NovelToon NovelToon
KAISAR DEWA SEMESTA

KAISAR DEWA SEMESTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Long Zhu, Kaisar Dewa Semesta, adalah entitas absolut yang duduk di puncak segala eksistensi. Setelah miliaran tahun mengawasi kosmos yang tunduk padanya, ia terjangkit kebosanan abadi. Jenuh dengan kesempurnaan dan keheningan takhtanya, ia mengambil keputusan impulsif: turun ke Alam Fana untuk mencari "hiburan".

Dengan menyamar sebagai pengelana tua pemalas bernama Zhu Lao, Long Zhu menikmati sensasi duniawi—rasa pedas, kehangatan teh murah, dan kegigihan manusia yang rapuh. Perjalanannya mempertemukannya dengan lima individu unik: Li Xian yang berhati teguh, Mu Qing yang mendambakan kebebasan, Tao Lin si jenius pedang pemabuk, Shen Hu si raksasa berhati lembut, dan Yue Lian yang menyimpan darah naga misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34: Latihan yang Menyedihkan dan Guru yang Tidak Sabar

Hari-hari di Sekte Langit Abadi telah menemukan ritme neraka mereka sendiri. Zhu Lao duduk di teras dapurnya, mencoba—sekali lagi menikmati secangkir teh pagi.

Dia tidak bisa. Konsentrasinya hancur oleh "Para Pecundang".

Di tepi jurang, Yue Lian dan Tao Lin sedang berjuang melawan Pohon Besi Darah.

"Saudari Muda Yue Lian, gunakan kekuatan garis darahmu!" teriak Tao Lin, yang kini bertindak sebagai mandor setelah meridiannya sembuh. "Guncang dari dalam!"

"Aku sudah mencobanya!" balas Yue Lian, frustrasi. Dia memanggil kekuatan naganya. Aura giok pucat menyelimuti kapaknya.

KRENGGGG!

Kapak itu terpental begitu keras hingga hampir terlepas dari tangannya. Pohon itu? Tidak ada goresan.

"Ugh! Kayu sialan ini!" geramnya. Seorang keturunan Naga sejati, Ranah Perak Puncak, dikalahkan oleh sebatang pohon. Ini adalah penghinaan terbesar.

Di dapur luar, Mu Qing dan Shen Hu sedang berperang dengan api ubi.

"Nona Mu, apinya tidur lagi!" keluh Shen Hu.

Mu Qing berdiri kaku, tangannya terkepal, wajahnya yang cantik pucat karena frustrasi. "Aku... aku tidak sengaja."

Setiap kali dia mencoba "merasakan" api seperti yang dikatakan Shen Hu, Dao Es alaminya yang merupakan inti dari keberadaannya secara naluriah melepaskan sedikit hawa dingin. Hawa dingin itu, meski kecil, sudah cukup untuk memadamkan bara api yang paling kuat sekalipun.

"Kau harus ramah padanya," kata Shen Hu, dengan sabar menyalakan api lagi. "Jangan memelototinya seolah dia mencuri uangmu."

Mu Qing menatap api itu dengan kebencian murni. Dia, seorang jenius es, kini dikalahkan oleh setumpuk kayu bakar.

Di tengah halaman, Li Xian dan Tao Lin (saat sedang istirahat menebang) berlatih dasar-dasar pedang.

"Bukan!" bentak Tao Lin, memijat pelipisnya. "Kau memegang pedang seperti kau memegang sapu! Maksud Sapu-mu itu bagus untuk mendorong. Pedang itu untuk menebas! Menusuk! Mengalir! Kau terlalu kaku!"

Li Xian mencoba menebas boneka kayu yang baru mereka buat. SWUSH... THUD. Dia menebasnya dengan gerakan mendorong yang datar. Boneka itu hanya bergoyang.

"Fokus, Li Xian! Kau tidak membersihkan lantai, kau mencoba mengambil nyawa!"

Li Xian mencoba lagi, mencoba terlihat garang. Dia hanya terlihat seperti sedang sembelit.

Di Teras Dapur...

KLANG!

Zhu Lao membanting cangkir tehnya ke meja. Cangkir porselen itu retak, tapi langsung memperbaiki dirinya sendiri.

"CUKUP!"

Raungan merdu itu menggelegar melintasi dataran tinggi. Semua suara latihan berhenti seketika.

Keempat murid (dan Shen Hu) membeku, menatap Guru mereka.

Zhu Lao berdiri, wajahnya yang tampan sempurna kini gelap karena amarah yang murni.

"Kalian," katanya, suaranya sedingin es. "Adalah murid-murid paling payah dalam sejarah seratus juta tahunku."

Dia melangkah keluar ke halaman, jubah hitamnya berdesir seperti badai yang mendekat.

Dia menunjuk Yue Lian. "Kau! Garis darah Naga Sejati! Kau seharusnya bisa menghancurkan gunung dengan satu jari! Tapi kau tidak bisa menggores kulit pohon! Garis darahmu tersumbat seperti selokan! SAMPAH!"

Dia menunjuk Mu Qing. "Kau! Tubuh Es Yin! Kau seharusnya bisa menyeimbangkan api dan es. Tapi kau tidak bisa menjaga ubi tetap hangat! Kau bahkan tidak bisa mengendalikan Dao-mu sendiri! SAMPAH!"

Dia menunjuk Tao Lin. "Kau! Ranah Raja! Seorang Master Pedang! Tapi Maksud Pedangmu bocor seperti ember berlubang! Kau tidak bisa mengajar anak kecil, dan kau tidak bisa menebang pohon! SAMPAH GANDA!"

Dia menunjuk Li Xian. "Dan kau! Kau punya Maksud Sapu yang lumayan, tapi fondasimu setipis kertas! Kau menyalurkan energi Ranah Emas melalui meridian Ranah Perunggu! Kau akan meledak sebelum kau bisa mencuci panciku! SAMPAH YANG MEREPOTKAN!"

Para murid menundukkan kepala, malu.

"Latihan kalian tidak berguna," lanjut Zhu Lao. "Karena fondasi kalian sampah! Kalian mencoba membangun istana di atas lumpur!"

Dia mondar-mandir. "Aku tidak punya waktu seribu tahun untuk menunggu kalian semua menjadi berguna. Aku tidak bisa minum teh dalam damai. Aku tidak bisa mendapatkan supku. Ini... tidak efisien."

Dia berhenti di tengah halaman. "Jika aku ingin ketenangan, aku harus memperbaiki kalian. Sekarang."

"Guru..." Li Xian memulai.

"Diam. Aku sedang berpikir."

Zhu Lao melihat sekeliling. "Fondasi kalian rusak. Kalian butuh bahan bakar."

Dia tidak pergi ke hutan. Dia tidak membuka cincin penyimpanan.

Dia hanya berdiri di tengah halaman batu giok, mengangkat wajahnya yang sempurna ke langit, dan bertepuk tangan sekali.

PAK!

Suara itu jernih dan tajam.

Seluruh gunung merespon.

WUUSSSHHH!

Dari puncak gunung tertinggi, seberkas cahaya keemasan melesat itu adalah Ginseng Darah Naga berusia sepuluh ribu tahun, yang telah menyerap esensi matahari.

Dari dalam jurang berkabut, seberkas cahaya biru es melesat itu adalah Teratai Es Sembilan Yin, yang mekar hanya di tempat terdingin.

Dari dalam tanah di bawah kaki mereka, seberkas cahaya cokelat tebal menembus batu giok itu adalah Jamur Lingzhi Penempa Tulang.

Bahan-bahan lain buah-buahan spiritual, akar-akar bercahaya, biji-bijian bintang—terbang dari seluruh penjuru gunung, tertarik oleh perintah sang Kaisar.

Dalam sekejap, puluhan herbal spiritual paling berharga di dunia yang bisa membuat sekte-sekte besar berperang—melayang-layang dengan patuh di depan Zhu Lao.

Para murid menatap dengan ngeri. Dia baru saja... memanggil harta karun gunung.

"Hmph," katanya, melirik hasil panen itu. "Gunung miskin ini hanya punya barang-barang bayi. Ginseng 10.000 tahun? Itu masih bibit."

Dia mengabaikan yang lain. "Sekarang," kata Zhu Lao. "Tungku... terlalu merepotkan."

Dia mengulurkan telapak tangannya yang sempurna.

Dia tidak menggunakan api. Dia tidak menggunakan kuali. Dia hanya memilih lima herbal paling kuat Ginseng Naga (untuk Yue Lian), Teratai Es/Api (untuk Mu Qing), Jamur Tulang (untuk Li Xian), Akar Pedang Emas (untuk Tao Lin), dan Biji Bintang (untuk Shen Hu).

Bahan-bahan itu terbang ke tangannya.

Dia meremasnya.

Di dalam tangannya, bukan api alkimia yang membara. Yang membara adalah Hukum Dao.

Dia tidak memurnikan herbal itu. Dia menulis ulang realitas mereka. Dia menghancurkan mereka menjadi Energi Asal Mula murni, lalu membentuknya kembali.

WUUNGG!

Cahaya lima warna meledak dari sela-sela jarinya. Aroma obat yang begitu pekat menyebar, hingga Li Xian dan yang lainnya merasa kultivasi mereka meningkat hanya dengan menghirupnya.

Zhu Lao membuka tangannya.

Di telapak tangannya, lima pil melayang. Masing-masing memancarkan aura yang menakutkan. Tidak ada kotoran. Itu adalah pil Dao murni.

"Obat sisa," katanya acuh tak acuh. "Aku benci membuang-buang bahan."

Dia menjentikkan jarinya. Lima pil itu melesat ke masing-masing murid.

"Makan," perintahnya. "Dan berhentilah bersikap payah."

1
Yanka Raga
😍😎
Yanka Raga
awal dari usaha tekad yg kuat
😍💪
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
truslah pd tekad yg kuat Li Xian
💪
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
huahaaa , , , kutivator puncak tertinggi tersedak rasa cabai 🤭
Yanka Raga
cabe2an kaliee 😆🤭
Yanka Raga
🤩😎
Nanik S
Alur dan cerita yang bagus
Nanik S
Gurunya keren sekali
Nanik S
Li Xian Koki dapur yang Gagal
Nanik S
Sop nya lembek Li Xian.. 🤣🤣🤣
Nanik S
Siapa suruh menunda sarapan Zhu Lao... tanggung sendiri akibatnya
Nanik S
Yang dimaksud Hama oleh Zhu Lao siapa
Nanik S
Wortel Musuh bebuyutan ya 🤣🤣🤣
Didi Mahardeka
bagus
Si Hibernasi: Season 1 iblis penyerap darah udah tamat, Terima kasih🙏
total 1 replies
Nanik S
Menarik sekali ajaran guru kepada murid tentang kesabaran dan resonasi
Nanik S
Li Xian lanjut nyapu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!