Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.
Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.
Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAPD_BAB 14
"Yola." Panggil Calvin namun dengan mata terpejam.
"Hm," Fayola hanya bergumam, matanya sudah berat tapi sepertinya Calvin ingin mengajaknya bicara.
"Jangan pernah mencintai ku,"
Deg
Fayola hanya diam, masih memejamkan matanya.
"Kamu tidak akan mendapatkan balasan cinta itu, karena yang aku lakukan hanya kesenangan dan kepuasan semata." Ucap Calvin lagi sambil membelai kepala Fayola lembut.
"Ku harap kau tidak akan menggunakan perasaan bodoh mu itu, karena itu sama saja akan membuatmu sakit tanpa aku peduli." Sedikit sesak namun Calvin tak ingin membuat Fayola mengharapkan sesuatu darinya. Bagi Calvin melindungi gadis ini sudah cukup untuk menebus perbuatanya.
Jujur Calvin tak bisa membiarkan Fayola memiliki perasaan padanya, namun Calvin juga tak bisa membuat Fayola pergi dari matanya.
Tidak ada jawaban membuat Calvin menundukkan kepalanya.
"Ck, ternyata kau tidur." Gumam Calvin saat melihat mata Fayola terpejam dengan deru napas teratur.
Calvin tersenyum, wajahnya maju dan mengecupnya kening Fayola.
Fayola hanya bisa memejamkan mata, hatinya menangis. Meskipun tubuhnya terasa hangat didalam dekapan Calvin, nyatanya kehangatan itu tak ada artinya untuk pria yang terlelap sambil memeluknya hangat itu.
Mata Fayola terbuka, lelehan bening langsung mengalir tanpa bisa ia tahan. Tidak ingin membuat Calvin bangun Fayola memilih untuk meredam suara tangisnya sendiri.
Hingga pagi menjelang, sinar matahari yang mulai naik, Calvin membuka matanya karena tidurnya merasa terusik.
Fayola berdiri disisi ranjang, tubuhnya bergerak pelan untuk menganggu tidur Calvin, gadis itu sengaja menggunakan tubuhnya untuk menutupi cahaya matahari yang masuk, dan saat Fayola bergerak kesamping maka wajah Calvin akan dibterpa sinar matahari yang membuat pria itu terusik, Fayola tersenyum tubuhnya kembali berdiri tegak membuat Calvin mengeram.
"Ck, menyebalkan." gumam Fayola yang melihat Calvin tidak mau bangun, padahal jam sudah menunjukan pukul delapan, Fayola juga sudah rapi dengan pakaiannya untuk pergi ke kampus. Meskipun kedua matanya terlihat sedikit bengkak, namun Fayola berhasil menyamarkan lingkaran hitam dibawah matanya dengan makeup. Semalam Fayola menangis cukup lama hingga menguras tenaganya membuat Fayola kurang tidur.
Fayola memilih kembali keluar kamar setelah megambil ponsel dan juga tasnya. Meninggalkan Calvin yang masih terlelap tanpa tahu jika gadisnya sudah pergi.
"Non, Tuan Calvin bangun?" Tanya Megi yang melihat Fayola turun kebawah sendiri.
"Masih tidur bik, mungkin capek." Jawab Fayola cuek.
Megi hanya bisa mengangguk, ia menyuruh maid lain untuk menyiapkan makanan di mana Fayola sudah duduk untuk sarapan.
"Mata nona kenapa? Apakah iritasi?" tanya Megi yang masih mengamati kedua mata Fayola yang sedikit terlihat bengkak.
Fayola mendongak dengan wajah gugup, "I-ini, tadi malam aku harus begadang, aku lupa jika ada tugas kampus alhasil aku kurang tidur bik." Jawab Fayola ditambah senyuman untuk menyakinkan.
"Lain kali, Nona harus memperhatikan kualitas tidur, karena itu bisa membuat wajah nona tetap cantik." Pesan Megi dengan penuh perhatian.
Fayola hanya tersenyum, merasa miris dengan dirinya sendiri.
"Jika aku cantik bukankah seharunya pak Celvin tidak menolakku." Batin Fayola
*
*
Fayola hanya bisa memejamkan mata, hatinya menangis. Meskipun tubuhnya terasa hangat didalam dekapan Calvin, nyatanya kehangatan itu tak ada artinya untuk pria yang terlelap sambil memeluknya hangat itu.
Mata Fayola terbuka, lelehan bening langsung mengalir tanpa bisa ia tahan. Tidak ingin membuat Calvin bangun Fayola memilih untuk meredam suara tangisnya sendiri.
Hingga pagi menjelang, sinar matahari yang mulai naik, Calvin membuka matanya karena tidurnya merasa terusik.
Fayola berdiri disisi ranjang, tubuhnya bergerak pelan untuk menganggu tidur Calvin, gadis itu sengaja menggunakan tubuhnya untuk menutupi cahaya matahari yang masuk, dan saat Fayola bergerak kesamping maka wajah Calvin akan dibterpa sinar matahari yang membuat pria itu terusik, Fayola tersenyum tubuhnya kembali berdiri tegak membuat Calvin mengeram.
"Ck, menyebalkan." gumam Fayola yang melihat Calvin tidak mau bangun, padahal jam sudah menunjukan pukul delapan, Fayola juga sudah rapi dengan pakaiannya untuk pergi ke kampus. Meskipun kedua matanya terlihat sedikit bengkak, namun Fayola berhasil menyamarkan lingkaran hitam dibawah matanya dengan makeup. Semalam Fayola menangis cukup lama hingga menguras tenaganya membuat Fayola kurang tidur.
Fayola memilih kembali keluar kamar setelah megambil ponsel dan juga tasnya. Meninggalkan Calvin yang masih terlelap tanpa tahu jika gadisnya sudah pergi.
"Non, Tuan Calvin bangun?" Tanya Megi yang melihat Fayola turun kebawah sendiri.
"Masih tidur bik, mungkin capek." Jawab Fayola cuek.
Megi hanya bisa mengangguk, ia menyuruh maid lain untuk menyiapkan makanan di mana Fayola sudah duduk untuk sarapan.
"Mata nona kenapa? Apakah iritasi?" tanya Megi yang masih mengamati kedua mata Fayola yang sedikit terlihat bengkak.
Fayola mendongak dengan wajah gugup, "I-ini, tadi malam aku harus begadang, aku lupa jika ada tugas kampus alhasil aku kurang tidur bik." Jawab Fayola ditambah senyuman untuk menyakinkan.
"Lain kali, Nona harus memperhatikan kualitas tidur, karena itu bisa membuat wajah nona tetap cantik." Pesan Megi dengan penuh perhatian.
Fayola hanya tersenyum, merasa miris dengan dirinya sendiri.
"Jika aku cantik bukankah seharunya pak Celvin tidak menolakku." Batin Fayola