NovelToon NovelToon
Black Division

Black Division

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Sistem / Mafia
Popularitas:190
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Di tengah kekacauan ini, muncullah Black Division—bukan pahlawan, melainkan badai yang harus disaksikan dunia. Dipimpin oleh Adharma, si Hantu Tengkorak yang memegang prinsip 'hukum mati', tim ini adalah kumpulan anti-hero, anti-villain, dan mutan terbuang yang menolak dogma moral.
​Ada Harlottica, si Dewi Pelacur berkulit kristal yang menggunakan traumanya dan daya tarik mematikan untuk menjerat pemangsa; Gunslingers, cyborg dengan senjata hidup yang menjalankan penebusan dosa berdarah; The Chemist, yang mengubah dendam menjadi racun mematikan; Symphony Reaper, konduktor yang meracik keadilan dari dentuman sonik yang menghancurkan jiwa; dan Torque Queen, ratu montir yang mengubah rongsokan menjadi mesin kematian massal.
​Misi mereka sederhana: menghancurkan sistem.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga Sebuah Kepercayaan

Ruang konferensi Sektor E-12 terasa tegang. Enam gelang pergelangan tangan yang ramping, berwarna hitam dengan aksen baja metalik, tergeletak di atas baki. Di seberang meja, Puja Fernando menatap empat anggota Black Division dengan tatapan tanpa kompromi.

"Gelang apa ini, Nyonya Menteri?" tanya The Chemist (Yama Mendrofa), rasa ingin tahu ilmiahnya bercampur dengan kecurigaan. Ia mengabaikan semua moralitas demi menganalisis teknologi yang baru.

Torque Queen (Melly Elizabeth Rahardian), yang menciptakan gelang itu, menyeringai. Jumpsuit industrial-punk dan GearSpine hidroliknya membuat kehadirannya menonjol.

"Gelang ini disebut Torque Cuffs," jawab Melly, suaranya karismatik dan dominan. "Ciptaan terbaikku, dirakit di Sektor E-12 ini. Fungsinya ganda: segel janji dan Sistem Kontrol Darurat."

Puja Fernando melanjutkan, suaranya tenang, membuat efeknya lebih mengerikan. "Ini bukan sekadar pelacak. Gelang ini terhubung ke neuro-link yang sangat halus di bawah kulit pergelangan tangan kalian. Jika kalian melanggar Protokol—jika kalian berkhianat, membocorkan informasi, atau bertindak di luar perintah—gelang ini akan aktif."

Ia berhenti sejenak, membiarkan ancaman itu meresap. "Sistemnya dirancang untuk dua fungsi. Pertama, ia mengirimkan gelombang elektromagnetik bertekanan tinggi yang akan menghentikan urat nadi di lengan kalian secara instan, menghentikan detak jantung dalam hitungan detik. Kematian. Kedua, jika kami punya waktu, kami bisa mengirimkan gelombang frekuensi yang lebih halus yang akan memicu pembersihan memori parsial di otak. Kalian akan kembali menjadi Guntur Darma, Edy Dhembeng, Tika Marlina, dan Yama Mendrofa—tanpa memori menjadi Black Division. Kalian akan hilang identitas."

Udara serasa dihisap keluar dari ruangan. Ini adalah harga tertinggi yang pernah diminta dari para vigilante yang terbiasa hidup tanpa aturan.

"Persetan!" teriak Harlottica (Tika Marlina), bangkit dari kursinya. Kemarahan murni memenuhi matanya. "Aku sudah bilang! Aku tidak mau jadi alat lagi! Kalian tidak hanya mengambil kebebasanku, kalian mengambil ingatanku, kau mengambil segalanya! Aku lebih baik ditembak mati di jalanan daripada dikendalikan oleh gelang sialan!"

Trauma masa lalunya—dijadikan alat oleh germo dan sistem—kembali menghantamnya. Ia menunjuk Puja Fernando. "Kau sama saja dengan Rhausfeld! Kau hanya menggunakan kami!"

"Aku tidak menggunakanmu, Tika," balas Puja, tidak gentar sedikit pun. "Aku memberimu tujuan dengan konsekuensi. Rhausfeld menggunakan uang dan ketakutan; aku menggunakan janji yang diikat oleh teknologi. Perbedaannya adalah: aku tidak berencana mengkhianatimu. Aku mempertaruhkan nyawaku dengan datang ke Distrik 16. Sekarang, giliranmu mempertaruhkan segalanya untuk membuktikan niat baikmu."

Gunslingers (Edy Dhembeng) memandangi gelang itu dengan intens. Ia sebagai cyborg yang setengah mekanis, melihat kecanggihan teknologi ini sebagai fakta ilmiah, bukan moral.

"Gelang ini menjamin kepastian," ujar Edy, suaranya mekanis. "Dalam dunia yang penuh kebohongan, ini adalah satu-satunya janji yang pasti. Aku bisa membongkar bom, tapi aku tidak bisa membongkar pengkhianatan. Jika ini adalah harga untuk menghancurkan Rhausfeld, maka ini adalah harga yang harus dibayar."

The Chemist bersandar di kursinya, mengangguk perlahan. "Aku setuju dengan Edy. Secara ilmiah, sistem kendali ini efisien. Jika kita tidak berniat berkhianat, gelang ini hanyalah perhiasan yang mahal. Dan fasilitas yang aku dapatkan di sini—lab kimia, sumber daya—jauh lebih berharga daripada risiko teori konspirasi kendali pikiran."

Semua mata tertuju pada Adharma. Ia berdiri diam, mengambil salah satu gelang dari baki. Ia menimbangnya di tangannya.

"Kau bilang ini adalah harga kepercayaan, Nyonya Menteri," kata Adharma, suaranya rendah. "Bukan hanya harga kepatuhan. Baik. Kami sudah sepakat untuk berjuang demi Dwi dan orang-orang yang membutuhkan. Jika ini adalah cara untuk membuktikan bahwa kami tidak lagi berjuang demi dendam, tetapi demi keselamatan dunia... Maka aku akan memakainya."

Adharma mengangkat Torque Cuff ke pergelangan tangannya dan mengklik penguncinya. Cahaya merah kecil berkedip, menandakan sistem sudah aktif dan terintegrasi.

Melihat pemimpin mereka mengalah, perlawanan Harlottica runtuh. Ia menatap gelang itu dengan kebencian, tetapi ia tahu bahwa misinya lebih penting daripada trauma pribadinya. Ia mengambil gelang kedua dan memakainya dengan kasar.

Puja tersenyum puas. "Bagus. Selamat datang, Black Division, dalam Protokol DARMASAKTI."

Ia lalu menoleh ke Melly dan ke sudut ruangan di mana Symphony Reaper (Nadira Valentina) duduk tenang, melodi biolanya kini berhenti.

"Namun, empat orang tidak akan cukup," kata Puja. "Rhausfeld adalah gurita yang terlalu besar. Kita membutuhkan tenaga kerja spesialis. Melly, Nadira, kalian juga akan memakai gelang itu."

Melly menatap Puja dengan mata tajam. "Aku setuju untuk merakit, bukan untuk bertarung di garis depan, Nyonya Menteri."

"Kau tahu betul GearSpine dan senjata buatan tanganmu adalah satu-satunya yang bisa menyaingi teknologi GATRA," balas Puja. "Kau ingin dunia yang dikendalikan oleh rakyatmu, bukan elit. Rhausfeld adalah elit tertinggi. Dan Nadira—kau ingin membersihkan kebusukan dunia. Keduanya adalah target utama Rhausfeld."

Puja mengambil dua gelang lagi. "Kita berenam. Aku, Melly, dan kalian berempat. Ini bukan lagi tentang atasan dan bawahan. Ini tentang Enam yang Terikat. Jika salah satu dari kita berkhianat, kita semua menanggung akibatnya."

Melodi biola yang halus kembali terdengar saat Nadira (Symphony Reaper) berjalan mendekat. Ia mengambil gelang kelima dengan jari bersarung tangan putihnya yang elegan. "Aku setuju," kata Nadira, suaranya sehalus biolanya. "Bunyi adalah hukum. Dan aku akan mengaransemen ulang keadilan dengan hukum yang baru ini."

Melly mendengus, tetapi matanya menunjukkan penerimaan. Ia menghargai keberanian Puja yang mau mengikat dirinya sendiri. "Baiklah. Aku ingin melihat siapa yang berani menantang teknikku di medan perang. Tapi jika gelang ini error karena bug sistem, aku yang akan memotong kepala Nyonya Menteri ini duluan," candanya yang sarkas dan brutal.

Melly dan Nadira memakai gelang itu. Puja mengambil gelang terakhir dan dengan tenang memakainya di pergelangan tangannya. Enam gelang kini bersinar redup.

"Sekarang," kata Puja, suaranya penuh otoritas. "Kita adalah Black Division Six. Tim inti Protokol DARMASAKTI."

Satu jam kemudian, tim berkumpul di ruang perencanaan taktis yang canggih di Sektor E-12.

Puja berdiri di depan peta proyeksi holografik yang menampilkan situasi konflik global.

"Selamat datang di misi pertama kalian," kata Puja. "Ini bukan lagi Sentral Raya. Ini adalah Timur Tengah."

Peta holografik itu menampilkan jalur kapal kargo yang bergerak melintasi Samudra Hindia.

"Keluarga Rhausfeld memiliki jaringan kapal logistik rahasia di bawah bendera perusahaan amal palsu. Kami baru saja mendapatkan intelijen dari salah satu jaringan whistleblower kami: besok, sebuah kapal kargo besar akan membawa pasokan senjata mekanik kelas berat dan amunisi dalam jumlah kolosal ke wilayah konflik di perbatasan Syria-Irak."

Gunslingers langsung menganalisis data. "Itu adalah pasokan yang cukup untuk memicu perang regional penuh. Senjata apa yang mereka bawa?"

"Senjata yang dicuri dari gudang rahasia di Asia, Edy," jawab Puja. "Senjata yang kau curi dulu, hanya saja versi yang lebih baru. Senjata itu dijual ke warlord untuk memperpanjang kekacauan, menguras kas PBB, dan menaikkan harga minyak. Semuanya demi keuntungan Rhausfeld."

The Chemist memasang ekspresi jijik. "Kejahatan finansial yang berlapis-lapis. Aku harus membuat ramuan untuk membuat para banker itu muntah uang."

"Tujuan kita sederhana," ujar Puja, menunjuk ke titik pertemuan kapal. "Kapal itu harus dihentikan dan isinya harus dilucuti. Kalian harus menyabotase kargo tanpa menarik perhatian armada GATRA. Kita harus bertindak seperti hantu."

Adharma menatap kelima rekannya. Di sampingnya, Harlottica, meskipun masih marah, sudah siap beraksi. The Chemist menyiapkan kotak peralatan kimianya. Gunslingers mengunduh skema kapal. Melly memeriksa GearSpine-nya. Nadira hanya memainkan nada biola pelan, seolah sedang menyusun partitur untuk kekacauan yang akan datang.

Adharma mengenakan topeng tengkoraknya, matanya menyala.

"Kita akan pergi malam ini," perintah Adharma. "Kita tunjukkan pada Rhausfeld, GATRA, dan PBB—bahwa monster pun punya hati nurani yang terikat pada janji. Kita adalah Black Division Six."

"Misi dimulai besok. Bersiaplah untuk Timur Tengah," tutup Puja, seringai kemenangan tipis di bibirnya. Enam gelang di pergelangan tangan mereka bersinar redup dalam kegelapan markas.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!