“Mama, dadan Luci atit, nda bita tatan ladi. Luci nda tuat..."
"Luci alus tatan, nda ucah bitala dulu. Abang Lui nda tuat liat Luci nanis,” mohon Rhui berusaha menenangkan adik kembarnya yang tengah melawan penyakit mematikan.
_____
Terasingkan dari keluarganya, Azayrea Jane terpaksa menghadapi takdir yang pahit. Ia harus menikah dengan Azelio Sayersz, pimpinan Liu Tech, untuk menggantikan posisi sepupunya, Emira, yang sedang koma. Meski telah mencintai Azelio selama 15 tahun, Rea sadar bahwa hati pria itu sepenuhnya milik Emira.
Setelah menanggung penderitaan batin selama bertahun-tahun, Rea memutuskan untuk pergi. Ia menata kembali hidupnya dan menemukan kebahagiaan dalam kehadiran dua anaknya, Ruchia dan Rhui. Sayangnya, kebahagiaan itu runtuh saat Ruchia didiagnosis leukemia akut. Keterbatasan fisik Rhui membuatnya tidak bisa menjadi pendonor bagi adiknya. Dalam upaya terakhirnya, Rea kembali menemui pria yang pernah mencampakkannya lima tahun lalu, Azelio Sayersz. Namun, Azelio kini lebih dingin dari sebelumnya.
"Aku akan melakukan apa pun agar putriku selamat," pinta Rea, dengan hati yang hancur.
"Berikan jantungmu, dan aku akan menyelamatkannya.”
Dalam dilema yang mengiris jiwa, Azayrea harus membuat pilihan terberat: mengorbankan hidupnya untuk putrinya, atau kehilangan satu-satunya alasan untuknya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Motor gede Jeremy menderu pelan di depan sebuah rumah megah. Rea turun lebih dulu. Pandangannya menyapu setiap sudut bangunan itu, rumah yang seharusnya menjadi miliknya, kini menjadi milik keluarga Emira. Jeremy melepaskan helm, turun, dan menatap Rea yang menunduk lesu. Hatinya teriris. Ia masih ingat tangis menolak untuk diperiksa di rumah sakit, dan memilih pulang.
“Kamu benar-benar tidak keberatan pulang ke sini, Rea?” Jeremy bertanya dengan lembut.
“Aku tidak apa-apa, Jem. Terima kasih sudah mengantarku,” jawab Rea sambil memaksakan sebuah senyum. Senyum yang Jeremy tahu betul palsu. Ia bisa merasakan batin gadis itu menjerit, betapa tidak bahagianya Rea menikah dengan Azelio.
“Biar aku temani kamu masuk. Khawatir kamu jatuh lagi,” ajak Jeremy sambil mengambil tas selempang Rea.
“Tapi…”
“Ssst... sudah,” potong Jeremy, tak ingin mendengar penolakan.
“Maaf, merepotkanmu lagi,” bisik Rea. Jeremy menjentik keningnya pelan.
“Jangan minta maaf terus. Sesekali bilang ‘sayang’ dong,” goda Jeremy tiba-tiba, membuat Rea terkesiap. Ia tertawa renyah, “Cuma bercanda, jangan diambil hati,” sambil mengacak rambut Rea dengan gemas.
Rea menghela napas, lalu berjalan di samping Jeremy.
Saat pintu terbuka, Tante Luna, yang sibuk dengan ponselnya, mendongak. Seketika raut mukanya berubah.
“Dasar tidak tahu malu! Masih berani menampakkan muka di sini? Apa kamu belum puas melihat anakku koma? Mau membawa sial lagi ke rumah ini?” bentak Tante Luna, bersedekap dada.
“Ma-” Rea hendak minta maaf, tapi ucapan Jeremy terngiang di benaknya.
“Tante, aku hanya ingin pulang. Apa salahnya pulang ke rumah sendiri?” Rea memberanikan diri melawan.
PLAK! Namun, tamparan itu tak bisa dihindari.
“Menjijikan! Setelah merebut calon suami anakku, sekarang kamu mau merampas rumah ini juga?! Dasar tidak tahu malu!” Tante Luna murka, hendak menampar lagi. Namun, Jeremy menahannya.
“Tante, Anda sudah keterlaluan. Rea tidak merebut Kak Zilo, justru dia menyelamatkan keluarga kami. Jika Rea tidak menikahi Kak Zilo, keluarga Tante dan keluarga kami akan menanggung malu seumur hidup. Lagipula, Emi sudah sadar. Rea akan segera bercerai.”
Luna dan Rea terhenyak. “Kabar baik ini harus segera Ayah Emi tahu!” Luna buru-buru menelepon suaminya.
“Maaf, Jem, kamu jadi terlibat,” lirih Rea.
Jeremy menghela napas panjang. Ia sudah lelah mendengar kata itu. “Kalau begitu, biar kubawakan buku-bukumu ke atas.” Rea menahan tangannya.
“Sudah, Jem. Aku bisa sendiri. Kamu pulang saja. Latihan futsalmu jangan sampai telat.” Rea tersenyum, meski pipinya terasa panas.
Jeremy mengangguk, tapi Rea menahannya lagi. “Tunggu, Jem! Apa benar Kak Emi sudah sadar?”
“Benar, dia sudah sadar,” jawab Jeremy.
“Syukurlah, berarti pernikahan Kak Zilo dan Kak Emi bisa dilanjutkan.” Senyum lega Rea membuat hati Jeremy perih.
“Rea, kamu tidak apa-apa melepaskan Bang Zilo?” tanya Jeremy. Senyum di wajah Rea seketika lenyap. Jeremy tahu, Rea mencintai kakaknya dengan sangat.
“Tidak apa-apa. Aku senang mereka bersatu lagi.” Rea bergegas membawa barangnya, berjalan ke atas, menahan air matanya agar tidak jatuh.
Satu jam kemudian, Rea yang termenung di kamar sadar perutnya mulai keroncongan. Ia beranjak, hendak keluar. Saat ia hendak memutar kenop pintu, pintu itu terbuka duluan. Muncul sosok Selina, kakak Emira.
“Ka-Kak Selina…”
Plak! Tamparan kedua hari itu.
“Kata Ibu, anak haram ada di rumah. Ternyata benar. Berani sekali kamu pulang,” geram Selina.
“Kenapa? Ini rumah Ibuku,” Rea mencoba membela diri.
“Rumah Ibumu? Haha! Bodoh! Rumah ini sekarang milik Ayahku. Orang mati mana bisa bawa harta ke alam baka!” Selina tertawa, mendorong bahu Rea.
Rea terdiam, mengepalkan tangan. Amarahnya mendidih.
“Ingin warisan? Anak haram mana bisa dapat warisan? Apalagi anak hasil melacur di luar sana!”
“CUKUP! JANGAN HINA IBUKU LAGI!” teriak Rea. Ia menerjang Selina, menjambak rambutnya dengan penuh amarah.
“Lepaskan aku!” teriak Selina, membalas jambakan itu, tapi ia semakin terdesak.
Dari mana kekuatan gadis ini?
PRAK!
Keributan itu seketika hening. Selina menghantamkan vas bunga di atas meja ke kepala Rea. Darah segar mengalir dari kepala Rea, menutupi sebagian wajahnya.
Darah... aku berdarah...
Brukk!
“Ahhh!” Selina menjerit melihat Rea ambruk. Bukannya menolong, ia berlari ketakutan. Karena orang tuanya di rumah sakit, ia pergi begitu saja.
Sesaat kemudian, Rea membuka mata. Pandangannya kabur, tapi ia berhasil berdiri. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, sosok yang menyedihkan dan berlumuran darah. Tanpa kata, Rea mengambil sisa uang tabungannya, lalu pergi dari rumah itu. Pergi sejauh-jauhnya.
srmoga saja fia mau, wlu pyn marah dan kesal pada kelakuan papa ny
tapi ingin menyelsmat kan putri ny darimaut
maka ny dia marsh sambil ngebrak meja 😁😁😁
songong juga nech si Ron2.
henti kan kegilaan mu Rhui, utk memberi pelajaran dan menghancue kan perusahaan ayah mu
jika bukan Luna dan Celina...
Emira hafis baik, dia tdk akan mauenikah dengan mu, katena ituenyakiti jati afik ny Rea.
paham kamu..
kokblom keliatan.
jarus kuat. pergi lah sejauh mungkin, dan utup indentitas mu, agar yak afa yg bisa menemu kan mu Rea.
biar kita lihat, sampai do mana sifat angkuh nu ny si Azeluo