Kabut Asmara

Alistie hanya tertunduk dengan bibir cemberut saat Hana sedang menatapnya dengan tatapan kesal, bagaimana tidak? tiga hari lamanya ia diterror habis-habisan oleh beberapa penerbit yang menanyakan kejelasan novel-novel Aliste. dan sekarang saat keduanya sudah saling bertemu Alistie malah dengan santainya mengatakan jika dirinya akan menikah dengan Andre.

"Gak ini gak bener!" tegas Hana dengan tatapan tajam.

"Apanya yang gak bener? orang Andre mau nikahin aku." sahut Alistie dengan bibir mengerucut.

Hana menghela nafasnya, ia berpikir keras bagaimana mungkin Alistie bisa memutuskan hal tersebut dengan begitu singkat. tentu sebagai seseorang yang sudah sangat dekat dan saling menganggap sebagai saudara kandung Hana sedikit menaruh kejanggalan pada seorang gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya tersebut.

"Kamu tatap aku sekarang!" seru Hana jengkel.

Alistie hanya menggelengkan kepalanya yang sedari tadi sama sekali tidak berani menatap Hana.

"Sekarang aku tanya, kenapa kamu mau nikah sama dia?" ucap Hana.

"Ya karna aku maulah." sahut Alistie yang terdengar lempeng-lempeng saja.

Hana terkekeh, kemudian ia kembali menatap Alistie dengan tatapan tajam. "Bukan karna Farhan?"

Alistie langsung mengalihkan tatapannya kearah Hana, dan tidak mengerti kenapa Hana bisa mengatakan hal demikian. "Ma... maksud kamu apa?" tanya Alistie.

"Tentu kamu tau apa maksud dari ucapan aku."

"Aku gak jadiin Andre sebagai bahan buat bisa lupain Farhan." tegas Alistie.

Hana kembali terkekeh, sungguh Alistie tenyata masih saja bodoh seperti saat ia menceritakan kegilaan Farhan. "Al, dari tadi aku gak bilang kalo kamu jadiin Andre bahan buat bisa lupain Farhan."

Bibir Alistie bergetar, matanya menggenang ia sendiri membisu tidak bisa menjawab pernyataan yang Hana lemparkan kepadanya barusan.

"Diem? tolong! aku mohon jangan pernah mainin perasaan orang lain, aku ucapin selamat buat kamu kalo emang kamu udah bener-bener siap. tentu kamu tau gimana sakitnya di permainkan, jangan pernah lakuin hal itu sama orang lain." tegas Hana menyarankan.

"Han aku..."

"Bilang kalo kamu cinta sama, Andre. tolong bilang sama kamu kalo kamu nikahin dia bukan karna maksud lain!"

Alistie semakin tidak karuan, suhu tubuhnya meningkat secara drastis. matanya mengembun, sekali saja ia mengerjap air mata itu pasti akan segera mengalir dari pelupuknya. "Aku... maaf aku harua pergi," Alistie berlalu begitu saja, ia berlari dengan air mata yang berjatuhan. dalam batinnya ia bertanya-tanya. "Atas dasar apa gue mau nikah sama Andre?"

Ia merasa dirinya teramat sangat jahat, hanya melihat Andre yang bertanggung jawab dan terlihat tulus Alistie langsung mengiyakan ajakannya. tanpa berpikir bagaimana tentang perasaannya? apa pernikahan yang tidak didasari dengan cinta akan berjalan dengan sangat bahagia. Alistie menjerit, "Gue gak jahat!"

Alistie selalu mengatakan jika dirinya membenci Farhan, tetapi saat keduanya saling bertatapan Alistie tak kuasa menahan sakit hatinya. Apa sebenarnya yang gadis itu pikirkan? menggunakan Andre untuk membuat Farhan menyesal dan balas dendam, entah. Alistie tidak bisa mengenali dirinya sendiri, kecemasan dan keraguan seakan membuat Alistie tidak berdaya. Atau itu semua karna status dirinya yang sudah tidak suci?

Alistie terus mengetuk dirinya, tetesan demi tetesan air hujan membasahi tubuhnya, ia berjongkok disebuah trotoar jalanan kota. sungguh untuk kali ini ia sangat membenci dirinya, ia merasa sangat egois. jika sata pernikahan itu terjadi apa yang akan Alistie lakukan? apa seiring berjalannya waktu Alistie akan mencintai Andre. dan apa benar tidak ada maksud lain dari penerimaan Alistie tersebut.

"Kenapa ujan-ujanan?"

Alistie mendongak, entah mengapa pria jamgkung yang tidak lain adalah Andre selalu ada didekatnya. dan bahkan kali ini Andre memegang sebuah payung transfaran untuk melindungi wanitanya dari kucuran air hujan.

"Ka... kamu disini?" tanya Alistie, tentu Andre tidak akan menyadair jika Alistie sedang menangis saat itu.

"Aku disini karna kamu." ucap Andre tersenyum tipis, kemudian mengulurkan tangannya kepada Alistie.

"Ndre aku..."

"Aku gak mau calon istri aku sakit." ucap Andre tulus.

Entah kenapa pernyataan Andre malah membuat dirinya semakin tidak karuan, dan tak bisa menghentikan makian didalam batinnya kepada dirinya sendiri.

"Masuk mobil, disini dingin." seru pria jangkung itu menggenggam tanga Alistie dengan begitu erat.

Alistie melangkah bersama Andre, sorot matanya terus menatap pria tersebut intens. "Aku boleh tanya?" ucap Alistie.

"Kamu boleh tanya apapun kalo kitaudah sampe rumah." sahut Andre.

Alistie langsung menghentikan langkahnya membuat Andre keheranan.

"Kamu cinta atau cuma kasihan sama aku?"

Andre mengerutkan dahinya, ia melekatkan tatapannya dan memangkas jaraknya dengan Alistie. "Kenapa kamu tanya hal itu?" aahut Andre dingin.

"Karna emang alesan kamu mau nikahin aku cuma karna rasa bersalah!" pekik Alistie yang langsung membuat Andre tersadar jika gadis tersebut sedang menangis.

"Aku... aku cinta kamu." Meskipun masih terdengar gugup, tapi Andre berhasil mengatakan hal tersebut dihadapan Alistie, "Kamu puas?"

"Gimana kalo itu semua sebaliknya?"

Sungguh untuk kali ini ia tidak mengerti apa sebenarnya maksud dari pernyataan Alistie. pria itupun semakin mendalamkan lipatan didahinya dengan raut wajah dingin.

"Gimana kalo aku nerima kamu cuma karna terpaksa?" pekik Alistie histeris.

Tidak pernah terpikirkan oleh Andre sebelumnya, bawasannya ia hanya memperdulikan rasa bersalah dan ketertarikannya saja. tanpa Andre memikirkan apa Alistie memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak.

"Apa kamu mau balik lagi sama Farhan?" tanya Andre dingin.

"Ndre aku..."

"Jawab pertanyaan aku Alistie!" tegas Andre meninggikan suara.

Alistie menjerit, ia tak kuasa lagi menahannya. gadis itupun langasung memukul dada bidang Andre histeris. "Aku takut nyakitin kamu! aku gak yakin sam diri aku sendiri, gimana kalo kita gagal? sedangkan semua itu terjadi karna accident."

Andre menghela nafasnya, hal yang ia takutkan Alistie akan menjawab jika dirinya akan kembali pada Farhan. ternyata semua itu salah, Alistie hanya tidak yakin dengan dirinya sendiri dan takut jika dirinya akan membuat Andre sakit dan kecewa. peralahan Andre melingkarkan tangannya memeluk Alistie dan mendekapnya, ia bahkan mengelus punggung Alistie dan mencoba menenangkannya. "Tenangin diri kamu, aku percaya sama kamu kalo kamu gak bakal hianatin aku."

"Tapi kenyataannya rencana pernikahan kita terjadi karna suatu accident." ucap Alistie lirih.

"Ini bukan accident, aku percaya Tuhan yang udah rencanain pertemuan kita. terserah kamu mau anggep semua ini apa, yang jelas bagi aku, kamu itu anugrah."

Alistie pun merasa demikian, kenyamanan yang ia dapatkan saat berada didalam pelukan Andre. apa hal itu patut dikatakan cinta? sementara dirinya sendiri belum sepenuhnya yakin akan pernikahannya. "Aku ingin secepatnya jatuh cinta sama kamu, Ndre. kamu baik banget." batin Alistie