NovelToon NovelToon
My Husband Om-Om

My Husband Om-Om

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:40.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lautan Biru

Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.


Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.


Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.


Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keponakan

Pagi ini hari pertama Ami berangkat dari apartemen Nathan, niat hati ingin membeli sepeda tapi Ami tidak tahu akan di taruh di mana, melihat apartemen elit milik Nathan membuat Ami ragu untuk membawa sepeda, nanti coba Ami tanya pada satpam didepan saja.

Keluar kamar Ami melihat ke arah pintu kamar Nathan, masih sama tertutup rapat seperti kemarin, dan Ami pun bodo amat.

Jam masih menunjukan enam lewat lima belas menit Ami sudah keluar apartemen dengan rapi menggunakan seragam sekolah, yang di lapis hodie berwarna peach.

Dirinya tidak tau berapa lama menempuh perjalanan dari apartemen ke sekolah, karena Ami baru lewat jalan sekitar apartemen Nathan.

Dari lantai lima lift mengantarkan Ami ke lobby apartemen, dirinya tersenyum kepada satpam yang sudah berjaga, dan Ami menghampirinya.

"Maaf pak, boleh saya tanya sesuatu." Ucap Ami dengan sopan.

"Boleh neng, ada apa?" Satpam bernama Joko.

"Emm, disini boleh bawa sepeda gak sih pak?" Tanya Ami dengan pelan.

"Boleh neng, di sebelah sana dekat parkiran mobil ada parkiran khusus menaruh sepeda, biasanya mereka yang suka bersepeda nah, di sana tempat menaruhnya di jamin aman neng mau sepeda semahal apapun." Ucap satpam bernama Joko itu.

Ami tersenyum lebar. "Oya pak, kalau ke sekolah Bumi Pertiwi dari sini jauh gak pak? arahnya kesebelah mana ya, soalnya saya baru pindah kemari." Ami menyengir menunjukan gigi rapi nya.

"Itu belok kanan neng, kalau naik mobil cuma lima belas menit, kalau sepeda paling dua puluh lima menitan." Jawab satpam itu membuat Ami melongo, jika naik sepeda hampir tiga puluh menit, apakabar dirinya jika jalan kaki.

"Yaudah deh pak makasih ya." Ami tersenyum dan pamit pergi, dirinya harus segera pergi sebelum terlambat masuk.

"Iya neng hati-hati."

"Gila bisa kurus dijalan gue." Gumamnya yang mengingat jarak tempuh yang akan dia lewati.

.

.

Nathan membuka matanya dengan memijit keningnya yang merasa berat, semalam dirinya pulang larut dan lumayan banyak minum, tapi tidak sepenuhnya membuat nya mabuk, dan Nathan masih bisa mengendarai mobilnya.

"Ck, udah pagi aja." Nathan beranjak dari kasur untuk membersihkan diri, jam menunjukan tujuh kurang lima belas menit, sedangkan dia pergi ke kantor pukul delapan pagi. Masih banyak waktu untuk Nathan bersiap-siap.

Selesai merapikan diri Nathan keluar kamar dengan santai, entah dirinya tidak peduli atau lupa jika ada orang lain di apartemen miliknya yaitu Ami istri nya.

"Den, mau sarapan?" Tanya art yang Nathan pekerjaan setiap hari hanya untuk menyiapkan sarapan dan membersihkan apartemen miliknya di pagi hari, dan art itu datang pukul tujuh pagi.

"Boleh." Hanya kata itu yang art dengar setiap pagi ketika bertanya soal makanan.

Nathan membaca koran dengan segelas kopi panas yang baru saja art itu bikin, dan sambil menunggu membuatkan sarapan untuknya.

"Maaf den tadi bibi melihat ada jemuran pakaian wanita di balkon, apa ada orang lain di sini?" Tanya art itu hati-hati takut menyinggung majikannya.

Nathan berhenti sejenak mendengar ucapan yang art-nya bilang. Dia lupa jika ada istri diatas kertas yang tinggal bersamanya.

"Oh, itu keponakan saya bik," Ucap Nathan pada akhirnya. Dia tidak mengakui adanya Ami sebagai istrinya.

Si bibi hanya mengganguk dan pergi setelah menaruh sarapan di depan Nathan.

Tanpa rasa khawatir ataupun apa, Nathan tetap santai tidak mempedulikan keberadaan Ami.

1
Wicih Rasmita
oke gass Thor 💪💪
Mur Wati
arfin anaknya ando sandal jepit
Mur Wati
7 tahun mah masih biasa lah kalo 15 thn ke atas tuh selisih nya byk
Mur Wati
kurang istrahat kenapa jadi istri ngetiknya kecepatan
Mur Wati
kan kamu sendiri pun begitu mike sama hawa marah" mulu hawa di anggap perusuh ya gimana dia mau tersenyum bahagia
Mur Wati
😃😃😃🤦🤦
Mur Wati
dasar natadecoco ngomong " kemana si sendal jepit ( ando) gak nongol
Mur Wati
idih percaya diri kau gak tau mike kalo papa Nathan sudah tau siapa kamu
Mur Wati
asiiik hawa dan mike batal tunangan nya
Mur Wati
gak jelas si mike berarti livia dan mike??? gak benar ini
HjRosdiana Arsyam
Luar biasa
Runik Runma
dasar bodoh jde laki
Runik Runma
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Runik Runma
nah gali lubang sendiri mau
Runik Runma
nah GTU saling memaafkan
Runik Runma
lanjutkan mi/Facepalm/
Runik Runma
mantap
Runik Runma
nah lho
Runik Runma
makanya hargai dia selagi ada
Runik Runma
pergi se jauh mungkin mi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!