NovelToon NovelToon
Pengasuh Boneka Tuan Zergan

Pengasuh Boneka Tuan Zergan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Ibu susu / Tamat
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: MahaSilsi24

Demi melunasi hutang ayahnya 120 juta, Juwita terpaksa menjadi pengasuh boneka milik Tuan Zergan, pria kaya raya yang terkenal aneh sekaligus misterius.
Siapa sangka, di balik sikap gilanya, Zergan justru jatuh cinta padanya. Dan bersama lelaki itu, Juwita menemukan rahasia besar tentang hidupnya yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MahaSilsi24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelisah Malam Mingguan

Sejak Juwita menyebut “malam mingguan” di hadapan Zergan, suasana hati pria itu berubah drastis. Bahkan saat rapat pagi tadi, senyum tipisnya sulit ia sembunyikan.

“Kau lihat kan? Sudah berapa hari ini CEO kita senyum-senyum sendiri,” bisik salah satu karyawan di ruang kerja sambil melirik ke arah kaca transparan ruangan bosnya.

“Pasti lagi jatuh cinta nih,” timpal yang lain dengan nada menggoda.

Beberapa staf menahan tawa, tapi jelas sekali mereka penasaran. Nama besar Zergan bukan hanya harum karena perusahaannya yang stabil meski dihantam krisis, melainkan juga karena kisah cintanya yang tragis istrinya Indira pergi sama laki-laki lain. Hampir semua orang tahu kisah itu berita kehilangan anak mereka bahkan sampai masuk kanal internasional.

“Harus move on gak sih?” celetuk seorang staf perempuan, tangannya sibuk mengetik laporan tapi matanya tak lepas dari ruangan Zergan.

“Mana ganteng, tajir, trus sendirian. Nyesek banget tuh nyonya Indira dulu.”

Gosip di kantor menyebar cepat. Walau sebagian besar tahu batasan, tetap saja ada saja yang tak bisa menahan lidah.

“Padahal nyonya Indira baik ya,” lirih yang lain, masih menaruh simpati.

“Hm, percuma baik kalau masih gatal,” bisik seorang sekretaris, nada suaranya getir bercampur iri. “Kalau aku nih ya, yang jadi istrinya Tuan Zergan, duh … aku akan setia sampai mati.”

Tentu tak ada yang berani melontarkan langsung di hadapan sang CEO. Semua hanya berani berkomentar di belakang, sebab reputasi Zergan soal ketegasan bukan main.

Meski begitu, gosip tetap gosip. Dan hari itu, gosip berkembang lebih cepat daripada draft kontrak yang sedang diproses.

Di ruangan luas beraroma kayu jati itu, Zergan duduk dengan kemeja putih rapi, dasinya sedikit longgar. Di tangannya ponsel menyala, layar gelap hanya memantulkan wajahnya yang sedikit murung. Sudah berkali-kali ia mengecek notifikasi, namun tak ada satu pun pesan dari Juwita.

“Setidaknya kirim apa gitu,” gumamnya sambil menekan tombol daya. “Bilang Princess baik-baik saja, atau soal malam minggu yang dia sebut tadi.”

Ia mendesah pelan. Ada sesuatu yang berbeda akhir-akhir ini. Dulu, layar ponsel hanya penuh dengan laporan keuangan, email, atau pesan dari klien. Kini, ia menunggu satu nama muncul. Hanya satu.

Akhirnya jempolnya mengetik pesan singkat:

“Maksudnya bagaimana malam nanti?”

Pesan terkirim. Zergan menunggu. Lima menit. Sepuluh menit. Tak ada balasan.

Keningnya berkerut. “Dia ke mana sih?”

Perasaan gelisah itu menempel, menyesakkan dada. Seolah Juwita sudah berani melanggar perjanjian tak tertulis mereka. Bukankah gadis itu sendiri yang bilang akan membuatnya bahagia?

“Lagi apa sih? Princess juga banyak tidur. Apa dia lupa perjanjian tadi?” gumamnya.

Ketukan pintu membuat lamunannya pecah.

“Masuk,” jawabnya datar.

Sekar, asistennya, melangkah dengan map di tangan. “Tuan, untuk rapat susulan kata Tuan Jaya akan dimajukan Senin besok saja. Dia ada urusan mendadak ke Jepang.”

Zergan berdiri mendadak, jasnya terayun. “Baguslah. Aku mau pulang.”

Sekar terbelalak. “T-tapi, Tuan, ada beberapa dokumen.”

“Besok saja.”

Dengan langkah cepat ia keluar, meninggalkan Sekar yang hanya bisa menatap kosong.

Di dalam mobil, Zergan bersandar, tangannya mengetuk setir tak sabar.

“‘Tuan, saya janji akan membuat Anda bahagia dan tertawa,’ katanya,” gumamnya, menirukan suara Juwita. “Cih. Apanya bahagia dan tertawa? Ngeselin sih iya.”

Namun entah mengapa, bibirnya terangkat tipis. Rasa kesal itu justru menghadirkan kehangatan aneh di dadanya.

Sementara itu, di kamar lantai dua rumah besar itu, Juwita sama sekali tak menengok ponsel. Gadis itu sibuk menimbang-nimbang dress yang tergantung di lemari. Princess sudah terlelap di ranjang bayi, wajah mungilnya damai.

“Ini aja gak sih?” Juwita mengangkat dress biru muda yang sempat dibelikan Zergan. “Nanti Princess pakai biru juga biar senada. Aduh, lucu banget pastinya.”

Ia menempelkan dress itu ke tubuhnya, bercermin sebentar, lalu meringis.

“Hmm … tapi, jelek gak ya di aku? Ih, Wit, jangan sok pede. Kau kan cuma babysitter, bukan siapa-siapa.”

Meski begitu, senyumnya tak bisa ditahan. Ada getaran di dadanya membayangkan momen malam mingguan bersama Zergan dan Princess. Sesuatu yang bahkan dulu tak pernah ia bayangkan dalam hidup sederhana dan penuh hutang.

Suara mesin mobil di halaman membuat Juwita kaget setengah mati.

“Hah? Cepat kali dia pulang, katanya sore!”

Ia panik, apalagi baju-baju masih berantakan di ranjang. Lipstik, bedak, maskara semua berserakan. Wajahnya sendiri menor, blush on terlalu merah.

“Ya ampun, mana mukaku begini,” ucapnya panik.

Dengan gerakan kilat ia menjejalkan pakaian ke lemari tanpa lipatan, sementara alat kosmetik ia sapu bersih ke dalam wadah lalu sembunyikan di bawah ranjang.

“Aman.” Ia menepuk dada lega.

Namun belum sempat ia bernapas, pintu terbuka begitu saja.

“Juwita.”

“Ihhhhh haaa …” Juwita kaget, spontan tubuhnya bergerak aneh, hampir seperti berjoget.

Zergan berdiri di ambang pintu, alisnya terangkat.

“Bila malam, malam minggu tiba …” suara Juwita melantun fals sambil menggoyangkan bahu. “Anak muda mengatur rencana …”

Zergan terdiam. Tak pernah sekalipun ia melihat adegan seperti itu dalam hidupnya seorang gadis dengan wajah belepotan make up, baju seadanya, berjoget seperti orang kesurupan.

Keheningan menggantung beberapa detik. Lalu, tanpa bisa ditahan, tawa meledak dari bibir pria itu.

“Hahaha … astaga, Wit … kau …”

Juwita berhenti mendadak, wajahnya memerah seperti kepiting rebus. “A-apa sih, Tuan! Jangan ketawa gitu, malu tau!”

Zergan memegang perutnya, bahunya berguncang. “Aku baru saja bilang … bikin aku tertawa. Dan … hahahaha … ternyata berhasil.”

Juwita menutup wajah dengan kedua tangannya. “Duh, Wit… mau mati rasanya,” gumamnya.

Namun di sela rasa malu itu, ada kehangatan menjalar di dadanya. Ia berhasil membuat Zergan tertawa tawa lepas yang mungkin sudah lama hilang dari pria itu sejak tragedi menimpa keluarganya.

Zergan perlahan menghentikan tawanya. Tatapannya jatuh pada sosok Juwita yang masih menunduk, wajahnya setengah sembunyi di balik rambut. Senyum kecil tetap menempel di bibirnya.

“Aku serius, Wit,” ucapnya lebih lembut. “Kau … baru saja menepati janji.”

Juwita mengangkat kepala pelan. Sorot mata mereka bertemu. Untuk sesaat, dunia terasa berhenti. Tak ada suara mobil di luar, tak ada suara jam dinding hanya ada mereka berdua, saling menatap dengan perasaan yang belum pernah terucap.

Degup jantung Juwita berlari tak karuan. Begitu juga dengan Zergan. Ada sesuatu yang tumbuh di antara tawa, kehangatan, dan rasa canggung itu. Sesuatu yang membuat keduanya tak ingin mengalihkan pandangan.

Dan saat itu, Princess menggeliat kecil di ranjang bayi, tangis lirihnya memecah keheningan.

Juwita segera bergegas, mengangkat si kecil ke pelukan. “Shh … sayang, jangan nangis.”

Zergan melangkah mendekat, tangannya menyentuh kepala mungil Princess, lalu sekilas menatap Juwita lagi. Senyum lembutnya kembali muncul, berbeda dari biasanya.

“Persiapkan dirimu,” katanya pelan, suaranya nyaris seperti bisikan. “Malam ini akan jadi malam yang berbeda.”

Juwita tercekat, wajahnya panas. Ia hanya bisa mengangguk sambil menggendong Princess erat-erat.

Dan di ambang pintu, Zergan berdiri beberapa detik lebih lama, seolah enggan meninggalkan pemandangan sederhana itu gadis polos dengan wajah belepotan make up, menggendong anaknya dengan penuh kasih. Sesuatu bergetar dalam hatinya. Sesuatu yang lama hilang, kini mulai kembali.

1
Cicih Sophiana
bintang lima menyusul thor ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ meluncur
Cicih Sophiana
Tamat ya thor gak nunggu sampe Juwita punya baby.. hadiah untuk othor VOTE dan bunga untuk Juwita 🌹😍🌹
Cicih Sophiana
waduh mas kawin sampe segitunya Wit... mas kawin aja gak bakal abis tujuh tanyakan dan tujuh pengkolan 🤭😍😍
Cicih Sophiana
bahagia ya Ju ayas pernikahan nya... semoga bahagia sampai akhir usia
Cicih Sophiana
Justin ayo tundukan Jesika... jgn menyerah ya semangat💪🏻💪🏻
Cicih Sophiana
klo Jesika di kasih duit I m jg paling cuma dua jam habis Justin...
Cicih Sophiana
bikin drama seru jg untuk kalian bertempat...
Cicih Sophiana
semoga kamu bahagia yah Juwi mendapatkan suami yg baik dan bertemu keluarga kandung pula... lengkap sudah kebahagiaan mu Juwi
Cicih Sophiana
wah mau suami seperti Zergar walau dia duda aq ikhlas... thor kirim satu yah buat aq yg seperti Zergar...
Cicih Sophiana
semoga Juwita bisa di selamatkan...
Cicih Sophiana
tuh kan Indira klo orang jahat kualat kan... mau mati aja susah apa hidup
Cicih Sophiana
bagus Zergan sekarang sdh tau siapa cecunguk itu... buang dia ke Amazon ngerepitin aja🤭
Zainab Ddi
selalu 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻😍😍 author untuk bekarya
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
ya cepet amat tamaty endingy bagus akhirnya bahagia tapi ngak kis Jessica nih 🙏🏻😍🙏🏻🙏🏻💪🏻
Cicih Sophiana
ayo Zergan selidiki siap yg mencekai Juwita... klo sdh di temukan jgn di kasih ampun... masukan dia ke hotel prodeo
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
wah keren banget itu masa kawinnya Juwita bikin semua orang kaget🤣🤣🤣
Cicih Sophiana
semoga Juwita baik baik aja agar dia bisa bertemu orang tua kandung nya... dan semoga si Indira tertangkap
Cicih Sophiana
good Job Zergan buat apa sampah di pungut lagi... selingkuh tdk ada maaf lg itu wanita mau pun pria... sampah tetap aja sampah buang ke tempat nya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!