Kamu punya pengalaman unik bersama pasangan yang dingin? Katanya, bisa mengakibatkan pilek setiap hari, loh.
Duh, kalau hidung yang pilek boleh lah minum obat, tapi, kalau hati yang terus merasa terabaikan bagaimana?
Yuk, simak kisah Jedar (Jeje dan Darren) dalam menjalani kisah cintanya yang begitu menggemaskan.
Jika suka jangan lupa untuk like dan komen di setiap bab, saranghaeyo 💙
Jangan lupa untuk rate Bintang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melamar
Sesampainya di rumah, Jeje melihat Darren sudah duduk manis di kursi yang tersedia teras. Darren bangun dari duduknya saat melihat Jeje turun dari mobil Justin.
Justin pun melambaikan tangan padanya dan Darren terlihat datar.
"Kenapa kamu sama dia?" tanya Darren dan Jeje menjawab kalau kebetulan bertemu.
Kemudian, Jeje duduk di kursi, ia menanyakan urusannya dengan Rossi dan Darren menjawab kalau sudah selesai.
"Apa kalian kembali?" tanya Jeje, ia tak mau berharap atau berbesar hati, saat ini ia sudah pasrah jika akhirnya Darren mengatakan putus dengannya.
"Aku dan dia sudah selesai, aku belajar bertahan darimu, aku belajar memilih pun karenamu," jawab Darren.
"Maksud kamu?" tanya Jeje tak mengerti.
"Aku siap melamarmu," kata Darren dan Jeje merasa tak percaya, rasanya bagaikan ada di negeri dongeng, ia seorang Cinderella yang dilamar oleh Pangerannya.
Jeje terdiam dan Darren segera menanyakan siapa pria yang bersamanya.
"Dia Arsen," jawab Jeje singkat.
"Pacar kamu?" tanya Darren.
"Hebat sekali aku punya pacar sekaligus dua," jawab Jeje, "Dia menyukaiku, tapi, aku suka kamu," lanjut Jeje dengan malu-malu.
"Siapa dia? Anak orang kaya? Je, aku saran kan jangan memilih anak orang kaya dan seharusnya kamu bangga punya pacar kaya aku, walaupun anak orang kaya, aku selalu mau berusaha sendiri, tidak mengandalkan orang tua," ujar Darren.
"Katanya jangan pilih anak orang kaya, kan Mas Darren anak orang kaya, gimana dong?" tanya Jeje dan Darren terkekeh.
"Aku bisa kamu andalkan, Je!"
Jeje tersenyum dan kemudian ia bertanya, "Bagaimana perasaan kamu padaku, Mas?"
"Perasaan yang bagaimana?" tanya Darren dan Jeje menatapnya datar.
"Kalau bicara sama kamu harus jelas banget, ya, Mas?" tanya Jeje dan Darren mengiyakan.
"Astaga, kan aku malu kalau haru bertanya sejelas itu."
Lalu, Jeje pun mengulangi pertanyaannya. "Kamu cinta sama aku?"
Darren menjawab, "Iya."
"Iya apa?" tanya Jeje yang ingin mendengar kata cintanya.
"Iya, aku cinta kamu," jawab Darren dan Jeje tersipu, ia merona dan Darren menggenggam tangan Jeje.
"Aku merasa aneh," lirih Jeje dan Darren memperhatikannya, ia menatap wajah imut dan polosnya.
"Tidak ada yang aneh," kata Darren.
"Bukan itu, aku merasa kalau kita sebenarnya baru memulai hubungan yang sesungguhnya, kamu ingat, awal kita pacaran itu sangat unik, bukan kata cinta yang kamu ucapkan, melainkan menggunakan ku sebagai pelarian," ujar Jeje dan Darren menatapnya datar.
"Apa?" tanya Jeje dan Darren ingin mencubit pipinya gemas, tetapi, Darren menahannya dan hanya bisa menatap.
"Kamu cantik," jawab Darren dan Jeje pun melepaskan tangannya dari genggaman Darren, ia mengusap pipinya yang terasa panas.
Darren pun menertawakannya dan apakah ini akhir dari penantian Jeje. Jeje merasa senang karena Darren akhirnya sedikit hangat padanya.
Tetapi, Jeje tidak boleh melupakan kalau pacarnya adalah Mas-Mas dingin yang sewaktu-waktu dapat berubah.
Seperti saat ini, Jeje menanyakan apakah Darren sudah sampai dan Darren yang baru saja sampai di rumah Sam itu menjawab singkat, "Sudah."
Dan Jeje membatin, "Selalu singkat, ya, Mas?"
Lalu, Jeje mengucapkan selamat malam dan karena Darren akan bicara hal penting pada Sam, ia tak segera membuka ponselnya.
"Astaga, sekali dingin sepertinya akan tetap dingin," kata Jeje dalam hati.
****
Di rumah Sam, Darren baru saja meminta Sam untuk melemahkan Jeje dan Sam pun merasa senang karena akhirnya Darren sudah menetapkan pilihannya.
Dan Viona selalu mendukung Darren pada pilihannya walau Darren tidak memilih Rossi.
Keesokan harinya, di rumah Jeje, Darren dan keluarganya sudah ditunggu oleh Jeje dan Pak Somat.
Dan Pak Somat mempersilahkan semua orang untuk masuk, di dalam, Pak Somat menyuruh Jeje untuk mengambilkan minum untuk Sam dan Viona yang ia kira sebagai Kakak Darren.
"Mbak ini pasti Kakaknya Nak Darren, ya?" tanya Pak Somat seraya menatap Viona, lalu, tidak hanya itu, Pak Somat juga memuji balita yang ada di gendongan Darren itu sangat cantik, "Saya tidak menyangka Kak Darren mempunyai keponakan yang cantik," lanjutnya.
Dan Apa yang dikatakan oleh Pak Somat itu didengar oleh Jeje, Jeje pun merasa tidak enak hati, ia lupa memberi tahu pada ayahnya seperti apa keluarga Darren.
Dan Sam yang mendengar itu tertawa, kemudian, ia mengenalkan Viona, "Kenalkan, wanita cantik ini istri saya, ibu sambung Darren dan anak kecil ini adik Darren, dia sangat lengket dengan Kakaknya."
Mendengar itu Pak Somat pun menjadi tidak enak hati dan meminta maaf.
"Tidak apa, bukan hanya anda saja yang mengira seperti itu," kata Sam.
****
Sementara itu, di luar rumah ada Rossi, Rossi datang karena perintah dari Sarah untuk mengirim makan malam pada Pak RT.
Rossi yang melihat kendaraan di depan rumah Jeje itu mengenalinya dan Rossi memilih untuk mengantarkannya melalui pintu belakang.
"Je! Assalamu'alaikum," seru Rossi dan Jeje pun segera melihat kebelakang.
"Kamu, ada apa?" tanya Jeje seraya menatap Rossi.
"Aku disuruh antarkan ini," jawab Rossi seraya menunjukkan apa yang dibawanya, Sarah mengirim ayam guling untuk Pak Somat dan putrinya.
"Kenapa kamu repot-repot, bilang Mama kamu untuk tidak serepot ini," kata Jeje seraya menerimanya.
"Mamaku seperti itu jika menyukai seseorang dan beruntung kali ini Mama ku dapat beli bukan hasil masakan sendiri," ujar Rossi.
"Memangnya kenapa?" tanya Jeje, ia berpikir kalau hasil masakannya pasti tidak enak.
Dan benar saja, Rossi mengatakan kalau Sarah tidak pandai memasak, hasil masakannya akan selalu terasa aneh.
Jeje yang mendengarkan itu menatapnya datar, ia berharap kalau Rossi akan segera pergi karena Jeje ingin segera kembali bergabung ke depan.
Dan karena lama, Darren menyusulnya ke belakang dan Darren melihat Rossi.
"Maaf aku mengganggu," kata Rossi yang kemudian pergi dari rumah Jeje.
Rossi menyembunyikan rasa cemburunya, sesampainya di rumah, Rossi tersenyum pada Sarah, ia mengatakan kalau akan bersiap karena harus mengajar.
Sarah pun mengiyakan dan mengatakan kalau akan ke salon bersama.
sementara itu, sebelum bersiap, Rossi menangis, ia menjatuhkan dirinya di ranjang.
"Apa aku siap menjadi saudari tirinya, melihat mereka bahagia bersama?" tanyanya dalam hati.
"Tapi aku tidak tega pada Mama, dia juga membutuhkan pasangan, aku tidak boleh egois," kata Rossi dalam hati, lalu, Rossi pun bangun dari berbaringnya dan seger bersiap.
****
Di rumah Jeje, ia menerima lamaran Darren, tetapi, Pak RT meminta waktu pada keluarga Darren.
Pak RT merasa terlalu singkat atas hubungan keduanya dan Sam pun mengerti.
"Kalau saya setuju saja, tapi, bagaimana dengan Darren, apa dia bisa menunggu," kata Sam seraya menatap putranya.
Dan sekarang, semua orang menatap Darren.
Darren pun menjawab dengan mengangguk.
Sekarang, Darren memberikan cincinnya pada Jeje, ia memakaikannya di jari manisnya.
Dan Jeje pun tersenyum.
Bersambung..
Sampaikah hubungan keduanya ke pelaminan?
Ilihhh aki" menganggu aja .. orang yg mau merasakan gejolak yg selama setahun lebih ngk dirasakan....
sabar. derren tuh Jeje udah kasih kode bt nanti malamm pasti di servis dg Baik dahh😂😂😂😂
lahhh udah tamat .... blm puas sihh episode derren Jeje tp ... ok lahhh..semangat berkarya Othorrrr....❤️❤️❤️❤️