NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Ben Wang hidup kembali setelah kematian tragis yang membuka matanya pada kebenaran pahit—kekasihnya adalah pengkhianat, sementara Moon Lee, gadis sederhana yang selalu ia abaikan, ternyata cinta sejati yang tulus mendukungnya.

Diberi kesempatan kedua, Ben bertekad melindungi Moon dari takdir kelam, membalas dendam pada sang pengkhianat, dan kali ini… mencintai Moon dengan sepenuh hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Raut wajah Steven terlihat pucat, tangannya menggenggam ponsel dengan erat setelah mendengar ancaman yang baru saja diterimanya. Suasana ruang tamu itu mendadak hening, hanya terdengar detak jam dinding yang seakan memperpanjang ketegangan di antara mereka.

“Ada apa, siapa yang menelpon?” tanya Joe dengan nada cemas, melangkah mendekat ke arah suaminya.

“Asisten Ben mengatakan kalau Viona masih di rumah, kontrak kerja kita akan dibatalkan. Aku telah menanam semua modalku ke proyek itu. Kalau sampai dibatalkan maka uangku juga hangus,” kata Steven, suaranya berat, nyaris bergetar oleh tekanan dan kekhawatiran.

“Pa, apakah Papa tega mengusirku? Aku dibesarkan olehmu. Selama ini kalian melindungiku dan memanjakanku. Ben sudah tidak menginginkan aku lagi karena jalang itu. Jadi aku harus bagaimana?” kata Viona, matanya berkaca-kaca, air mata jatuh membasahi pipi yang masih berbekas luka. Ia memegangi lengan ayahnya seolah ingin memohon sedikit belas kasih.

Namun Joe menatapnya dengan mata yang penuh kecewa.

“Viona, andaikan kau sadar semua ini, maka kau tidak akan melakukan hal sekeji ini. Karena rasa cemburumu pada Moon Lee, kau tega mengorbankan dia berulang kali. Kau sudah tahu kondisinya, tapi masih saja kau memaksa dia melayani klien. Sama-sama adalah wanita, kenapa kau tega? Walau mama dan papa sangat menyayangimu bukan berarti kau bisa bebas menyakiti orang lain,” jawab Joe, suaranya bergetar menahan emosi dan sedih yang bercampur jadi satu.

Viona terdiam, bahunya bergetar. Ia menunduk, tak mampu menatap mata ibunya.

“Ini semua kesalahanmu, kau harus merenungi kesalahanmu dan menyesalinya. Oleh karena itu aku ingin kau angkat kaki dari sini. Dan semua kartumu akan aku blokir, sebagai pelajaran untukmu. Kau harus bisa mandiri di luar sana,” kata Steven dengan nada dingin. Ia menatap putrinya untuk terakhir kali sebelum membalikkan badan.

Tak lama kemudian, asisten rumah tangga datang membawa koper besar dan beberapa tas ke ruang tamu. Bunyi roda koper di lantai marmer menambah berat suasana yang sudah mencekam.

“Tuan, Nyonya, semua barang Nona telah dikemas,” ucap asisten itu pelan.

“Bawa keluar!” perintah Steven dengan tegas tanpa menatap ke arah putrinya.

“Pa, Ma, aku tidak mau! Di sana sangat jauh dari sini. Dengan wajahku seperti ini, aku tidak bisa keluar menemui siapa pun. Jadi mana bisa aku bekerja dengan orang,” ujar Viona sambil berlutut di lantai, menangis, suaranya pecah penuh keputusasaan.

“Kau tenang saja. Untuk sementara biaya hidupmu tetap akan aku atur untukmu. Tidak akan membiarkanmu mati kelaparan. Kalau kau masih bertindak sesuka hati, jangan harap biaya hidup, bahkan kalau kau mati aku tetap tidak akan mengurus mayatmu,” kata Steven dengan nada ketus, lalu berbalik dan melangkah menuju lantai atas tanpa menoleh lagi.

“Pa… Pa!” seru Viona, tangisnya pecah. Ia mencoba meraih ujung baju ayahnya, namun gagal. Yang tersisa hanyalah bayangan Steven yang semakin menjauh menaiki tangga.

“Viona, mengirimmu ke rumah lain karena kau dibesarkan oleh kami. Kami masih berharap kau menyesali kesalahanmu. Kalau kau masih tidak bisa melakukannya, jangan salahkan kami bersikap kejam padamu!” kata Joe dengan tegas, suaranya bergetar di antara amarah dan air mata. Ia kemudian mengikuti langkah suaminya naik ke lantai atas, meninggalkan Viona yang terduduk di lantai, menangis tanpa daya di tengah koper dan tas yang berserakan.

***

Di sisi lain, Moon yang baru saja hendak berangkat kerja, melangkah keluar dari kamar dengan tas kecil di bahunya. Namun langkahnya terhenti ketika Ben, yang duduk santai di ruang tamu sambil membaca koran, tiba-tiba bersuara tanpa menatapnya.

"Hari ini cuti kerja, tidak usah pergi," kata Ben datar, tanpa mengalihkan pandangannya dari lembar koran.

Moon menatapnya bingung. "Cuti? Hari ini hari apa?" tanyanya sambil mengerutkan kening.

"Tak ada! Nanti aku akan mengantarmu pulang," jawab Ben tenang, suaranya dalam tapi mengandung nada perintah.

Moon menarik napas pelan, mencoba menahan kesal. "Kalau aku tidak kerja, lebih baik aku pulang sekarang saja. Aku bisa pulang sendiri," ujarnya dengan nada tegas.

Ben menurunkan korannya perlahan, menatap Moon dengan ekspresi tajam. "Apa kau tidak takut bertemu dengan Tuan Kang? Walau dia masih terluka dan dirawat di rumah sakit, tapi dia memiliki banyak anggota," ujarnya, suaranya sengaja dibuat menekan — seolah ingin menakuti gadis itu.

Moon menatapnya lekat, sedikit gemetar. "Luka? Apa yang kau lakukan padanya?" tanyanya dengan nada was-was.

Ben terdiam sejenak, lalu menjawab tanpa ekspresi, "Dia tidak bisa memiliki keturunan lagi."

"Ha...? Apakah benar?" tanya Moon dengan suara nyaris bergetar, antara terkejut dan tidak percaya.

Ben menatap wajahnya, bibirnya melengkung samar. “Apakah gadis ini lupa kejadian malam itu? Benar juga, saat itu dia sedang trauma... dan pasti sudah lupa apa yang aku lakukan pada bajingan itu,” batin Ben dingin.

"Temtu saja! Apakah kau berharap Viona akan menerima balasannya?" tanya Ben lagi, kali ini suaranya terdengar menggoda sekaligus tajam.

"Aku tidak pernah berpikir sejauh itu," jawab Moon dengan polos, lalu duduk perlahan di sofa di hadapan Ben.

"Apa kau tidak membencinya?" tanya Ben lagi, menatap Moon tanpa berkedip.

Moon tersenyum tipis, pahit. "Aku tidak layak membenci siapa pun. Aku hanya ingin menjaga jarak darinya. Lagi pula dia adalah tunanganmu, kenapa kau bertanya seperti itu?" jawabnya tenang tapi lirih.

"Aku sudah batalkan pertunangan kami," kata Ben tiba-tiba.

Moon menatapnya cepat, matanya membulat. "Kenapa?" tanyanya pelan.

Ben berdiri, melipat koran di tangannya dan berjalan mendekat. Langkah-langkahnya pelan namun berat, hingga jarak mereka tinggal sejengkal. Ia menunduk, menatap wajah Moon yang kini tampak gugup.

"Karena ada seseorang yang lebih membutuhkan aku," jawab Ben dengan nada dalam dan pandangan yang menusuk ke mata gadis itu.

Tatapan mereka bertemu. Udara di antara mereka seolah menegang, hening menyelimuti ruangan. Moon menunduk cepat, jantungnya berdetak tak karuan.

“Tidak mungkin aku adalah orang itu,” batin Moon, mencoba menyangkal perasaan aneh yang tiba-tiba muncul.

"Seingatku kau begitu mencintainya, kenapa bisa begitu mudah membatalkan pertunangan kalian? Bukankah dia adalah bunga di hatimu?" tanya Moon dengan suara pelan, nyaris berbisik.

Ben tersenyum miring. "Aku salah menilai, dan bisa dikatakan aku salah mengenal orang. Orang yang aku cintai adalah orang yang menyediakan sarapanku setiap hari saat di universitas," ungkap Ben perlahan.

Ucapan itu membuat Moon terdiam seketika. Matanya menatap lantai, jari-jarinya menggenggam ujung rok tanpa sadar.

"Bukankah selama ini Ben mengira Viona yang melakukannya?" batin Moon, hatinya terasa bergetar.

Ben melanjutkan dengan suara yang lebih lembut namun tegas, "Dan orang itu selama ini ada di depanku, tapi aku salah terlalu lama menyadarinya."

Moon mengangkat wajahnya perlahan. Pandangan mereka bertemu lagi — kali ini tanpa kata, hanya ada keheningan yang sarat makna di antara keduanya.

1
Qyzz🇲🇾
maksudnya?moon mengalami regresi juga?
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
alhamdulillah suka cerita nya
perahu kertas
😳😳😳😳 what
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lina Hibanika
terlalu lama melewati kematian untuk sadarnya,, klo ga gitu mana sadar kau Ben 😡
Bu Kus
udah gak sabar liat moon ketemu kedua orang tua nya sebenarnya
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
itu viona mah jgn di usir donk psti bkln bls dendam tu mn trm dia kehilangan kemewahan y dan kehilangan si ben itu,, yg ada ngincar moon le trss tu,,
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Bu Kus
lanjut lg dong thro makasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
viona klo gk dihukum gk bklnn kapok yg ada dendamn bgtt sm moon
Bu Kus
lanjut
Bu Kus
tegang banget semoga Ben cepat datang
Bu Kus
itu sih akal akalan sih ben
Bu Kus
lanjut
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
merry
viona psti cari kesempatan tuu untuk jthuinn moon tp tenang di ben ben kn ud tau dr suara jam yg terhubung ituu
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
partini
ehhh apa nanti ga salah faham lihat viona terluka karena moon Lee tuh ortunya viona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!