Nerina Oceana, seorang mermaid muda, ditugaskan oleh ibunya, sang ratu, untuk menyelidiki hilangnya beberapa mermaid di daratan. Misinya berubah rumit saat ia bertemu Ethan Blackwood, pria yang pernah ia selamatkan. Tanpa Nerina ketahui, Ethan menyimpan rahasia keluarga kelam yang terkait dengan dunia mermaid. Kini, Nerina dihadapkan pada pilihan sulit: mengikuti kata hati dan bersama Ethan, atau mengkhianati cintanya demi membalaskan dendam klannya?
Dukungannya teman teman dengan like dan komen ❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Pertemuan mermaid dan Siren
"Penasihat, antarkan saya pergi ke kerajaan Siren!" tegas ratu mermaid menatap sang penasihat.
"Baik ratu, saya antarkan," ucap penasihat mermaid lalu meminta sang ratu untuk berjalan terlebih dahulu.
Penasihat dan beberapa prajurit berjalan bersama ratu menuju ke arah kerajaan Siren untuk bernegosiasi agar laut dan penghuninya merasa aman dan nyaman.
"Ratu, bagaimana progres putri nerina?"tanya Penasihat sembari mengikuti ratu yang melaju pesat.
"Saya belum meneleponnya, biarkan dia menjalankan misinya. Saya yakin sebentar lagi dia akan menelepon dan memberikan kabar," ucap sang ratu tegas.
"Tapi..ratu para mermaid mulai banyak yang hilang terlebih para mermaid muda dan beberapa mermaid yang berada di daratan juga mulai terancam menghilang," jelas penasihat sambil menunduk.
"APAA? Sudah banyak yang menghilang, kita harus cepat cari cara kalau tidak populasi mermaid akan punah ditambah sepertinya akan ada perang antara mermaid dan siren," ucap Ratu merasa takut.
Mereka semua segera memasuki kereta laut, menuju ke arah dimana kerajaan siren berada. Saat memasuki laut dalam yang gelap terlihat dua siren sedang menunggu mereka.
"Siapa kalian?Tidak boleh ada yang masuk ke kerajaan kami selain bangsa siren!" ucap penjaga Siren itu.
Penjaga mermaid segera turun dari kuda laut, menatap ke arah penjaga siren dengan tatapan kesal.
"Kami membawa ratu mermaid untuk bertemu dengan raja siren, izinkan kami masuk!"
"Mana ratu mermaid?saya harus mengeceknya sendiri!" sang penjaga siren segera memerintahkan temannya untuk mengecek ke dalam kereta itu.
"Cepat!"
Penjaga itu segera menuju ke arah kereta itu membuka tirai yang menutupi dan benar saja ada ratu mermaid dan penasihat mermaid di dalamnya.
"Benar," ucap penjaga itu lalu kembali ke arah temannya.
"Baiklah silahkan tetapi saya akan meminta teman kami untuk mengikuti anda,"ucap penjaga siren itu lalu menepuk tangannya yang membuat para penjaga lain datang.
"Antar ratu mermaid,bertemu raja!" suruh penjaga itu.
Kereta ratu segera melaju memasuki wilayah kerajaan siren yang tampak gelap dan suram berbeda 360 derajat dibanding wilayah mermaid. Para penjaga siren mengikuti kereta itu dari belakang.
"Apakah yakin ratu akan bernegoisasi dengan raja mermaid?"tanya penasihat memastikan,karena wajah sang ratu murung.
"Saya yakin, tenang saja penasihat," ucap Ratu sambil tersenyum.
Mereka semua akhirnya sampai di depan kerajaan Siren, ratu mermaid dan penasihat serta beberapa penjaga mermaid segera masuk ke dalam kerajaan itu. Sesampainya di dalam seorang pria yang tak lain raja siren menyambutnya.
"Ada apa kau datang kemari ratu," ucap Raja Siren membalikkan badannya menatap ke arah sang ratu.
"Kita perlu bicara," ucap sang ratu tegas.
"Silahkan?bicara saja disini"
"Saya ingin membahas masalah ini berdua!"
"Ratu, itu berbahaya," bisik penasihat kerajaan.
"Baiklah ikuti saya,"
"Ratu.."ucap Penasihat lirih.
"Sudah tidak apa apa," Sang ratu segera melangkah mengikuti raja Siren ke salah satu ruangan.
Mereka akhirnya sampai di salah satu ruangan besar yang cukup gelap, lalu snag raja menoleh.
"Apa yang kau butuhkan sampai rela ke wilayahku?"tanya Raja mermaid.
"Aku hanya ingin berdamai demi laut ini," ucap Ratu mermaid lirih.
Raja Siren berjalan pelan mendekati jendela ruangan itu, menatap keluar ke arah laut hitam yang bergelombang. Cahaya biru redup dari ubur-ubur di luar jendela membuat ruangan itu tampak seperti berada di kedalaman tak berujung. Suara langkah sang ratu di belakangnya terdengar tenang, namun hatinya penuh beban.
"Jadi… kau datang hanya untuk meminta perdamaian?" suara Raja Siren tegas dan dingin, namun ada getar lembut yang sulit disembunyikan.
Ratu Mermaid menunduk sedikit, jemarinya saling bertaut.
"Aku datang bukan hanya untuk itu. Aku ingin laut menjadi damai kembali. Sudah cukup darah yang tumpah di antara dua kerajaan kita. Anak-anak laut butuh tempat aman untuk hidup dan aku mau membuat laut selalu tenang seperti dahulu."
Raja Siren berbalik perlahan. Tatapannya menembus jauh, memandangi wajah ratu yang masih sama seperti dulu anggun, teduh, tapi kini terlihat rapuh. Ada rindu di sana, tapi juga luka yang belum pulih.
"Laut yang damai?" ujarnya sinis.
"Dan setelah laut damai, apa yang terjadi, ha? Kau pikir kita bisa bersatu kembali seperti dulu?Atau ada yang berubah?"
Ratu Mermaid terdiam. Hatinya bergetar mendengar kata-kata itu. Ia tahu, luka di antara mereka bukan hanya soal perang antar kerajaan tapi tentang masa lalu yang tak bisa mereka ubah.
"Tidak… aku tidak meminta kita bersatu,karena mermaid dan siren tidak ditakdirkan untuk bersatu," ucapnya pelan.
"Aku hanya ingin… semua ini berhenti. Tidak ada lagi korban, tidak ada lagi kebencian. Para penghuni laut meminta kita membuat laut menjadi damai."
Raja Siren mendekat, menatapnya tajam.
"Dan bagaimana dengan putri kita?"
Ucapan itu membuat jantung sang ratu berdegup kencang. Ia langsung menatap raja itu dengan mata melebar, suaranya gemetar namun tegas.
"Jangan bawa-bawa Nerina ke dalam ini. Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh atau membawanya pergi dariku!"
Raja Siren mendengus, lalu menatap ratu dengan kesal, sekaligus getir.
"Kau selalu seperti itu. Sejak Nerina kecil, kau sembunyikan dia dariku. Aku bahkan tidak diizinkan menatap wajah anakku sendiri. Apakah itu bentuk cinta, atau balas dendam?Kau bahkan tidak membiarkan anakku tahu kalau aku ayahnya!"
"Aku hanya melindunginya. Dunia Siren bukan tempat untuk Nerina. Dia pantas hidup damai, jauh dari kegelapan ini."
"Damai?" Raja Siren tertawa lirih, suara tawanya serak penuh kemarahan yang tertahan.
"Kau lupa dari darah siapa dia berasal? Setengah darimu, setengah dariku. Nerina tidak akan bisa hidup damai di dunia yang kau bangun dengan kebohongan."
Ratu Mermaid menatapnya dalam, menahan air mata yang hampir jatuh.
"Kau tidak akan mengerti… aku hanya ingin yang terbaik untuknya."
Raja Siren mendekat, jarak mereka kini hanya sejengkal. "Dan aku hanya ingin melihat anakku, meski sekali saja."
Ruangan itu hening. Hanya suara ombak dari luar yang terdengar lirih, seolah ikut menahan napas atas pertemuan dua hati yang dahulu saling mencintai namun kini terpisah oleh takdir dan perang.
"Aku tidak mau berdamai!" tegas Raja mermaid.
"Please Nerion, jangan pentingkan egomu! Ini demi seluruh penghuni laut!" ucap sang ratu walau dalam hatinya ia merasa sedih dan sedikit kesal dengan Nerion,mantan kekasihnya.
"Kau juga selalu mementingkan egomu! Kalau kau mau membuat Nerina menemuiku, aku akan mempertimbangkan permintaanmu!" ucap Raja Siren tegas.
"Kau..." sang ratu menunjuk wajah Nerion dengan kesal.
"Berani sekali kau menyuruhku," kesal sang ratu.
"Sudah lah Oceana, kau ini selalu saja mementingkan dirimu. Aku tidak akan melukai putri kita," tegas Nerion.