Nareshpati Sadewa Adibrata akhirnya bertemu lagi dengan.gadis yang sudah menolaknya delapan tahun yang lalu, Nathalia Riana.
Nareshpati Sadewa Adibrata
"Sekarang kamu bukan prioritasku lagi, Nathal."
Nathalia.Riana
"Baguslah. Jangan pernah lupa dengan kata katamu."
Semoga suka♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pov Nathalia Rania Airlangga Wisesa
Dulu ada laki laki yang disebelin tapi juga disukai Nathalia.
Namanya Nareshpati Sadewa.
Dia pendiam, culun karena kaca mata bulatnya yang agak tebal lensanya, suka dibully waktu SMA. Tapi dia tidak seperti korban buliyan yang umumnya akan merasa takut atau rendah diri. Dia tetap cuek dan memberikan apa saja yang diminta para pembully.
Pensil, pulpen, pr, buku tulis, buku cetak, bahkan uang. Dia ngga akan pelit memberikannya.
Tas punggungnya selalu kelihatan berat untuk tubuh jangkung kurusnya. Di dalam tasnya itu memuat banyak barang yang dibutuhkan pembully.
Tragedi memalukan terjadi ketika Nareshpati tiba tiba memberikannnya surat di pagi hari itu.
Mood Nathalia saat itu lagi jelek banget. Maminya memintanya tampil lebih feminim di acara ultah omanya. Padahal Nathalia paling anti berdandan ala ala putri.
Padahal maminya sudah punya Adelia yang bisa di make over jadi putri apa saja sesuai keinginan maminya, tapi tetap saja ingin mengutak atik dirinya.
Karena itu dia sendirian menyusuri lorong sekolah pagi itu, memilih menyetir sendiri ke sekolah.
Lagi bete begitu, Naresh tanpa ba bi bu mengulurkannya sebuah amplop surat warna pink. Setelah dia menerimanya, laki laki itu malah pergi begitu saja tanpa menjelaskan maksudnya.
Nathalia sempat berpikir kalo itu amplop teman mereka yang ngga bisa datang ke sekolah.
Naresh, kan, sudah biasa dititipin teman teman sekelas dan dia ngga masalah sepertinya. Jadinya Nathalia menyimpannya asal saja di dalam tasnya.
Apesnya saat Nathalia dan beberapa sepupu perempuannya keluar bentar, Abiyan-sepupu terjahilnya membuat ulah.
Abiyan dengan lantang membaca isi surat itu yang ternyata pernyataan cinta Naresh untuk dirinya. Sayangnya satu kelas sudah mendengar walaupun Nathalia berhasil merampas surat itu dari tangan Abiyan.
Nathalia sempat melihat wajah Naresh yang tertunduk dalam itu sebelum dia kembali duduk di kursinya.
Nathalia bingung harus mengatakan apa pada Naresh.
Maaf?
Tapi rasanya lebih besar dari kata maaf.
Sayangnya Nathalia ngga berbuat apa apa karena di hari itu Naresh pergi dengan membawa banyak kesakitan di hatinya.
Sekarang setelah delapan tahun berlalu Naresh berdiri di depannya, tidak sendiri. Ada yang menggandeng mesra lengannya. Bahkan kini mereka sedang berdansa.
Tanpa sadar Nathalia menghembuskan nafas kasar.
"Kamu ngga apa apa?" Adelia yang duduk.di sampingnya menatap lekat sepupunya. Luna juga, begitu juga dengan Ayra yang baru datang.
"Emangnya aku kenapa?" ketusnya sambil menggoyangkan es batu kecil di dalam gelasnya.
"Siapa tau masih mikirin Naresh," tawa Luna meledek.
"Masa kamu masih suka sama Naresh?" pancing Ayra ngga percaya.
'Delapan tahun loh, Nathal. Kalo jadi pohon, kamu udah jadi pohon beringin yang besar banget tuh, karena mendam perasaan selama itu ," tawa Ayra tergelak. Adelia dan Luna yang mendengarnya juga meledak tawa.
Nathalia mengirimkan mata lasernya pada ketiga.sepupunya yang seolah ngga takut dan tetap tergelak.
Dari mana mereka bisa tau perasaannya? Selama ini dia ngga pernah cerita, sungutnya dalam hati.
Mungkin sepupunya hanya menebaknya lewat sikapnya?
No, bantahnya lagi.
Dia tidak seterang itu menunjukkan perasaannya.
"Naresh kelihatan prof banget, ya. Cewe itu kayak udah kelelep sama Naresh." Adelia mengganti topik karena melihat wajah kembarannya udah ngga enak banget dipandang mata.
"Naresh ditatar bokapnya, kali, jadi bisa berubah gitu." Luna memberikan pendapatnya.
"Masih ingat dulu dia culun banget, juga baik. Waktu memang bisa merubah watak orang, ya," komen Ayra.
"Ya," jawab Adelia
"Eh, kok, Nevia belum balik ke sini? Kamu, kan, tadi pergi sama dia, Ay?" tanya Luna sambil menatap kembarannya.
"Tadi aku tinggalin dia sama Milan," jawab Ayra santai.
"Apaaa?!" ketiga sepupunya melengak kaget.
Ayra malah tergelak.
"Siapa tau nyumbang pasangan lagi."
Ketiganya menggelengkan kepala, kemudian tertawa juga.
"Setelahnya kalo ada lampu ijo, lanjut Naresh Nathal."
Tawa Adelia dan Luna tambah berderai.
Nathalia yang tadi ikut mengetawai nasib Nevia jadi menyeringai.
"Ngga akan," bantahnya yakin. Lihat saja Naresh sangat erat meluk calon istrinya itu. Sudah pasti dia ngga mungkin ada di antara mereka. Memangnya dia mau jadi orang ketiga.
No!
Tapi ketiganya hanya menanggapi dengan tawa yamg ngga kunjung usai.
Hingga tawa itu terhenti ketika melihat Nevia mendekat dengan wajah keruh.
"Cieee.... Yang baru jadian," tebak Ayra.
"Jadi Milan nembak kamu?" tanya Luna penasaran.
"Beneran, Nev?" tanya Adelia ngga sabar. Sedangkan Nathalia hanya menatap sepupunya lekat.
Nevia malah melototkan matanya.
"Kalian benar benar, ya," decaknya kesal. Hari ini hari paling mendebarkan buatnya.
Mendapat jawaban Nevia, Ayra, Luna dan Adelia tertawa lagi. Sedangkan Nathalia tersenyum miring.
Nevia meneguk habis minumannya yang esnya sudah sangat mencair.
Hufffttt.... Ternyata lama sekali dia perginya.
Tapi jantungnya masih berdebar cepat, masih belum normal. Ci uman Milan masih sangat kerasa.
Si al! Si al! Harusnya tadi aku ngga baper, umpatnya dalam hati.
"Mau aku ambilkan minuman lagi?" tawar Nathalia yang merasa sepupunya sudah sangat kehausan.
Nevia menggeleng. Dia mengambil lava cake dan langsung menggigitnya. Coklat lumernya tumpah melewati sudut sudut bibirnya.
Saat Nevia mengusapnya dengan tisu, kembali dia memaki dalam hati karena mengingat lagi betapa lembutnya bibir Milan tadi menempel di bibirnya.
Keempat sepupunya ngga bertanya apa apa melihat tingkah aneh Nevia. Mereka sedang menunggu sepupunya.itu bercerita.
"Aku kasih dia masa percobaan dua bulan."
Keempatnya tersenyum lebar.
"Kayak lagi lamar kerja aja," canda Ayra menahan tawanya.
"Ngga mungkin, kan, aku langsung terima. Secara tau dia seperti apa?!" gerutu Nevia kesal.
"Jadi Milan tadi beneran nembak kamu? Wooww... akhirnya dia berani juga." Kali ini Luna ngga bisa menahan decakan kagumnya.
"Kalo ngga suka ngapain diterima," skak Nathalia membuat Ayra dan Adellia tergelak.
Nevia masih tertegun mendengar ucapan Nathalia.
Kalo dia ngga suka....? Benaknya masih mencerna kata kata Nathalia.
Beberapa saat kemudian.
Dia suka Milan? batinnya terhenyak.
Milan?
Ngga mungkin, kan?
Teringat laki laki itu yang sangat gampang memeluk dan dipeluk perempuan lain. Terutama yang berpakaian se ksi.
Tensinya sepertinya naek.
Nevia memasukkan lagi lava cake ke dalam mulutnya. Kali ini utuh.
"Jadi Milan ada kemungkinan gagal melewati seleksi dua bulan?" tanya Nathalia
"Ya," jawabnya ambigu. Mereka sudah kissing!
"Masa bisa gagal?" Ayra menatap Nevia ngga terima.
"Milan pasti ngga mau gagallah. Dia pasti bakal berusaha keras buat lulus seleksi dua bulan itu," ucap Adelia yakin.
Melihat Milan akhirnya berani mengungkapkan perasaannya ke Nevia, pasti sudah dia pikirkan resikonya.
Ngga mungkin, kan, dia mau bonyok dihajar Abiyan atau Jayden, batinnya lagi.
"Kita ikut pantau Milan. Sekarang tanggal empat belas september. Berarti, empat belas november hasil seleksinya keluar," tukas Ayra.
"Ya, udah aku tandain," sambung Luna sambil membuka kalender di ponselnya.
Kalian ini, kenapa jadi nyebelin banget, umpat Nevia dalam hati.
membohongi perasaan masing-masing,
nyesek tau pas Naresh bilang Nathal bukan prioritas nya lagi,
Duh Naresh Naresh...ga takut apa doa emak" online, di doain bucin akut sama Nathalia baru rasa.
Kak Rahma, bikin Naresh menemukan buku Diary nya Nathal, 8 th yg lalu, biar setidaknya Naresh sedikit mengerem ucapannya yg bisa menyakiti Nathal
𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙠𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙢𝙡𝙖𝙝 𝙣𝙜𝙤𝙢𝙤𝙣𝙜 𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙠𝙚 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙖𝙡 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙯𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙥 𝙤𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙨𝙣𝙞𝙨 𝙙𝙤𝙖𝙣𝙠, 𝙖𝙥𝙖 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙚𝙠 𝙣𝙣𝙩𝙞 𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪...
𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙟𝙣𝙜𝙣 𝙙𝙞𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙝 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙙𝙚𝙘𝙝 𝙏𝙝𝙤𝙧 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙣𝙖𝙧𝙚𝙨𝙝 𝙨𝙖𝙙𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙪𝙡𝙪𝙖𝙣 𝙠𝙚 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖... 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙚𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙠 𝙗𝙖𝙥𝙚𝙧𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙨𝙞 𝙣𝙖𝙧𝙚𝙨𝙝 𝙖𝙙𝙖 𝙚𝙛𝙛𝙤𝙧𝙩 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙥𝙚𝙧𝙟𝙪𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖... 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙢𝙚𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙢𝙧𝙚𝙠𝙖
Om Ocong Ngasih iklan
semangat ya nathali 😍😍😍