Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.
Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.
Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?
AWAS!ZONA BAPER!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25 Konferensi Pers
Dari kejauhan, tampak ribuan para tamu undangan berbaur memasuki wilayah resort keluarga Gardia. Para kolega, klien, karyawan, sahabat, bahkan para artis dan aktor terkenal di Indonesia dan sebagian dari Negara tetangga pun turut serta hadir disana.
Riuh perbincangan dan gelak tawa tampak lebih meramaikan suasana. Sambil menunggu kembalinya kedua mempelai ke dalam gedung, mereka manfaatkan waktu untuk berbincang, atau bahkan reunian.
Beberapa menit lalu, sebelum empat personil grup Jihad tampil bernyanyi di panggung, pengatur acara mengatakan bahwa kedua mempelai tengah melakukan konferensi pers yang hanya akan di langsungkan selama lima belas menit saja. Lalu meminta para tamu undangan untuk bersabar menanti sambil menikmati jamuan dan merdunya nyanyian dari group Jihad yang tengah naik daun.
Sementara dalam salah satu aula yang di hias indah dan rapih, kedua mempelai tengah duduk menghadap puluhan kamera dan para reporter yang siap-siap melontarkan ratusan pertanyaan perihal pernikahan mereka yang kontroversi. Pasalnya, sebelum keduanya resmi menikah, ada vidio negatif yang dalam waktu satu malam menjadi trending di dunia maya.
"Dengan tidak mengurangi rasa hormat, kami sediakan waktu 15 menit saja ya, mohon pengertiannya," ucap Damar dengan santun. Lalu setelahnya enam puluh tangan dari enam puluh orang reporter mengacung serentak.
Ouhhh... Sesaat Damar bingung. Para reporter dihadapannya terlalu antusias. Lalu lelaki itu mulai menunjuk salah satu reporter yang berwajah bahagia. Itu tandanya reporter tersebut tengah turut bahagia dengan pernikahan Laki dan syafa. Dan, secara otomatis pertanyaan yang hendak di lontarkan nya pun, di jamin aman. Pikirnya.
"Apa yang menjadi alasan Mas Laki dan Mba Syafa nikah cepet? Bisa ceritakan bagaimana proses kalian jatuh cinta?" tanyanya bersemangat. Raut wajahnya menunjukan tidak sabaran untuk mendengar jawaban dari Laki.
Ehmm... Sesaat sebelum menjawab, Laki berdeham sambil tersenyum menatap Syafa yang membalas senyumnya. Ya, otak Syafa hanya mengingat perintah Laki sebelum memasuki aula tadi. Tugas kamu hanya tersenyum, senyum yang manis. Biar saya yang menjawab semua pertanyaan. Paham? Kurang lebih itu perintahnya tadi. Dan Syafa melakukan itu dengan sempurna. Tersenyum manis.
"Kami menikah cepet, karena pada dasarnya saya sudah tidak sabar mau melepas title untouchable. Ternyata hidup sendiri itu sangatlah dingin dan sepi. Akhirnya saya berusaha menyelamatkan diri supaya tidak bernasib menggigil sendirian. Ya ini, dengan cara menikah cepet. Dan ternyata tindakan saya benar. Buktinya sekarang, setidaknya tangan saya sudah merasa hangat," jelas Laki sambil menggenggam jemari tangan sebelah kanan Syafa. Mengecupnya singkat, lalu Menunjukannya pada seluruh reporter yang bersorak bahagia karena turut merasa kegeeran di buatnya.
Syafa berusaha lebih merekahkan senyuman. Membalas senyum tampan Laki yang disuguhkan untuknya. Sementara hatinya mulai merutuk sendiri. Katanya tidak akan menyentuhku! Apa ini?! Bahkan dalam hitungan menit dia sudah mengingkari janji.
Syafa mengeratkan genggaman tangan sekuat tenaga. Membuat Laki hampir mengaduh dibuatnya. Lelaki yang beberapa menit lalu telah menjadi suaminya itu, suami lima tahun tepatnya, menatap heran pada Syafa. Mengisyaratkan tanya dengan apa yang telah dilakukan Syafa padanya.
Tanpa membalas isyarat. Syafa berusaha melepaskan jemarinya dari genggaman Laki. Tapi dengan sigap laki menahan hingga jemari Syafa gagal terbebas. Diam, dan turuti saja Syafa. Kira-kira itu yang diucapkan Laki melalui sorot matanya, sekilas.
"Bercanda ya hehe, jangan di tulis jawaban saya yang tadi. Intinya, saya hanya melaksanakan salah satu hadits yang mengungkapkan perintah untuk menyegerakan menikah jika sudah mampu. Selain itu.., HR Baihaqi juga meriwayatkan bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wassalam menganjurkan untuk mengikuti sunahnya. Dan bagian dari sunahnya adalah menikah, saya hanya berusaha mengikuti sunnah Rosul. Itu saja," jelas Laki. Para reporter mulai mengangguk mengerti, dan sibuk mengetik apa yang Laki sampaikan. Dan entah jawaban mana yang mereka ketik. Jawaban pertama atau jawaban kedua. Pastinya jawaban yang menurut mereka lebih seru, yakin itu yang akan mereka pilih.
"Kalau kisah cinta nya gimana Mas Laki?" reporter lain mulai unjuk bicara tanpa komando.
"Kisah cintanya..., cerita yang sangat panjang sebenarnya. Butuh waktu sebelas tahun untuk menjelaskan. Tapi akan saya ceritakan dengan singkat. Jadi Syafa dengan saya adalah teman SMA, waktu kelas sebelas semester satu, ya?" tanya Laki pada Syafa yang diam menunduk dengan jengkel karena tidak berhasil melepaskan jemari tangannya dari Laki.
"Iya," jawab Syafa. Lalu tersenyum. Senyum palsu yang sedikit lagi hampir kelihatan sandiwaranya.
"Dan ternyata saya sudah jatuh cinta padanya sejak saat itu. Sayangnya kami terpisah hingga waktu sebelas tahun. Ya, alhamdulillah Allah menakdirkan kami kembali bertemu, dan menjadikan kami jodoh,"
Hmm... So sweet... Jadi mungkin itu ya yang membuat Mas Laki gak pernah terlihat dengan perempuan manapun selama ini?
Para reporter wanita yang usianya masih muda mulai hanyut dalam dunia harapan mereka. Berharap mereka memiliki nasib seperti Syafa. Dicintai lelaki sempurna selama belasan tahun dalam diam, dan tiba- tiba diajak menikah di usia yang tepat. Usia yang tengah penuh harap dipersunting seseorang. Dan lelaki itu sosok seperti Laki?! Lelaki tampan, kaya raya, soleh, baik agamanya, hafiz qur'an, romantis, dan... seksi. Ahhhh... Ya Allah... Tolong satu kali lagi... saja, buat takdir serupa untuk ku... Kurang lebih begitu jerit batin mereka. Semuanya terungkap melalui binar bahagia raut wajah mereka. Yang nikah siapa? Yang baper siapa?
"Mba Syafa, tolong jawab Mba. Gimana rasanya menikah dengan sosok Laki yang... pastinya semua wanita inginkan? Mohon maaf, secara Mba Syafa berasal dari kalangan biasa, kan. Apa mba Syafa langsung menerimanya?" tanya reporter ber-name tag Maria yang duduk di pinggir kanan Syafa.
Ouhh... mendengar kalimat semua wanita inginkan, membuat Syafa sedikit merinding. Apa iya dia telah dinikahi lelaki semenarik itu dimata semua wanita? Ayolah?! Lelaki yang mereka maksud hanya memiliki hal lebih pada ketampanan dan tubuhnya yang … ya, selebihnya dia sangat menyebalkan.
Sesaat Syafa menatap Laki. Sekedar meyakinkan boleh atau tidaknya dia menjawab pertanyaan tersebut. Dan Laki menganggukkan kepala. Mengijinkan dia untuk turut bicara.
Ya, mari kita dengarkan jawaban dari wanita biasa sepertiku ini, batin Syafa. Rupanya ucapan Maria cukup menyinggung perasaannya.
"Em..., gimana, ya? Sebenarnya... Di awal, waktu Laki melamar, saya menolaknya,"
Bum!
Serentak Laki menatap tajam Syafa. Apa ini?! Apa dia berusaha menjatuhkan martabat saya?! maki Laki dalam hati. Sementara para reporter mulai tertawa tak percaya dan terheran-heran.
Syafa mengabaikan tatapan sinis Laki padanya, lalu melanjutkan bicara. "Tapi.., setelah di pikir-pikir, oh... mungkin inilah saatnya, Allah memberikan kesempatan untuk saya."
"Kesempatan untuk apa maksudnya Mba?" penasaran Maria dan reporter lainnya. Bahkan mereka hampir serempak menanyakan hal yang sama.
"Ya... dulu waktu SMA, Laki suka sekali mengganggu saya. Dia sangat menyebalkan. Dan salah satu alasan saya menerima lamarannya adalah karena berpikir, oh... mungkin Allah memberikan kesempatan pada saya untuk membalaskan dendam padanya hehe," jawab Syafa dengan canda. Membuat semua reporter tertawa dibuatnya. Kecuali Laki. Lelaki itu tertawa sumbang mendengar candaan Syafa.
"Tapi itu sebelum saya tau bahwa dia begitu mencintai dan tergila-gila sama saya," lanjut Syafa sambil menunjukan senyum manis pada Laki. Tidak, senyum licik tepatnya.
Waaah... gila ni perempuan! Harusnya dia yang jadi bucin saya, kenapa malah saya yang kesannya jadi bucin dia?! rutuk Laki tidak menerima.
"Bercanda ya, hehe," di tengah rutukan Laki, Syafa kembali bicara.
"Sebenarnya, ketika Laki melamar saya, saya hanya mengingat pepatah almarhum ayah. Beliau mengatakan, jika suatu saat ada lelaki yang baik agamanya mengajak untuk menikah. Jangan pikirkan apa-apa lagi. Terima dia. Titipkan hidup dan mati mu padanya. Lelaki itu yang akan membimbing mu menuju surga nya Allah. Itu kata ayah saya. Dan..., dan saya menemukan keyakinan itu pada Laki," ungkap Syafa dengan suara sedikit terbata. Kedua bola mata amber nya berkaca. Hatinya sesaat merasa nelangsa. Jujur, dia ingin mengucapkan kalimat tersebut dalam kondisi yang sebenarnya, pada lelaki yang dicintai dan mencintainya. Bukan seperti saat itu. Keadaan yang hanya sandiwara semata.
Sesaat suasana menjadi hening. Larut dalam rasa haru yang Syafa ciptakan. Laki merogoh dua helai tisu. Lalu menyodorkannya pada Syafa dengan senyuman hangat yang menyiratkan penyesalan. Syafa menerima tisu tersebut. Mengusap bulir air di ujung mata. Dan bertepatan dengan itu, Laki mengelus lembut ubun kepala Syafa. Dari awal, mereka berdua sepakat untuk pernikahan aneh itu. Tapi, entah dari mana datangnya, rasa sesal tiba-tiba bersemayam di hati Laki. Dia merasa dirinyalah akal dari semua keadaan saat itu. Maaf, lirihnya dalam hati.
"Baik, karena sudah lima belas menit jadi kami sudahi acaranya, ya," tutup Damar. Laki dan Syafa mulai beranjak dari duduk, tapi para reporter mulai menyerang dengan meneriakkan pertanyaan yang belum sempat mereka utarakan.
Mas Laki, mengenai gosip hotel itu gimana, Mas?
Bener atau tidak, Mas?
Mba Syafa gak lagi hamil kan?
Laki menghentikan langkah. Pertanyaan yang tidak dia harapkan muncul, akhirnya terdengar juga. Laki mengeratkan genggaman tangannya pada jemari tangan Syafa. Dia berusaha menguatkan hati wanita yang yakin pada saat itu tengah merasa terhina.
"Bagaimana istri saya bisa hamil pak? Kalau yang saya lakukan dengannya baru sebatas pegangan tangan seperti ini? Istri saya tidak lagi hamil! Kalau tidak percaya silahkan bantu saya buat berhitung saja. Kalau isteri saya melahirkan kurang dari 9 bulan berarti kalian benar dan saya berbohong. Kalian bisa menuntut saya jika hal itu terjadi. Silahkan penjarakan saya karena sudah melakukan kebohongan publik!" tekan Laki. Lalu menarik Syafa keluar dari aula tersebut.
Brukk!
Laki melempar keras jas di shopa kamar ganti. "Tadi siapa yang nanya?! Mukhidin?!" gusar Laki.
"Bukan, tapi sepertinya masih temennya dia," Damar menyandarkan tubuh di balik pintu. Kalau emosi Laki sudah keluar, lebih baik cari aman.
"Kamu susah apa nyari staff yang becus kerja?! Bagaimana bisa orang seperti dia diizinkan masuk, heh?!" amarah Laki meluap. Dia tidak terima dituduh seperti itu. Hidupnya sudah cukup sulit dengan harus menikahi wanita yang tidak dicintainya. Lalu sekarang dia malah menyulitkan wanita tersebut dengan penghinaan itu.
"Arggghhh!!!!" Geram Laki
"Sorry," jawab Damar pelan.
"Sana! Urus semuanya!!" perintah Laki.
Sepeninggal Damar, Laki hanya mondar-mandir di dalam kamar. Dia memikirkan Syafa yang tengah mengganti kebaya nya di kamar lain. Apa dia baik-baik saja? Tadi tangannya gemetar saat mendengar pertanyaan itu. Hatinya pasti terluka.
🍃🍃🍃
To be continued
Hai hai... Lanjut baca terus ya... Like dan Komen nya jangan lupa oke. Biar aku makin semangat nulis nya... ☺️☺️🥰