NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Pak Jo

“Al siapin bak buat jantannya sama kasih daun ketapang di atasnya” Seru Fikri

Aldi mengangguk menyiapkan untuk menjodohkan calon indukan ikan, kegiatan ini rutin dilakukan untuk menambah jumlah ikan di peternakan Fikri. Ikan yang dikawinkan berbagai jenis sesuai dengan permintaan pasar yang banyak, ikan cupang jenis dumbo ear saat ini sangat digemari sehingga permintaannya melonjak. Setelah selesai menyiapkan bak untuk perkawinan Aldi berisitirahat sejenak di kursi sembari menyalakan sebatang rokok sedikit bersantai.

Benaknya tak dapat diam khawatir dukun tersebut bergerak lebih beringas karena dendam kepada dirinya. Kejadian kemarin mengingatkannya bahwa secara tak sengaja ia mampu menyembuhkan kesurupan tanpa komat-kamit membaca mantra. Kini dirinya perlu lebih waspada karena masalah ini akan semakin keruh, tapi Aldi juga semakin mantap untuk menghadapi dukun tersebut karena kini tekadnya sudah kuat setelah memahami kemampuan dirinya sendiri.

***

Suatu malam di sebuah ruangan yang berisi segala jenis sesaji, ubo rampe tersaji di atas tampah. Dupa serta menyan dibakar bersamaan menimbulkan aroma yang menusuk hidung. Asapnya naik meliuk-liuk seperti sedang menari. Seonggok bangkai ayam cemani yang terpenggal lehernya tergeletak tak berguna di tengah-tengah sesaji. Darah hitamnya yang tumpah ruah mengalir dari lehernya menggenangi seluruh tampah.

Di depannya ada seorang pria tua duduk bersila, mulutnya berkomat-kamit membaca sebuah mantra sambil memejamkan mata. Dengan satu hentakan tangan asap dari dupa dan kemenyan mengepul membentuk bulatan di tengah-tengah merubah warnanya dari abu menjadi kehitaman. Asap hitam melesat menabrak tampah dan sekejap menghilang tanpa bekas bersamaan dengan darah hitam yang menghilang tanpa bekas. Dukun tersebut tersenyum menandakan ritual berhasil.

***

Setelah beberapa hari kejadian kesurupan massal kini sekolah sedang mengadakan lomba menyambut hari kemerdekaan, berbagai jenis lomba seperti balap karung, karaoke, tarik tambang dan masih banyak lagi diselenggarakan oleh sekolah. Aldi awalnya akan ikut tarik tambang tapi pasukan dari kelasnya sudah mencukupi, kini ia hanya bersantai bersama teman sekelasnya sembari menonton lomba dari samping lapangan.

“Al, ikut saya bentar yuk!” Seru Pak Jo sembari menepuk pundak

“Oh iya pak” Balas yang Aldi reflek berdiri

Aldi dan wali kelasnya berjalan menyusuri koridor menuju ke ruang guru, sekelilingnya banyak sosok berkeliaran dengan berbagai macam bentuk mengerikan akan tetapi mereka sama sekali tidak menganggu manusia yang ada di sini. Mereka seperti sudah memiliki kesibukannya masing-masing sampai tak perlu mengganggu manusia.

Sampai ke ruang guru Pak Jo langsung mengajak Aldi berjalan ke ruang kepala sekolah. Pak Jo mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh pak Hasan kini mereka duduk bertiga.

“Jadi begini Al, bapak mau minta tolong lagi boleh?” Tanya Pak Hasan membuka obrolan

Aldi mengangguk mantap

“Minggu depan murid kelas 10 ada kegiatan perjusa (Perkemahan jum’at malam sabtu) kira-kira kamu bisa bantu hadir?” Tanya pak Hasan sambil menyodorkan air mineral ke Aldi

“Kenapa saya harus hadir pak?” Balas Aldi sedikit bingung

Wajar ia sedikit bingung, perjusa memang kegiatan rutin yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas 10 sebagai salah satu syarat untuk naik kelas. Aldi pernah mengikutinya sewaktu kelas 10 dulu tapi kini dirinya sudah kelas 12.

“Saya sebagai pembina sekaligus penanggungjawab butuh bantuan kamu nak, saya khawatir ada kejadian kayak kemarin nak” Ungkap Pak Jo

Aldi menyanggupinya karena merasa tidak enak untuk menolak Pak Jo wali kelasnya. Pak Jo juga berjanji akan menemani dan menjadi teman ngobrol Aldi agar tidak sepi. Ia juga ingat bahwa dukun itu sepertinya tak akan menyerah begitu saja.

Aldi kembali berkumpul dengan teman-temannya menonton lomba.

“Al, kamu ikut lomba makan kerupuk yo!” Seru Agil ketua kelasnya

“Baru aja duduk udah disuruh aja” Aldi berdecih

“Hala tinggal duduk terus makan, ndak perlu menang yang penting ikut biar ndak didenda” Balas Agil sambil melayangkan senyum sok polos

Jika ketuanya yang menyuruh maka ia tak bisa menolak karena Agil merupakan anak yang baik dan ia menganggap figur seorang ketua kelas yang mengayomi anggotanya memang cocok untuk dirinya.

Kini gilirannya untuk mengikuti lomba, ia duduk di kursi yang telah sediakan, kerupuk yang telah digantungkan di depannya sudah siap untuk disantap.

Perlombaan dimulai namun Aldi tetap santai, sorak suara ramai menyemangati teman masing-masing. Ia juga mendapat semangat penuh dari teman sekelasnya. Setelah mendapat sepiring nasi pecel yang dibawakan oleh Ilham kini Aldi mulai makan.

Sorak tawa percah melihat Aldi membawa piring. Aldi benar-benar makan sepiring nasi pecel ditemani kerupuk yang menggantung. Ia tak terburu-buru karena memang tak ada keinginan untuk menang. Alhasil ia kalah namun perutnya kini kenyang, para penonton juga bersorak untuk Aldi

Bagi sebagian orang nasi pecel ditambah kerupuk merupakan kombo kenikmatan.

***

Langit menunjukkan digdayanya lewat warna oranye yang menyelimuti. Suara adzan maghrib berkumandang dari masjid. Setelah mandi dan menyelesaikan kewajibannya sebagai umat muslim kini Aldi bersiap untuk berangkat. Setelan celana jeans biru gelap dipadukan dengan kaos hitam ditambah jaket trucker berwarna coklat Aldi siap berangkat menghadiri kegiatan perjusa.

“Mau kemana malam-malam le?” Tanya ibunya

“Mau ke sekolah bu disuruh sama Pak Jo bantu-bantu” Jawabnya sembari memakai sneakers hitam dengan tali berwarna putih.

Aldi mencium tangan ibunya dengan khidmat lalu berangkat. Untungnya selama ini ibunya membebaskan dirinya melakukan apapun selama dirinya mengerti batasan. Aldi dengan mudah mendapat izin dari ibunya karena ia bukanlah tipe anak yang sering buat masalah membuat ibunya santai saja saat Aldi minta izin pergi kemanapun.

Sesampainya di sekolah Aldi dicegat di gerbang depan oleh 2 laki-laki dan 1 perempuan yang menggunakan seragam pramuka.

“Mau kemana mas?” Tanya salah satu laki-laki yang diketahui bernama Hikmal dari nama di seragamnya.

“Aku disuruh Pak Jo kesini, Pak Jo udah datang?” Balas Aldi santai

“Pak Jo ndak ada silahkan pergi!” Hikmal membalas dengan ketus.

Aldi bingung apa yang salah dari dirinya, ia melihat kedua teman Hikmal juga kompak kebingungan mendengar jawaban Hikmal.

“Aku ada urusan dengan Pak Jo, beliau yang minta aku kesini” Ucap Aldi tenang namun tegas dengan sedikit penekanan.

“Dibilang Pak Jo ndak ada kok ngeyel!” Bentak Hikmal sambil mendorong motor Aldi dengan kasar

Aldi hampir terjatuh karena dorongan tersebut. Tenang dan tegas ternyata tidak berguna untuk menghadapi bocah puber yang entah kenapa menatapnya dengan  kebencian.

“Jancok!”

Tersulut emosi Aldi melayangkan sebuah tendangan yang mendarat sempurna di bagian ulu hati membuat Hikmal tersungkur kesakitan. Kerah seragam Hikmal ditarik, Aldi kembali menantangnya namun kedua teman Hikmal segera memisahkannya.

“Udah aku bilang ada urusan sama Pak Jo, aku ndak ada urusan sama kalian!” Ucapnya kembali tenang.

Tiba-tiba Ines datang bersama beberapa temannya yang sama-sama mengenakan seragam pramuka lengkap karena mendengar keributan di gerbang.

“Loh kak Aldi, ada apa kesini kak?” Tanya Ines kaget

“Aku disuruh Pak Jo kesini, Pak Jo ada?” Balasnya

“Ada kak, silahkan masuk. Pak Jo ada di ruang guru” Balas Ines seraya mengkode teman-temannya untuk membuka gerbang.

Ditemani Ines Aldi menuntun motornya ke parkiran

“Kamu kok ada di sini nes?”

“Aku Dewan Ambalan kak, jadi aku yang buat acara sama temen-temen” Balasnya dengan senyum manis

“Oala, itu tadi siapa?” Tanyanya santai

“Itu Hikmal kak, dia emang suka begitu. Dia suka cari gara-gara, kemarin anak kelas 10 aja ditantang berantem cuma gara-gara hal sepele” Jawab Ines berapi-api karena juga kesal pada sikap Hikmal.

Aldi tersenyum simpul, dalam benaknya ia senang karena Ines secara tidak langsung membela dirinya. Setelah memarkirkan motor, mereka langsung masuk ke ruang guru yang sudah ditunggu oleh pak Jo.

“Udah lama pak?” Tanyanya sambil mencium tangan Pak Jo

“Aman bro” Balas Pak Jo santai

Pak Jo memang mudah akrab terutama ke murid laki-laki, karena dirinya berprinsip bahwa menjadi guru yang dihormati siswa tidak harus galak, melainkan ramah dan mengerti kondisi para muridnya. Para siswa nakal sekalipun menaruh respect yang besar jika ada Pak Jo

“Bawa rokok Al?” Tanya Pak Jo santai

Sejenak Aldi diam terpaku, ternyata beliau sudah mengetahui bahwa dirinya sudah mulai merokok.

“N-nggak pak” Jawab Aldi kikuk

“Bawa ini buat temen ngopi, saya tadi beli 2” Balas Pak Jo seraya memberikan sebungkus rokok.

Aldi melongo keheranan tak hentinya ia dibuat terkejut oleh Pak Jo yang sangat santai seperti ini. Memang tidak bisa dibenarkan guru memberi rokok kepada siswanya, namun Pak Jo mempunyai prinsip yang berbeda.

“Terimakasih Pak” Aldi menerimanya bingung tapi dalam benaknya kegirangan

Ines yang menyaksikan hanya bisa melongo terkejut tak bisa berkata apa-apa

“Tenang aja, sekarang bukan jam sekolah dan kamu kesini sekarang bukan sebagai murid” Ucap Pak Jo sembari memberinya segelas kopi hitam panas.

Aldi mulai memahami karakter Pak Jo yang memang sangat santai, namun ia bingung dengan maksud Pak Jo yang multitafsir. Mereka berjalan menyusuri sekolah menuju ke kelas belakang dekat gudang, kelas ini adalah kelasnya dulu saat kelas 10. Di dalam sudah disambut dengan para Dewan Ambalan yang sudah berdandan layaknya hantu  ada yang menyerupai kuntilanak, pocong bahkan tuyul tapi percayalah bentuk mereka tidak ada apa-apanya dibanding makhluk aslinya.

1
Ham
semoga bisa update terus
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!