan jadi kanebo kering yang kaku nan keras, bila tempat tujuan mereka jauh lagi.
"Bad mood gue asli! Panas banget nih bumi!" Keluh si Novi sambil nendang-nendang kerikil di depannya.
"Udah jangan marah-marah bentar lagi juga nyampe" ujar Aini menyeringai lebar sampai dimple di pipinya terlihat jelas.
Sementara Lia hanya manggut-manggut dengan apa yang diucapkan Aini, dirinya sudah tak kuasa buka mulut malahan dia dah ngerasa kek daging yang over cook. Akhirnya mereka pun sampai ke tempat yang menjual berbagai minuman dingin serta es krim, mereka bertiga mendesah lega karena akhirnya terpapar dinginnya udara dari AC.
"Kak, pesen es krim matcha topping red beans satu ya" ucap Lia pada abang-abang kasir.
"Es krim matcha topping red beans nya dua kak" sahut Aini tiba-tiba memesan menu yang sama dengan Lia.
Si Abang-abang kasir pun mengangguk, setelahnya dia melirik pada gadis berambut pendek yang masih anteng lihatin kertas menu. Dan ada hampir 5 menit dia melototi tuh kertas menu sampai abang-abang nya aja nungguin Novi udah rada kesel sembari berkacak pinggang.
"Ah! Ini aja kak, pesen pech ice smotis snow top satu" tukas Novi setelah memilih banyak varian menu.
"Hah? Yang mana kak?" Tanya abang-abang kasir bingung.
Novi mengkerut kan alisnya, masa nih abang-abang kagak ngerti pesanan dia sih. Apa jangan-jangan pendengaran abangnya terganggu, kalau iya kasihan sih. Ganteng tapi budek.
"Pech ice smotis snow top, kak" ucap ulang Novi dengan gregetan.
"HAH?!" Bang kasir masih bingung.
"Ini loh kak, yang ini!" Jengah Novi sambil menahan kesel dengan menunjuk ke arah kertas menu yang tertera varian yang ia inginkan.
"Oh... Maksud Kaka nya peach ice smoothies snow top, bentar ya kak"
Novi yang tadinya siap meledak-ledak, tapi untung Lia dan Aini sigap menegahi agar si Novi gak spontan narik kerah baju si Abang kasir karena di kira salah ucap menu. Padahal mah emang iya, cuma gak mau mengakui aja.
"Sabar Nov... Itu mah salah kamu, pronunciation maneh teh goreng" ( pronunciation lo jelek) ujar Aini sambil nyengir di barengi Lia yang ikutan nyengir juga.
Novi pun diam seketika, dan beberapa detik kemudian ia tertawa terbahak-bahak di ikuti dua sahabatnya, benar-benar konyol dan malu-maluin banget Novi hari ini.