NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Tentara / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:902.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Hasna_Ramarta

Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Pergi

     Elyana segera masuk kamar, untung saja Nada masih anteng. Dia tumben tidak rewel, seakan tahu apa yang sedang diupayakan mamanya. Namun, air mata itu tiba-tiba kembali berderai. Membayangkan Nada yang harus jauh dengan papanya, sedangkan Nada memang lengket pada Excel.

     Elyana segera tersadar, ini tentang batinnya yang sudah terkoyak, dia harus segera mengemasi barang-barang yang perlu banget dan belum Excel amankan.

     Elyana kembali termenung, dia teringat sikap Bi Ocoh tadi di bawah. Sepertinya Bi Ocoh memang sudah diwanti-wanti Excel untuk mengawasinya agar tidak pergi. Sebegitu culasnya Excel, sampai Bi Ocoh saja sudah dia beri pesan agar mengawasi Elyana.

     "Aku harus cari akal agar bisa mengelabui Bi Ocoh." Elyana bingung, dia berpikir agak lama untuk bisa keluar dari rumah ini.

     Elyana tiba-tiba membuka kembali jaket Nada dan jaketnya. Setelah itu, dia segera menuju lemari, meraih beberapa bajunya dan baju Nada, lengkap dengan dalamannya. Semua dia masukkan ke dalam kantong kresek besar itu.

     Setelah baju cukup, Elyana meraih tas sampirnya, yang ia isi dengan dompet, make up secukupnya, jam tangan serta benda penting seperti dotnya Nada. Tidak lupa sepatu Nada, dia masukkan ke dalam kantong kresek itu.

     Setelah dirasa cukup, Elyana mengangkat kantong itu. Tapi sepertinya ada yang kurang. Elyana ada akal. Kantong itu ia tambahi atasnya kertas koran bekas yang berada di bawah kolong meja di kamarnya. Selesai.

     Elyana menatap ranjang, ia bergegas lalu merapikan kembali ranjang itu, kemudian ia letakkan surat yang kemarin malam sudah ia tulis. Elyana berdiri menatap sekeliling kamar, perasaan sedih kembali menyeruak, bulir bening itu mendorong-dorong ingin keluar. Buru-buru Elyana menyekanya.

     "Sayang, ayo, kita ke bawah. Kita buang sampah di kantong kresek ini," ajak Elyana seraya meraih lengan Nada. Kali ini dia tidak memangkunya. Elyana menuntun jemari Nada dengan tangan kirinya, lalu tangan kanannya ia pakai untuk menjinjing kantong kresek yang isinya baju miliknya dan Nada.

     Tiba di pintu depan, Elyana membuka handle pintu. Sayang sekali, pintu itu dikunci dan kuncinya tidak ada di lubang pintu.

     Elyana benar-benar prustasi, Excel benar-benar sudah menjaga ketat keamanan dia dari dalam rumah agar Elyana tidak pergi.

     "Ya ampun, bagaimana ini?" bingungnya sembari berpikir keras.

     "Bi Ocoh, kenapa pintu depan terkunci. Saya mau buang sampah," ujar Elyana menghampiri Bi Ocoh di dapur.

     Bi Ocoh seperti orang bingung, dia diam beberapa saat. "Den Excel mengunci pintu itu dan membawanya. Sepertinya Den Excel takut kalau Nona akan pergi," ujar Bi Ocoh akhirnya.

     "Kenapa suami saya melakukan itu, Bi? Tega banget menuduh saya seperti itu. Lalu ini gimana dengan sampah di dalam kantong kresek ini, barang-barang ini sudah tidak terpakai, bahkan ada satu kantong kresek lagi di depan pintu kamar saya. Kalau tidak keberatan, tolong Bi Ocoh ambil satu kantong lagi, tadi saya susah bawa Nada," ujar Elyana sedikit berbohong, dia baru saja kepikiran untuk membohongi Bi Ocoh agar Bi Ocoh meninggalkannya.

     "Baiklah, Non. Non Elya tunggu saja, biar saya yang buang semua sampahnya ke depan," ujar Bi Ocoh seraya menatap Elyana penuh curiga.

     "Baiklah. Saya menunggu di dapur saja sekalian membuat wedang. Cepat, ya, Bi. Saya tidak mau menumpuk barang bekas lagi di rumah, rasanya sumpek," suruh Elyana dan berharap Bi Ocoh segera menuju ke atas.

     "Baik, Non." Bi Ocoh bergegas menuju tangga, sedangkan Elyana menuju dapur seraya menjinjing kantong kresek. Buru-buru dia memangku Nada dan membawanya keluar menuju pintu belakang.

     Untung saja pintu belakang tidak dia kunci. Meskipun berat harus menjinjing kantong kresek dan memangku Nada, Elyana terus melangkah, dia tidak mau langkahnya keburu ketahuan Bi Ocoh.

     Elyana sudah keluar dari pintu belakang, lalu berjalan secepat mungkin melalui samping rumah menuju depan, berharap tidak didahului Bi Ocoh.

     "Ya Allah, semoga Bi Ocoh tidak mengejar aku."

     Beberapa langkah lagi menuju pagar rumah, Elyana terus berjalan dengan cepat sambil menyeret kantong kresek itu.

    Akhirnya sampai di depan pagar, perlahan Elyana membuka pintu pagar yang hanya ditutup begitu saja tidak digembok. Tubuh Elyana sudah keluar dari pagar, lalu ia berjalan meninggalkan depan rumahnya untuk segera sampai di belokan rumah.

     "Hahhh hah hah hah ...." Helaan nafas lelah dan diburu perasaan takut mendera. Namun akhirnya dia sampai juga di belokan. Segera Elyana meraih Hp nya dan memesan grab.

     Elyana buru-buru membuka aplikasi grab dan segera memesan, berharap pesanannya segera ada yang menanggapi. Beruntung pesanannya segera nyangkut, tiga menit kemudian grabnya akan datang.

     "Ya Allah, semoga Bi Ocoh belum menyadari aku pergi. Tolong, ya Allah," doanya penuh harap.

     "Sabar, ya, Sayang. Kita akan pergi ke tempat yang membuat kita nyaman dan diterima. Baik Nada ataupun Mama," hibur Elyana sembari mencium Nada dengan kasih sayang.

     Sementara di rumah Excel, Bi Ocoh masih mencari kantong kresek yang dikatakan Elyana. Tapi setelah dicari, ternyata tidak ada. Bi Ocoh bingung, dia berpikir jangan-jangan kantong kreseknya masih di dalam kamar. Bi Ocoh meraih handle pintu, tapi kemudian urung, karena Bi Ocoh merasa tidak enak dan lebih memilih bertanya pada Elyana.

     "Non Elya, kantongnya di mana, di depan pintu kamar tidak ada, Non?" teriak Bi Ocoh dari pagar pembatas lantai atas.

     "Non, Non Elya," ulang Bi Ocoh. Bi Ocoh keheranan, karena teriakannya tidak digubris Elyana. Bi Ocoh memutuskan turun dan menghampiri Elyana.

     "Lho, Non Elya tidak ada? Ke mana? Jangan-jangan buang sampah sendiri. Tapi lewat mana? Belakang? Ya Allah, jangan-jangan, Non Elya kabur. Aduhh, bagaimana ini. Aku harus bagaimana ini?" Bi Ocoh terlihat bingung, ia langsung berlari menuju pintu belakang yang ia yakini dilalui Elyana.

     "Ya ampun, bagaimana ini? Aku harus hubungi suamiku atau Den Excel? Non Elya, Non, kenapa menyusahkan Bibi. Mudah-mudahan Non Elya benar ke depan untuk buang sampah. Duhhh, kalau kabur bagaimana?" bingungnya lagi merasa sedih karena takut ditegor Excel.

     Sementara itu, Elyana kini sudah menaiki grab. Saat grab itu berjalan, pandangannya menuju rumah Excel yang terpaksa ia tinggalkan. Tatapnya sedih, karena bagaimanapun di rumah itu telah terbangun cinta untuk Excel yang pada akhirnya harus kandas karena hubungan Excel dengan kekasihnya terbongkar.

     Elyana segera menghubungi Yeri, dia minta tolong pada Yeri untuk mencarikan dirinya rumah kontrakan untuk sementara. Karena untuk pergi jauh, Elyana masih belum terbayang akan ke mana, semetara dirinya kini bersama Nada.

     "Selamat tinggal, Mas. Aku terpaksa mengalah dan pergi. Karena aku tidak ada ruang di hatimu." Air mata Elyana kembali jatuh membasahi pipi.

1
rahmawaty
𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒊 𝑵𝑶
Zahra Putri
makanya rafka berpikiran positip dong jgn main tuduh tuduh aja
Zahra Putri
meleleh hati adek bang rafka/Heart//Kiss/
Zahra Putri
kasih jempol 4 ama rafka tekadmu kuat lanjutkan komandan/Good/
rahmawaty
𝒏𝒂𝒉 𝒚𝒈 𝒕𝒅 𝒕𝒂𝒃𝒓𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒎𝒂 𝒆𝒍𝒚𝒂𝒏𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒊 𝒓𝒂𝒇𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒚𝒂
rahmawaty
𝒂𝒖 𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒂𝒉 𝒆𝒍 𝒍𝒖 𝒎𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒆𝒌 𝒃𝒏𝒈𝒕 . 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒖𝒎𝒂 𝒏𝒈𝒎𝒐𝒏𝒈 𝒅𝒍𝒎 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒅𝒐𝒂𝒏𝒈
rahmawaty
𝒂𝒉 𝒆𝒍𝒚𝒂𝒏𝒂 𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒆𝒌 𝒃𝒏𝒈𝒕 ,
rahmawaty
𝒎𝒆𝒓𝒕𝒖𝒂 𝒆𝒏𝒂𝒌 𝒏𝒈𝒎𝒐𝒏𝒈 𝒈𝒕𝒖 , 𝒍𝒖 𝒕𝒂𝒖 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒏𝒌 𝒍𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒔𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒄𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 , 𝒂𝒑𝒂 𝒈𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒎𝒂 𝒆𝒍𝒚𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒈 𝒔𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒕𝒅𝒌 𝒅𝒊 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒔𝒎𝒂 𝒔𝒖𝒂𝒎𝒊𝒏𝒚𝒂
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
sangat luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak...
total 1 replies
rahmawaty
𝒖𝒅𝒉𝒍𝒂𝒉 𝒏𝒂𝒏𝒈𝒊𝒔 𝒎𝒍𝒖 𝒂𝒆𝒍𝒂𝒉
istiqlal👻👻
terima kasih novel ini bagus banget.... ngak bnyk drama dan gmpang di mengrti❤❤
Nasir: Mksh byk Kak..
total 1 replies
D
uhuyyy romantiz bgt rafkaaa
rahmawaty
𝒔𝒖𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒖 𝒎𝒂𝒉 𝒄𝒆𝒌𝒓𝒆𝒌 𝒕𝒉𝒐𝒓😁
istiqlal👻👻
semoga jodohnya excel...🤣🤣🤣🤣
Nasir: Wahhhhh, tebakan Kakak akan terjawab di karya baru saya. Heheheh.... lanjut ya Kak...
total 1 replies
Kadek Bella
ngok ending nggak sampai punya anak
Nasir: Ada lanjutannya di karya baru Kak. Tapi kisah Excel. Elyana sedang hamil muda.
total 1 replies
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
sakitnya sampe sini😭
Nasir: 🙏🙏🙏🙏💕💕💕💕
total 1 replies
sekarasih natalina
maaf koreksi thor anak sekecil itu biasanya akan lbh dkt dgn ibunya, apalagi jika bapaknya bekerja krn seharian bersama ibunya, beda klo anak sdh remaja. dan biasanya anak sekecil itu meskipun ga ada bapaknya dan srg d tinggal tugas si anak baik baik aja krn mmg kesehariannya bersama ibunya. krn menurut pengalaman pribadi saya sebagai anak tentara, mertua tentara, adik ipar tentara begitu bapaknya pulang tugas kdg si anak lupa tdk mengenali bapaknya. jd sesuaikan lah dgn fakta yg nyata jgn terlalu halu
Nasir: Hehehehe... iya Kak, tapi kan ada juga yg seperti Nada. Cuma jarang. Halu boleh tapi ini masih masuk akal kok....
total 1 replies
guntur 1609
hahahah makanya dikunci. bingung aku memikitkanya
guntur 1609
dasar kalian egois semunay
guntur 1609
dasar rafka. raja drama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!