Ayunda Maharani seorang Siswi yang baru saja lulus sekolah SMU, telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya, dan Ayunda di paksa menyerahkan malam pertamanya dengan seorang Duda kaya.
Demi membiayai Ayahnya yang terbaring lemah di Rumah Sakit, kini Ayunda terpaksa dan rela melakukan semua itu
Seorang duda yang telah di vonis mandul ini akhirnya nekat mengikuti rencana dari Neneknya. Dengan meminum ramuan dari sahabatnya sang Nenek, akhirnya Leon mencobanya dengan seorang wanita bayaran yang sudah dipersiapkan oleh Neneknya.
Akan kah ramuan tersebut berhasil membuat cucu satu-satunya dari generasi terakhir keluarga Argantara memiliki seorang keturunan? Padahal sebelumnya Leon pernah menikah dengan wanita yang dicintainya selama lima tahun lamanya dan pernikahannya harus kandas karena sang istri telah berselingkuh di belakangnya.
Mampukah Ayunda menjadi obat penawar luka hatinya Leon, dan memberikan kebahagiaan untuknya dan juga keluarga Argantara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam yang memabukkan
Suara gemericik air yang menari di atap, rintik hujan yang lembut mengiringi kesunyian malam, dan aroma bumi yang basah menghadirkan sebuah panggung rasa yang begitu khas.
Malam semakin hening, kabut tipis mulai menyelimuti kota dan gedung pencakar langit, menjadikan udara malam itu dingin sampai menusuk kedalam pori-pori kulit.
Didalam kamar 606, kini dua insan sedang akan memulai mengukir sejarah yang tentunya akan merubah nasib keduanya.
Ayunda kini sudah tak mengenakan satu helai benang apapun pada tubuhnya, saat ini tubuhnya benar-benar polos.
Leon yang terus menatapnya, ia tak kuasa untuk menahan hasratnya yang sudah berada dibatas ubun-ubun.
Ia pun sudah tak sabar untuk menjelajahinya ditambah benda pusakanya yang sudah lama tertidur di balik celananya telah menegang sedari tadi.
Leon mulai mencondongkan tubuhnya, menyelimuti Ayunda dengan kehadirannya.
perlahan Leon membungkam bibir Ayunda dengan ciuman yang dalam dan juga memabukkan, lidahnya mulai menari, membuai dan membuat Ayunda terlena dalam pusaran gai rah.
Sementara bibirnya mulai bekerja, tangan Leon tak bisa tinggal diam, jemarinya yang kekar dan kuat, mulai menjelajahi setiap lekuk tubuh Ayunda, mulai dari pinggangnya yang ramping, kini mulai naik ke atas punggung, lalu melingkari sekitar bahu dan menariknya agar lebih dekat.
Leon mulai membelai punggung Ayunda, dan sesekali meremas lembut.
Leon memastikan setiap sentuhannya itu mampu membuat wanita yang di bawah kungkungannya ini menikmati permainannya.
Ayunda akhirnya membalas ciuman dengan tak kala intens, tubuhnya yang semula tegang kini mulai bisa lebih relaks dalam dekapan seorang Leonel Argantara, desa han kecil mulai lolos di bibirnya.
Ayunda mulai terlena dan terbawa suasana, baru kali ini ia merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan.
Tubuh Leon yang sudah polos dan sesuatu di bawah sana yang sudah sangat menegang sedari tadi, berusaha masuk kedalam bagian area sensitif Ayunda yang masih rapat, namun dengan satu hentakan dan dorongan yang kuat, akhirnya.
Jleb!
"Aaaaarrrrkkkhhhh...."
Ayunda sampai menjerit sebentar karena kesakitan, ia sampai memekik kecil, namun pekikannya berupa kejutan dan des ahan.
Kedua mata Ayunda mulai terpejam dengan rapat, tubuhnya yang semula menegang kini lambat laun mulai mengendur.
perlahan Leon mulai melambat kan tempo permainannya mengingat wanita yang berada di bawah kungkungannya sepertinya benar-benar belum pernah melakukan hal seperti ini, namun Leon benar-benar sangat menikmatinya.
Pada akhirnya keduanya mulai bisa mengimbangi permainan mereka yang semula melambat kini mulai di percepat.
Tak lama akhirnya Ayunda meng erang hebat, ia sampai mengigit bibir bawahnya, begitu pun dengan Leon, ia seolah ingin memuntahkan pel uh yang sudah berada di ujung miliknya, yang tiga tahun lamanya telah mendekam di dalamnya.
Keesokan harinya
Ayunda terbangun dari tidurnya, kemudian ia cukup terkejut ketika melihat pria asing di sampingnya masih tertidur dengan pulas bahkan sampai mendengkur.
"Aku harus segera cepat pergi dari sini, Ayahku harus segera dioperasi!" kemudian Ayu mencoba beranjak dari atas tempat tidur secara perlahan, ia tidak mau sampai membangunkan pria di sampingnya.
Saat kedua kakinya menginjak lantai, ia merasakan perih di area inti dan juga bawah perutnya, Ayunda sempat meringis kesakitan, namun ia coba untuk tahan, demi bisa mengobati sang Ayah. Pada akhirnya dengan sekuat tenaga, Ayunda memunguti pakaiannya yang masih berserakan di lantai dan ia buru-buru memakainya.
Setelah ia berpakaian rapih, perlahan ia mulai membuka pintu kamar, setelahnya pintu kamar ia tutup dengan rapat, namun ada satu pemandangan yang membuatnya cukup terkejut, saat menoleh sejenak ke arah pintu, Ayunda melihat nomor kamar yang telah berubah menjadi 609, bukankah semalam yang ia lihat nomor kamar tersebut 606? Akhirnya Ayu tidak memperdulikan hal itu, pikirnya pekerjaannya sudah selesai dan ia ingin meminta sisa bayarnya yang di janjikan semula oleh Tuan Anggoro, yakni seratus juta lagi.
Sedangkan Leon, akhirnya ia mulai terbangun tadi tidurnya yang sangat lelap.
Perlahan ia mulai membuka kedua bola matanya, kemudian pandangannya beralih ke arah samping tempat tidur, dimana semalam Ayunda tidur di sebelahnya.
Namun sayangnya ia tidak menemukan wanita tersebut, Leon berusaha bangkit dari atas tempat tidur, ia menyibakkan selimut tebal yang telah menutupi tubuh polosnya, dan pada akhirnya ia menemukan noda darah di atas seprei berwarna putih.
"Pantas semalam aku begitu kesulitan untuk menembusnya, ternyata ini adalah yang pertama untuknya, aku pikir dia adalah wanita yang sok polos tapi pada kenyataannya adalah seorang wanita j*lang, ternyata aku telah salah menilainya...aku harus segera bertemu dengannya!" monolognya yang diselimuti penuh rasa sesal.
Tak lama Jerry datang untuk memastikan kondisi Tuannya setelah pertempuran semalam dengan seorang gadis bayaran Neneknya.
Jerry menatap sejenak Tuannya yang terlihat lebih segar, tidak seperti kemarin-kemarin yang selalu memasang wajahnya yang kusut.
"Wah, sepertinya semalaman anda sangat menikmati malam panjang nan indah ya Tuan!" sindir Jerry sampai melempar senyum ke arahnya
Leon malah tertawa kecil di depan Jerry."Ternyata boleh juga wanita pilihan Nenek, rupanya Nenek memilih wanita yang masih tersegel untuk di jadikan bahan percobaannya!" jawabnya sampai tersenyum senang.
Jerry sempat tercengang saat Tuannya berkata seperti itu.
"Apa Tuan? Jadi wanita yang memiliki nama Martha itu masih perawan? Aih... beruntungnya Tuan!" Jerry terlihat iri dengan perkataan dari Tuannya.
'Ck, tak kusangka wanita itu masih tersegel, padahal aku pikir wanita itu sudah tak... aaarrrrkkhhh, ya sudahlah kali ini Tuan Leon memang sangat beruntung sekali!' batinnya sedikit jengkel.
Rumah Sakit
Setelah sisa bayaran seratus juta yang Ayunda dapatkan dari Tuan Anggoro, ia segera pergi menuju ruang administrasi Rumah Sakit agar Ayahnya bisa segera mendapatkan tindakan operasi.
Sambil jalan tertatih, karena masih merasakan rasa sakit di area inti akibat kejadian semalam, namun kali ini telah Ayunda hiraukan, pikirnya yang terpenting adalah kesembuhan Ayahnya, satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini setelah kepergian ibunya lima tahun yang lalu.
Sambil menatap Ayahnya yang terbaring lemah di atas tempat tidur Ruangan ICU, Ayunda belum di perbolehkan untuk melihat langsung Ayahnya yang masih kritis, dirinya hanya di perbolehkan melihat kondisi Ayahnya dari balik jendela kaca yang menjulang lebar dan juga tinggi.
Ayunda tiada hentinya menangis, meratapi nasibnya dan juga Ayahnya, ia pun berharap banyak agar kedepannya kehidupan dirinya bersama dengan sang Ayah bisa jauh lebih baik, dan Ayunda sudah memutuskan untuk tidak tinggal lagi bersama dengan Ibu dan juga kakak tirinya, Ayunda begitu sakit hati atas jebakan yang telah mereka lakukan padanya, dan ia bersumpah akan membalas semua perlakuan mereka suatu saat nanti.
'Aku tidak akan pernah melakukan hal seperti semalam, cukup itu yang pertama dan terakhir, aku begitu jijik dengan diriku sendiri! Tapi apa boleh buat, meskipun aku melakukan cara dengan jalan yang salah, setidaknya aku bisa menyelamatkan Ayah.' tangisnya dalam hati.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
ta patut ta patut
aihhhh i don't like you lah
mereka kan ga jadian kn Thor kenapa kaya di hianati sekali tuh cowok