"aahh teriak Mila, ampun jin penunggu kebun teh, saya tidak sengaja.
Biarkan saya pergi jin, saya gadis biasa tidak pantas jin jadikan istri.
"kata-kata Mila membuat Andrean ingin tertawa, lelaki tampan itu sekuat tenaga menahan tawa nya.
"Jan jin, Jan jin" sembarangan saja kalau ngomong.
ini saya guru kamu, ngapain kamu masih gelap lari-lari di jalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ijab qobul
Ke esokan hari nya di rumah pak Hasan.
Seluruh keluarga sama kerabat pak Hasan sudah berkumpul.
Rumah pak Hasan sudah di dekorasi sebagus mungkin.
Para undangan sudah memenuhi pekarangan rumah pak Hasan
Safira di dalam kamar sudah menggunakan gaun pernikahan nya yang berwarna putih.
Hiasan di wajah safira menjadikan gadis itu lebih cantik dari sebelum nya.
Mila setia menemani sahabatnya, dari masih sekolah sampai mau menikah Mila masih menemani Safira.
"Mil apa aku batalin saja ya, "pernikahan nya." ucap Safira asal.
"Jangan gila Fira, "semua sudah kumpul tamu undangan juga sudah datang, "kamu tega ninggalin acara sakral ini."
"Aku takut mil, "aku belum siap harus menjalin rumah tangga, "sama lelaki lebih tua dari aku."
"Ini waktu nya ijab Qabul Fira, "jangan mikir yang aneh-aneh, "semua sudah di persiapkan, "kamu enggak kasian sama orang tua kamu, "kalau pernikahan nya di batalkan."
Ucap Mila mencoba menasehati sahabat nya.
Mila menggenggam tangan safira yang gemetaran.
"Ya ampun Safira tangan kamu, "sampe dingin begini."
"Kamu duduk dulu Fira, "biar aku ambilkan minum dulu."
Mila keluar dari kamar Safira, mau mengambilkan minum untuk sahabat nya.
Dengan langkah tergesa-gesa nya, Mila mengambil satu gelas air yang berada di meja.
Setelah mengambil air, Mila kembali masuk kedalam kamar Safira.
"Ini kamu minum dulu, "tenangin diri kamu Safira.
Safira meraih gelas yang Mila ulurkan, gadis cantik itu meminum air nya dengan satu kali tegukan.
"Kamu haus Fira." tanya Mila.
"He he iya mil." jawab safira.
"Mau aku ambilin lagi." tanya Mila.
"Aku mau makan laper mil, "boleh enggak ambilin aku makanan."
"Jadi kamu gemeteran, bukan karna takut Safira, "tapi karna laper."
"Salah satunya itu mil." jawab safira.
"Jadi temen nyusahin banget sih Fira." setelah mengucapkan itu Mila keluar lagi dari kamar sahabat nya.
"Ada apa mil, "kok buru-buru jalan nya." tanya bu Miranti.
"Eh ibu ngagetin aja, "mau cari makanan bu untuk Safira." jawab Mila.
"Itu di meja dapur ada banyak makanan, "kamu ambil saja, "sekalian kamu juga makan mil."
"Oh iya bu terimakasih."
"Ya sudah ibu mau kedepan lagi, "bilangin sama Safira cepat keluar, "sebentar lagi acara nya di mulai."
"Baik bu nanti Mila sampaikan."
Ibu Miranti kembali kedepan menyambut para tamu undangan.
...****************...
Di vila Radit sudah selesai dengan persiapan nya.
Lelaki bertubuh tinggi yang tidak memiliki lemak di bagian perut nya.
Terlihat sangat tampan dengan memakai pakaian pengantin.
Radit mengenakan celana katun hitam, kemeja putih di padukan dengan jas berwarna hitam juga.
"Dit sudah selesai belum, "acaranya sebentar lagi." ucap mamah Maureen di balik pintu kamar Radit.
"Sebentar lagi mah." jawab Radit dari dalam.
"Ya sudah mamah tunggu di depan."
Mamah Maureen melangkah berjalan keluar vila, pak Mahendra sudah duduk menunggu anak nya di luar vila.
"Mah, Radit sudah selesai belum." tanya pak Mahendra.
"Kata nya sebentar lagi pah." jawab Maureen.
Tidak lama mobil Excel menepi di depan vila sahabat nya.
Excel turun dari mobil bersama dua gadis cantik nya.
Lelaki tampan yang satu ini di dampingi dua gadis cantik sekaligus membuat mamah Maureen terkejut.
"Pah siapa itu istri nya sampe dua begitu." tanya mamah Maureen.
"Itu temen nya Radit mah."
"Selamat pagi pak Mahendra, pagi ibu Mahendra." ucap Excel menyapa, kedua pasangan parubaya itu.
"Pagi nak." jawab mamah Maureen.
"Kenalin ini adik saya, "sama istri saya."
Kedua gadis cantik itu, mencium punggung tangan mamah Maureen.
"Masya Allah cantik-cantik semua." ucap mamah Maureen sambil mengusap pipi kedua gadis cantik itu.
"Panggil saja Tante Maureen nak, jangan ibu Mahendra." ucap mamah Maureen lembut.
"Saya Azizah Tante." jawab Zizi.
"Saya Ervina Tante." ucap Ervina.
"Kalian gadis yang cantik, "nanti main kerumah Tante ya." ucap mamah Maureen.
"Insyaallah Tante." jawab Zizi.
Tidak lama terdengar langkah kaki, Radit keluar mendekati orang tuanya serta sahabat nya.
"Calon pengantin kita sudah siap pergi." ucap Excel menggoda.
"Cel kok gue gugup begini ya." ucap Radit.
Excel menepuk pundak Radit sahabat nya, puk puk.
"Rileks dit, "semoga berjalan dengan lancar." ucap Excel.
"Tunggu cel, "ini adik loe yang dulu pipis di celana gue kan." ucap Radit sambil menatap Ervina.
Ucapan Radit membuat Ervina malu.
"Iya dit itu Ervina kecil mu." jawab Excel.
"Ya ampun sudah besar dan cantik ya." ucap Radit.
Radit mendekati Ervina, lelaki tampan itu mencubit pipi Ervina pelan.
"Aw, "Kaka ih sakit." Ervina meringis.
"Enggak ka Radit, "enggak ka Excel sama saja, "nyebelin." ucap Ervina sambil memajukan bibir nya.
"Kaka inget betul waktu kamu, "masih berusia 4 tahun Vi."
"Kaka Radit nanti kalau Ervina sudah besar, "Ervina mau jadi pacar Kaka ganteng." ucap Radit mengingatkan Ervina.
"Ih Kaka itu kan masa lalu, "sudah jangan di bahas."
"Ervina jadi malu ka Radit."
"Mau dong Vi di panggil Kaka ganteng lagi." ucap Radit menggoda.
Semua nya tertawa melihat wajah masam nya Ervina.
"Sudah dit, "kasian gadis cantik ini." ucap mamah Maureen sambil mengusap rambut Ervina.
"Ayo sayang kita jalan sekarang, "calon istri kamu pasti sudah menunggu."
Semua nya menaiki mobil nya masing-masing.
Sekitar 10 menit mobil Radit sampai di lahan kosong di samping rumah pak Hasan.
Di dalam kamar Safira mendengar MC mengatakan mempelai pria sudah berada di rumah pak Hasan.
"Akhir nya yang kita tunggu sudah datang." ucap seorang pembawa acara.
"Mari bapak ibu silahkan duduk, di tempat yang sudah kami persiapkan." ucap MC.
Pak Hasan menyambut calon menantu nya.
"Silahkan duduk nak, "pak penghulu sudah menunggu." ucap pak Hasan.
Radit mengikuti langkah calon mertua nya, lelaki tampan itu duduk tepat di depan penghulu.
"Pak maaf calon pengantin perempuan nya di mana." tanya Radit polos.
"Tenang nak Radit, "calon nya masih berada di dalam, "setelah akad di langsungkan baru pengantin perempuan nya di bawa keluar." ucap pak Hasan menjelaskan.
Raditya mengangguk paham, apa yang di maksud calon ayah mertua nya.
"Mas Raditya, apa mas sudah siap." tanya bapak penghulu.
"Saya sudah siap lahir dan batin pak." ucap Radit di depan microphone yang di ulurkan pak penghulu.
Membuat semua yang hadir di acara tertawa lucu, begitu juga dengan Safira sama Mila yang berada di dalam kamar geli dengan ucapan Raditya, membuat kedua gadis itu tidak bisa menahan tawa nya.
"Dit sabar dit." ucap Excel berbisik di telinga sahabat nya.
Setelah itu Radit menjabat tangan pak penghulu, satu kali hentakan ijab Qobul pun terucap begitu lancar, tidak ada pengulangan ijab Qobul.
Alhamdulillah
Semua keluarga mengucapkan syukur atas kelancaran ijab Qobul yang Radit ucapkan.
Mila menggandeng Safira berjalan keluar, kedua gadis cantik itu membuat semua pangling.
Mila tidak kalah cantik nya dengan pengantin perempuan, Andrean yang baru datang terpaku melihat Mila lebih cantik dari sebelum nya.
Mila mengantar sahabat nya sampai ke pelaminan, setelah di pelaminan Mila meninggalkan Safira bersama suami nya.
Kedua mempelai mengadakan sesi pemotretan di atas pelaminan.
"Dek Safira, "tolong cium punggung tangan suami nya ya, "jangan malu-malu dek."
"Mas Raditya cium kening istri nya." ucap fotografer.
Safira melotot ke arah suami nya.
"Jangan melototi saya, "saya sudah jadi suami kamu." ucap Radit pelan.
Kedua nya berfoto sesuai arahan dari fotografer.
Azizah tidak sengaja melihat Kaka laki-laki nya berdiri tepat di samping Mila.
Tidak banyak berpikir Azizah melangkah ke arah Kaka laki-laki nya.
"Ka Andre." ucap Azizah.
"Azizah, "ini bener kamu zi."
Azizah mengangguk, kedua nya saling peluk.
Mila Marasa cemburu dan pergi meninggalkan kedua nya.
"Tadi ngajak aku jalan, "eh belum lama berpelukan sama perempuan lain, "dasar playboy." ucap Mila dalam hati.
Mila mengambil segelas air jeruk.
"Kaka kemana saja Zizi kangen, "Kaka pulang ya." ucap Zizi.
Excel melihat istri nya memeluk pria lain merasa sesak di dada nya.
Excel mengepalkan tangan nya.
"Kaka ada zi di sini, "Kaka belum bisa pulang."
"Kamu di sini sama siapa zi." tanya Andrean.
Zizi belum sempat menjawab pertanyaan Kaka nya, Excel menarik Andrean lebih dulu.
"Ngapain loe peluk istri orang bajingan." ucap Excel marah.
"Mas Excel." panggil Azizah lembut.
"Oh jadi kamu orang nya, "suami dari adik saya."
Ucapan Andrean membuat Excel terdiam.
"Eh ini Kaka laki-laki Azizah ya." tanya Excel.
"Maaf Ka saya kira Kaka itu." Excel tidak bisa meneruskan ucapan nya.
"Sudah jangan kaku, "saya Andrean panggil saja Andre."
"Iya ka Andre." ujar Excel malu sudah salah mengira.
Azizah sudah ketakutan, suami nya akan marah dan memukuli Kaka nya.
"Zi sini duduk, "Kaka mau bicara."
Azizah duduk di samping Kaka nya.
"Kamu juga ngapain di situ, "duduk sini." ucap Andre.
Excel pun ikut duduk di samping istrinya.
"Kalian berdua kenapa bisa menikah, "apa Abhi yang maksa kalian untuk menikah."
"Sebenernya Abhi hanya berlebihan saja ka, "suami Zizi cuma nganter pulang saja, "eh kami malah di suruh menikah."
"Dasar Abhi, "makanya Kaka enggak mau pulang, "Abhi memaksa Kaka terus, untuk menikahi anak nya pak ustadz di pondok.''
"Terus kapan Kaka mau pulang " tanya Zizi.
"Kaka akan pulang, "kalau sudah bertemu sama gadis impian Kaka."
Di tengah obrolan Kaka beradik yang baru ketemu itu, ponsel Excel berdering.
"Ka maaf saya angkat telepon dulu."
Andrean mengangguk.
Excel melangkah meninggalkan ke dua Kaka beradik yang baru bertemu.
"Apa sel." tanya Excel di balik telepon.
"Gue ke jebak macet, "seperti nya gue telat cel." jawab Marsel.
"Sudah tidak apa-apa, "loe hati-hati di jalan sel, "oh iya loe sama siapa."
"Gue sama Sonia cel." jawab Marsel.
"Ya sudah gue tunggu di sini."
Sambungan telepon terputus.
Excel kembali ke tempat di mana istri nya duduk.
"Kaka kamu ke mana zi." tanya Excel.
"Kaka ada urusan kata nya mas."
Andrean melihat mila sedang berbicara dengan salah satu murid nya.
Membuat lelaki tampan itu merasakan cemburu, Mila berbicara dengan Farhan.
"Apa yang mereka bicarakan, "sampai Mila tidak henti-hentinya tertawa." Andrean membatin.
"Ehem." Suara deheman membuat kedua nya terdiam.
"Kalian ngapain berduaan di sini." tanya pak Andre.
"Saya mau berduaan atau berempat, "itu bukan urusan bapak." ucap Mila penuh keberanian.
"Saya cuma nanya, "kenapa kamu seperti enggak suka saya tanya Mila."
Mila hendak pergi tapi tangan nya di pegang pak Andre.
"Tunggu saya mau bicara."
"Mau bicara ya bicara saja pak, "enggak harus bilang-bilang juga."
Farhan merasa tidak enak hati sama guru nya.
"Ya sudah mil aku mau ngucapin selamat dulu sama Safira." ucap Farhan sambil melangkah meninggalkan kan guru dan sahabat nya.
"Dia siapa kamu." tanya pak Andrean dengan suara tegas nya.
"Bukan urusan bapak, "dia siapa."
"Saya nanya serius Mila."
"Saya juga serius pak guru yang terhormat."
"Sekarang kamu ikut saya."
"Saya enggak mau pak." jawab Mila.
Tapi pak Andrean tidak mendengarkan ucapan Mila, pak Andrean menarik tangan Mila secara paksa.
"Pak lepasin, saya mau di bawa kemana."
"Kamu cukup menuruti ucapan saya Mila."
"Saya tidak mau." Mila berontak menolak ajakan pak Andrean.
"Saya tidak menerima penolakan dari kamu Mila."
"Saya tidak peduli pak."
"Kamu keras kepala banget sih."
"Bodo amat." ucap Mila kesal.
Mau tidak mau Mila mengikuti ajakan pak guru tampan.
Di tengah kebun teh yang indah, pak guru tampan itu berhenti.
"Mau apa bapak ngajak saya ke tempat ini, "bapa mau modus in saya ya." tuduh Mila.
"Dengerin saya dulu, "lelaki yang tadi siapa."
"Bukan urusan bapak."
"Saya nanya serius Mila, "dia pacar kamu." tanya Andrean.
"Kalau iya bapak mau apa."
"Saya mau kamu putuskan dia, "dan menikah dengan saya." ucap pak guru tampan.
Ucapan pak guru membuat Mila menelan ludah nya susah payah.
"Kalau saya tidak mau, "bapak mau apa."
"Saya akan tetap menikahi kamu Mila."
"Ternyata bapak selain galak, "bapak juga pemaksa ya dan keras kepala."
"Saya tidak meminta kamu untuk berkata seperti itu."
"Yang saya mau, "kamu mau enggak menikah sama saya."
"Jawaban nya tidak." Mila melangkah meninggalkan pak guru tampan.
"Saya akan tetap melamar kamu Mila."
"Terserah bapak saja." ucap Mila sambil berlari.
Andrean tidak kembali ketempat acara pernikahan murid nya.
Pak guru tampan pulang ke villa, Andrean mau mempersiapkan acara lamaran nya.
Pak guru pikir mumpung adik nya ada di puncak, Azizah bisa menemani Kaka nya melamar Mila.