NovelToon NovelToon
“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Pembaca Pikiran
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lian, gadis modern, mati kesetrum gara-gara kesal membaca novel kolosal. Ia terbangun sebagai Selir An, tokoh wanita malang yang ditindas suaminya yang gila kekuasaan. Namun Lian tak sama dengan Selir An asli—ia bisa melihat kilasan masa depan dan mendengar pikiran orang, sementara orang tulus justru bisa mendengar suara hatinya tanpa ia sadari. Setiap ia membatin pedas atau konyol, ada saja yang tercengang karena mendengarnya jelas. Dengan mulut blak-blakan, kepintaran mendadak, dan kekuatan aneh itu, Lian mengubah jalan cerita. Dari selir buangan, ia perlahan menemukan jodoh sejatinya di luar istana.

ayo ikuti kisahnya, dan temukan keseruan dan kelucuan di dalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Kabut tebal bergulung turun dari puncak Gunung Qifeng, menyelimuti lembah seakan tabir putih yang menyembunyikan rahasia. Namun, cahaya pedang Feng Xuan yang baru saja ditebaskan menembus kabut itu, membelah udara, membuat tanah berguncang hebat. Puluhan prajurit bayangan terlempar, tubuh mereka membentur pohon-pohon besar hingga remuk tak bernyawa.

Hening.

Semua mata menatap lelaki berwajah tegas dengan aura bak naga yang baru saja turun dari surga. Pedangnya panjang, gagang berukir naga emas yang memancarkan cahaya samar. Aura tekanan yang dipancarkan darinya membuat napas semua orang tertahan.

Chen Yun sampai menggenggam pedangnya lebih erat. “Orang ini… kekuatannya terlalu besar,” gumamnya.

Yuyan yang biasanya berani, bahkan jarinya bergetar ketika menyiapkan jarum perak. Ia bisa merasakan bahwa lelaki ini bukanlah orang biasa.

Namun hanya Lian yang terpaku. Dadanya berdegup, kencang dan tak beraturan. Sejak pertama kali matanya bertemu dengan tatapan Feng Xuan, ada sesuatu yang aneh. Seolah-olah jiwa mereka saling mengenali.

"Benarkah… dia yang disebut pedang dalam jiwaku? Pewaris satuku?"

Feng Xuan melangkah maju. Suaranya berat, dalam, namun jernih, seperti petir yang menyambar tapi sekaligus menenangkan.

“Siapa pun yang ingin melukai gadis ini, berarti menantang Klan Langit Abadi.”

Para prajurit bayangan menoleh satu sama lain. Ketakutan jelas di wajah mereka. Nama Klan Langit Abadi bukanlah nama asing. Itu adalah klan kuno yang diyakini sudah lama menghilang, padahal sesungguhnya mereka hanya bersembunyi, menjaga warisan Pedang Langit.

Salah satu prajurit memberanikan diri melangkah maju. “H-hei! Jangan takut! Kita diperintahkan langsung oleh Kaisar Liu Ming. Sekalipun dia pewaris Klan Langit Abadi, kita tidak boleh mundur!”

Namun suara itu terdengar lebih seperti bujukan untuk dirinya sendiri ketimbang perintah untuk orang lain.

Feng Xuan mendengus dingin. “Kaisar Liu Ming? Katakan padanya… dunia ini bukan miliknya.”

Ia mengangkat pedang, lalu mengayunkannya. Cahaya perak keemasan keluar dari tebasan itu, menyapu tanah sepanjang belasan meter. Prajurit bayangan yang tersisa tidak sempat menjerit tubuh mereka terbelah dalam sekejap.

Darah mengucur, membasahi tanah. Kabut tipis bercampur aroma besi.

Keheningan kembali turun. Hanya desiran angin yang terdengar.

Chen Yun maju, menempatkan dirinya di samping Lian. Tatapannya tajam, penuh kewaspadaan. “Siapa kau sebenarnya?”

Feng Xuan menoleh perlahan. Matanya hitam pekat, dalam seperti lautan. “Aku Feng Xuan, pewaris Pedang Naga dari Klan Langit Abadi.” Ia lalu menatap Lian. “Dan kau… adalah pewaris satuku.”

Suasana menjadi semakin tegang. Chen Yun terkejut, Yuyan menahan napas, sementara Liu Ning mengerutkan kening dalam-dalam.

Lian sendiri, wajahnya memerah. Jantungnya berdetak semakin keras, tapi ia mencoba bersikap tenang. “Pewaris satu… apa maksudmu?”

Feng Xuan mendekat, langkahnya mantap. Aura kekuatannya menyelimuti seluruh lembah. “Pedang Langit tidak pernah berdiri sendiri. Ia selalu terbagi dua. Satu sebagai cahaya, satu sebagai bayangan. Kau adalah cahaya… dan aku adalah bayangannya. Takdir kita terikat sejak lahir.”

Lian tersentak. Ia mengingat suara yang selama ini ia dengar dalam meditasinya, suara pedang yang bergetar lembut. ‘Kau tidak sendirian. Pewaris satumu semakin dekat.’

Ternyata benar.

Namun Chen Yun segera berdiri di depan Lian, melindunginya. “Jangan mendekat sembarangan. Kau bisa saja orang yang dikirim Liu Ming untuk menipu!”

Feng Xuan menatapnya tajam. “Kau pikir aku perlu berpura-pura? Jika aku ingin mengambil gadis ini, tidak ada satu pun dari kalian yang bisa menghentikan.”

Chen Yun menggertakkan gigi, tapi tidak bisa menyangkal. Ia baru saja menyaksikan kekuatan luar biasa Feng Xuan.

Lian menahan lengannya, berusaha menenangkan. “Chen Yun ge, biarkan aku bicara dengannya.”

Chen Yun menoleh, ingin membantah, tapi tatapan Lian membuatnya terdiam.

Feng Xuan kini berdiri hanya beberapa langkah dari Lian. Dari dekat, wajahnya terlihat jelas: rahang tegas, mata dalam, alis tebal, auranya gagah tapi misterius. Lian menelan ludah, berusaha tetap tegar.

“Kalau benar kau pewaris satuku,” katanya, “kenapa baru muncul sekarang? Kenapa tidak dari dulu?”

Feng Xuan terdiam sejenak, lalu berkata pelan. “Karena baru sekarang dunia membutuhkan kita.”

Kalimat itu sederhana, tapi terasa berat, penuh makna.

---

Tiba-tiba, suara peluit panjang terdengar dari kejauhan. Dari balik pepohonan, gelombang baru pasukan bayangan muncul, kali ini jumlahnya jauh lebih banyak, ratusan orang.

Lian menegang. Chen Yun segera bersiap, Yuyan mengeluarkan botol berisi racun asap, dan Liu Ning memanggil jurus es untuk melindungi mereka.

Feng Xuan hanya menghela napas. “Kalian mundur. Serahkan sisanya padaku.”

Lian ingin membantah, tapi Feng Xuan sudah melangkah ke depan. Ia menghunus pedangnya, lalu menancapkannya ke tanah.

BRUAAAK!

Gelombang energi menjalar seperti ombak besar, menyapu puluhan prajurit sekaligus. Tanah retak, pohon-pohon tumbang, kabut berputar seperti pusaran.

Namun musuh tetap datang, berlapis-lapis. Mereka meneriakkan mantra, formasi bayangan mulai terbentuk. Simbol hitam melayang di udara, membentuk lingkaran segel.

Liu Ning terbelalak. “Itu… Segel Iblis! Liu Ming benar-benar sudah mulai menggunakan kekuatan terlarang!”

Feng Xuan mendesis pelan. “Bodoh.” Ia mengangkat pedangnya lagi. Cahaya naga muncul, melawan segel hitam itu.

Namun jumlah musuh terlalu banyak. Bahkan Feng Xuan mulai terlihat tegang.

Lian menggenggam dadanya. Suara pedang dalam jiwanya bergetar kencang. ‘Satumu sedang bertarung. Kau harus bangkit bersamanya.’

Tanpa pikir panjang, Lian melangkah maju. Ia mengangkat tangannya, memanggil cahaya Pedang Langit. Cahaya itu keluar dari tubuhnya, membentuk pedang ilusi putih keperakan.

Feng Xuan menoleh, terkejut. Lian kini berdiri di sampingnya.

“Aku tidak akan membiarkanmu bertarung sendirian,” kata Lian dengan tegas.

Feng Xuan menatapnya lama, lalu untuk pertama kali bibirnya melengkung dalam senyum tipis. “Baiklah. Kalau begitu… mari kita tunjukkan pada dunia siapa pewaris sejati Pedang Langit.”

Mereka melompat bersamaan, pedang naga dan pedang cahaya bertemu di udara, lalu menebas formasi segel hitam.

Cahaya putih dan emas berpadu, meledak seperti matahari. Ledakannya membuat seluruh lembah bergetar, kabut tersapu bersih, segel hitam hancur berantakan.

Pasukan bayangan berteriak, tubuh mereka meledak menjadi abu.

Chen Yun, Yuyan, dan Liu Ning hanya bisa menatap dari jauh. Mereka takjub, bahkan sedikit gentar. Pemandangan itu seperti legenda kuno yang hidup kembali.

Ketika cahaya mereda, hanya Lian dan Feng Xuan yang masih berdiri tegak di tengah medan.

---

Hening kembali turun. Angin berhembus, membawa bau darah dan tanah.

Lian terengah, tubuhnya lelah, tapi matanya berbinar. Ia menoleh pada Feng Xuan. “Kita… berhasil?”

Feng Xuan menatapnya, lalu mengangguk pelan. “Ya. Karena kita bersama.”

Mata mereka bertemu. Ada sesuatu yang tak terucapkan, tapi keduanya merasakannya jelas: ikatan yang tak bisa diputus.

Chen Yun berlari mendekat. “Lian! Kau tidak apa-apa?”

Lian mengangguk, tersenyum tipis. “Aku baik-baik saja, Chen Yun ge.”

Namun Chen Yun bisa melihat cara Lian menatap Feng Xuan berbeda. Ada cahaya yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Hatinya perih, tapi ia menahannya.

Yuyan juga memperhatikan, lalu menunduk, menyembunyikan ekspresi rumit di wajahnya.

Liu Ning melangkah maju. “Kita harus pergi dari sini. Liu Ming tidak akan berhenti hanya dengan ini. Dan…” Ia menatap Feng Xuan tajam. “Aku ingin memastikan, apakah kau benar-benar bisa dipercaya.”

Feng Xuan menatapnya tenang. “Percaya atau tidak, itu terserah kalian. Tapi satu hal yang pasti, tanpa aku, gadis itu tidak akan bertahan.”

Semua terdiam. Kata-katanya tajam, tapi benar.

Lian menatap mereka semua. “Kita semua ingin hal yang sama. Menghentikan Liu Ming, melindungi rakyat. Mari kita berjalan bersama.”

Chen Yun ingin membantah, tapi akhirnya ia hanya menunduk. “Baik. Kalau itu keputusanmu, aku akan mendukung.”

Yuyan menghela napas. “Aku juga.”

Liu Ning mengangguk perlahan. “Baiklah. Tapi aku akan tetap mengawasi.”

Feng Xuan menatap Lian sekali lagi. “Mulai sekarang, kau tidak akan sendirian lagi.”

Lian menunduk, pipinya memerah. “Mm.”

---

Sementara itu, jauh di balik hutan, seseorang mengamati dari kejauhan. Sosok berjubah hitam dengan mata licik penuh kebencian.

Itu adalah utusan langsung Liu Ming. Ia menyaksikan bagaimana dua pewaris Pedang Langit akhirnya bertemu, bagaimana mereka menghancurkan pasukan bayangan dengan sekali tebasan.

Ia tersenyum bengis. “Bagus… sangat bagus. Kaisar pasti senang mendengar kabar ini. Jika dua pewaris sudah bersatu, berarti saatnya segel iblis dilepaskan. Hanya kekuatan kegelapan yang bisa melawan cahaya mereka.”

Ia lalu menghilang ke dalam kegelapan, meninggalkan bisikan dingin di udara.

---

Malam pun turun di kaki Gunung Qifeng. Rombongan kecil itu menyalakan api unggun, mencoba beristirahat setelah pertempuran panjang.

Namun di hati masing-masing, mereka tahu, ini baru permulaan.

Takdir sudah bergerak, dan dunia akan segera berguncang.

Bersambung…

1
Cindy
lanjut kak
Srimulyani
wah cinta segiempat Cen Yun banyak saingan
hani chaq
orang licik ga akan bertahan lama karna bakal termakan balik dengan kelicikannya
hani chaq
jodohnya kian dekat.....ayo semangat berjuang setiap keburukan pastilah akan kalah
hani chaq
emang seorang yg kuat harus berjodoh ma yg lebih hebat
hani chaq
masih menjadi teka teki siapa jodoh pedang langit
hani chaq
ini baru tambah asik.mantap polllll..... pokoknya
hani chaq
jgn biarkan ke4 org itu ada yg hilang.ayo.....kalian bisa
hani chaq
ayolah chen....ajari lian bela diri.seenggaknya bisa buat lebih bermanfaat
nara 🇮🇩 🇹🇼
bearti lian tak berjodoh denga kaisar liu ning,,kalau lian ketemu dengan pemilik pedang langit feng xuan,,
hani chaq
sayang sekali yg cewek2 pd ga bisa bertarung
hani chaq
benar2 jodohnya lian
kaylla salsabella
wah kasihan nanti Liu ning klu kian nikah sma pewaris satu nya
Tiara Bella
makasih Thor up nya....sangat menghibur berasa nnton dracin.... semangat ya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
berada selalu disisi nya untuk menuju kebahagiaan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wahhh, seperti harapan ku dong /Applaud/
seorang kaisar yang sangat berwibawa yang akan menjadi jodoh nya Lian
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Lian bobo' cantik, sementara keluarga nya kelimpungan nyariin /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
penyesalan mu telat raja, Lian udah menutup hati nya untuk istana xu
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
kabulin dong yang mulai, biar Lian bisa buat gebrakan baru
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pintar, Lian sang jenius baru muncul 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!