Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
" udah. baru Jadian semalam"
Aris nampak kecewa, kepalanya menyandarkan di pintu loker, menghadap Hilda.
" kamu kok tega sih jadian sama cowok lain, patah hati loh aku"
"abisnya kakak gak ngasih kepastian. jadi Hilda terima aja teman sekelas Hilda" ucap Hilda.
Hehe. mana mungkin seorang Aris memberikan kepastian secepat itu pada selirnya. tiba-tiba Aris merasa dadanya diremas lagi, Iya lantas menoleh dan mendapati Miya berjalan melewatinya bak robot buatan Jepang. bola matanya tidak bergerak sedikitpun. Gadis itu gadis terkaku yang pernah Aris temui.
" tadinya kakak mau nunggu waktu yang tepat. tapi ya sudahlah. semoga langgeng ya" Aris tersenyum sedih, membelai pipi Hilda kemudian pergi meninggalkan gadis itu.
Iya tersenyum ketika Hilda merasa tak enak hati. kemampuan manipulatifnya memang Tidak diragukan lagi.
Berhubung Aris ingin tahu soal Miya lebih dalam, Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui rumah gadis itu, jadi dia akan pura-pura mengantar Miya pulang.
di parkiran sekolah, Aris melihat Akmal menatap nanar ke arah Adnan yang pulang bersama Reina. lelaki itu merangkul pundak sahabatnya.
" makanya, kalau suka itu ngomong, jadi keduluan orang, kan" Aris ketawa mengejek, setelah itu naik motornya. Tibanya di gerbang, Aris berhenti. Entah kenapa dadanya jadi agak sedikit ngilu setiap kali berdekatan dengan Miya.
"Miya, Kamu dijemput?"
Miya hanya menoleh sekilas.
" pulang sama aku aja mau nggak? aku bawa helm 2 nih"
Miya menggeleng.
Buset, Nih cewek gak tahu caranya gunain mulut, ya?
"Ayo, nggak apa-apa, nggak aku suruh bayar bensin kok. hehehe canda bensin. Ini ambil. aku antar pulang"
Sekali lagi Miya menggeleng. senyum di wajah Aris langsung pudar sedih, ternyata begini rasanya di tolak berkali-kali.
Tak berselang lama, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan mereka. sang sopir membukakan pintu untuk Maya, setelah Maya masuk, mobil melaju dengan mulus.
Aris melongo, antar takjub dengen mobil yang di pakai menjemput Miya, dan sikap acuh Miya padanya.
Tiba-tiba sebuah motor berhenti di samping Aris, si pengendara menepuk pundaknya.
" mangkanya kalau suka jangan ngegas banget, jadi ilfil, kan " tawa Akmal menggelegar, kemudiannya pergi dengan cepet.
" BACOT!! "
Aris sampai di komplek perumahan orang-orang elit, kompleks high class di kotanya.
Rasa penasaran dan ego tak ingin di tolak, menuntutnya sampai kesini lewat jalur menguntit mobil Miya.
Namun di halang oleh satpam komplek saat akan masuk. Anjay sekali. padahal kalau di komplek nya, siapa saja bisa masuk, terlebih lagi anak anak sekolah sepertinya. Asal tidak terlihat mencurigakan.
Aris harus berdebat dengan tiga satpam di sana agar bisa masuk. akhirnya setelah meyakinkan mereka dengan menunjukkan identitas dan posisi papanya sebagai direktur utama di perusahaan turun temurun milik keluarga Abraham, Aris pun di perbolehkan masuk.
" mau masuk aja responnya kayak kehidupan Adnan. bagaimana nanti kalau mau Apelin Miya, kan jadi Meles sebelum jadian" dumel Aris, belum apa-apa sudah memikirkan masa depannya bersama Miya.
Gara-gara prosedur masuk yang cukup membebani, Aris jadi ketinggalan mobil Miya. bagaimana ini?
Omong-omong semua rumah di sini luar biasa mewah, Rata-rata memiliki 3 sampai 4 lantai. jarak dari satu rumah ke rumah yang lain, luasnya mintak ampun.
Gokil! ternyata Miya the real anak Sultan. gue doang mah gak ada apa-apanya kalau di bandingkan sama dia. ibarat xiomi dan Ipon.
seketika Aris merasa minder. Ia jadi berprasangka buruk, apa jangan-jangan karena Miya anak Sultan makanya dia tidak mau didekati Aris yang tidak selevel dengannya?
Sangking fokusnya mengagumi rumah-rumah yang mirip seperti rumah Mansion para mafia di novel-novel, Aris sampai lupa tujuan awalnya datang kesini dia berhenti untuk memprediksi di mana rumah Miya.
Melihat ada nenek-nenek bungkuk yang berdiri di pinggir jalan rumah sana, Aris pun mendatanginya. nenek itu memakai baju kebaya jaman dulu, warna hitam motif bunga-bunga putih, bawahannya kain jarik yang sudah lusuh. rambutnya di sanggul berantakan. wajah keriputnya terlihat sangat kelelahan.
Aris kasihan melihatnya.
dimana Anak dan menantunya, apa nenek ini dibuang, atau justru orang gila?
" permisi, nek. numpang tanya? "
Nenek itu menoleh kaku, tatapannya kosongnya membuat tekuk Aris merinding.
Deg!
Eh, bukan hantu kan? mana mungkin ada hantu di siang bolong begini.
" cucu nenek di mana? "
" eh? "Aris melongo.
" cucu nenek siapa? " dia refleks mengikuti nenek itu melihat sekeliling dengan mata menyipit ke terik matahari.
" cucu nenek si Rina, katanya mau main sama temennya tapi kok gak Pulang-pulang"
" oh, biasa itu, nek, namanya juga Anak-anak. kalau main gak inget waktu. nanti kalau udah pulang pukul aja panutannya pakek sapu" kekeh Aris, malah ngomporin.
" di rumah cuma ada kepalanya, badannya entah kemana"
Aris spontan berhenti tertawa, sepersekian detik Ia terdiam kaku, wajahnya pucat perlahan. matanya melirik kaki si nenek.
Allahu Akbar! gak nampak.
" kok ndak ada, ya" nenek itu masih mencari-cari cucunya.
" Rina... "
Dengan wajah layaknya kanebo kering, Aris menghidupkan motornya, lalu tancap gas. Ia ketakutan setengah mati sampai rasanya mau ngompol.
Padahal ini siang bolong, kenapa bisa ada hantu yang muncul. sial sekali dirinya. mau di mana pun dia berada, yang dijumpai pasti hantu.
Ini sampai ujung komplek, semakin ke sini semakin sepi. untungnya begitu belom ke kenan, Aris menemukan mobil yang membawa Miya baru saja masuk kedalam sebuah rumah.
Aris pun langsung menghentikan motornya di depan pintu gerbang rumah Miya yang sudah tertutup. gila, gerbangnya saja setinggi harapan Aris untuk menjadi pacar Miya.
" permisi, Assalamu'alaikum "
Sepasang mata hitam mengintip dari kotak kecil di pintu pagar. Aris terperanjat pelan karena masih trauma bertemu nenek bungkuk tadi. ia kira itu hantu, rupanya satpam.
" siapa? "
" benar ini rumahnya Miya Aruna Dhawa? "
" ya benar, adek ini siapanya non Miya? "heran juga, kenapa bisa masuk padahal penjaga di depan sangat ketat.
" pacarnya, pak" ujar Aris kepedean, senyum malu-malu nya menyedihkan pak satpam untuk membuka pintu pagar.
Ajaib pintu pagarnya bisa kebuka sendiri.
"masuk, Dek"
" gak usah panggil dek, pak. kita inikan seumuran "
" bisa aja"
" mari pak" Aris mengendarai motornya masuk kedalam.
Seketika kabut gelap menyelimuti sekitarnya. Awan berubah menjadi hitam, seolah Aris masuk ke dunia lain. dadanya Cenat-cenut, seperti diremas sesuatu. kepalanya panas. emosinya jadi tidak stabil.
Iya ragu untuk lanjut, namun sudah terlanjur sampai di sini. mana mungkin dia balik lagi kalau kesempatan sudah di depan mata.
.
.