NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta King Mafia

Obsesi Cinta King Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: dina Auliya

Karena menyelamatkan pria yang terluka, kehidupan Aruna berubah, dan terjebak dunia mafia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tatapan pertama

Pagi datang perlahan. Matahari masih malu-malu di balik awan sisa hujan semalam. Jalanan basah berkilau, aroma tanah bercampur dengan kopi yang baru diseduh memenuhi udara. Di dalam Warm Beans, Aruna berdiri di belakang meja dapur, menatap ke arah sofa tempat pria asing itu—Leonardo Valente—terbaring.

Ia belum pergi.

Semalam, Aruna berharap ketika bangun, pria itu sudah menghilang seperti bayangan gelap. Namun ternyata, saat ia membuka mata, Leonardo masih ada di sana. Duduk tegak meski luka-lukanya jelas masih nyeri. Kemeja putihnya berlumuran darah kering, wajahnya pucat, tapi matanya… matanya tetap tajam, seolah tidak pernah tidur.

“Pagi,” ucapnya singkat, nada suaranya rendah dan berat.

Aruna mengangguk gugup. “Pagi. Kau… bagaimana perasaanmu?”

“Masih hidup. Itu cukup,” jawabnya datar.

Aruna terdiam. Ia sudah menyiapkan bubur hangat dan segelas air putih, lalu membawanya ke meja kecil dekat sofa. “Kau harus makan sesuatu. Kalau tidak, tubuhmu tidak akan kuat.”

Leonardo menatapnya sejenak, tatapan penuh evaluasi. Seolah sedang memutuskan apakah ia bisa mempercayai gadis ini atau tidak. Namun akhirnya ia mengambil sendok dan mulai makan perlahan.

Aruna memperhatikan diam-diam. Cara Leonardo duduk, cara ia memegang sendok, bahkan cara ia mengunyah—semuanya elegan dan terkendali. Bukan seperti preman jalanan yang biasanya ia lihat di film-film. Justru ada aura bangsawan gelap darinya, sesuatu yang membuat Aruna merasa kecil sekaligus… tertarik.

“Kau tidak bertanya siapa aku sebenarnya?” tiba-tiba Leonardo membuka percakapan, matanya menatap lurus ke arah Aruna.

Aruna tersentak. “Aku… sudah bilang semalam. Aku tidak peduli siapa kau. Aku hanya menolong karena kau butuh bantuan.”

Leonardo menyandarkan tubuhnya, sebuah senyum samar muncul. “Kau benar-benar aneh. Orang lain akan ketakutan, melapor polisi, atau kabur. Tapi kau? Kau menyambut bahaya masuk ke dalam kafe.”

Aruna menggenggam jemari tangannya sendiri, menunduk. “Kalau memang bahaya itu datang padaku, aku akan menghadapinya nanti. Aku tidak bisa menutup mata saat seseorang berdarah di depanku.”

Diam. Tatapan itu kembali hadir—tajam, menusuk, seolah menelanjangi jiwa. Leonardo menatap Aruna begitu lama, hingga gadis itu merasa darahnya mengalir lebih cepat. Ada sesuatu di tatapan itu… sesuatu yang membuatnya tidak bisa berpaling.

“Aruna,” ucapnya pelan, suaranya lebih lembut kali ini. “Kau punya mata yang jujur. Aku bisa melihatnya. Itu berbahaya.”

Aruna mengerutkan kening. “Berbahaya? Kenapa?”

“Karena orang seperti aku bisa terjerat hanya dengan menatapnya terlalu lama.”

Detik itu, jantung Aruna berdetak begitu keras. Wajahnya memanas, tangannya refleks menyibukkan diri dengan kain lap agar tidak terlihat canggung. Ia tidak tahu apakah pria itu serius atau hanya bermain-main, tapi kata-katanya menusuk langsung ke dalam hati.

Sementara Leonardo masih menatapnya, matanya yang kelam namun penuh daya tarik seakan menyimpan sesuatu yang tak bisa diucapkan. Ada obsesi kecil yang baru saja lahir di sana—obsesi yang Aruna sama sekali belum menyadari.

---

Siang menjelang. Beberapa pelanggan mulai berdatangan ke kafe. Aruna berusaha bekerja seperti biasa, menyajikan kopi dan roti dengan senyum ramah. Namun pikirannya terus kembali pada pria yang bersembunyi di ruang belakang.

Sesekali, Leonardo keluar sebentar, berdiri di pojok ruangan sambil memperhatikan. Dengan tubuh tinggi tegap, balutan jas hitam yang entah dari mana ia dapatkan, dan sorot mata penuh kuasa, ia langsung menarik perhatian siapa pun yang melihat. Beberapa pelanggan wanita bahkan berbisik-bisik, memandanginya dengan rasa kagum sekaligus takut.

Aruna merasa dadanya sesak. Ia tidak tahu kenapa tatapan pria itu selalu kembali kepadanya. Di tengah banyak orang, mata Leonardo selalu menemukan dirinya. Dan setiap kali itu terjadi, Aruna merasa seperti sedang ditarik ke dalam jurang gelap yang menakutkan… namun entah kenapa ia tidak ingin melepaskan.

---

Sore hari, kafe kembali sepi. Aruna sedang merapikan meja ketika suara berat itu terdengar lagi.

“Terima kasih,” kata Leonardo singkat.

Aruna berhenti, menoleh. “Untuk apa?”

“Untuk semuanya. Menyelamatkanku. Memberiku tempat. Bahkan makanan.”

Aruna mengangkat bahu. “Itu hal yang wajar. Aku hanya manusia biasa, bukan pahlawan.”

Leonardo mendekat, langkahnya tenang tapi penuh wibawa. Ia berhenti hanya beberapa langkah di depan Aruna. Tatapannya menurun, meneliti wajahnya seolah mencoba mengukirnya dalam ingatan.

“Kau berbeda, Aruna.” Suaranya rendah, namun penuh keyakinan. “Dan aku tidak terbiasa berutang budi pada siapa pun.”

Aruna menelan ludah, jantungnya berpacu liar. Ia bisa merasakan hawa hangat tubuh pria itu begitu dekat.

“Kalau begitu… jangan pikirkan lagi. Aku tidak menolongmu untuk dibalas.”

Leonardo tersenyum samar. Senyum itu tidak ramah, namun juga tidak dingin. Lebih seperti senyum seseorang yang baru saja menemukan mainan langka.

“Itu justru membuatku semakin ingin membalasnya.”

Aruna menunduk, tidak mampu menatap balik. Ia tahu… pria ini berbahaya. Bukan hanya karena luka tembak, atau pria bersenjata yang mengejarnya. Tapi karena setiap tatapan matanya mampu membuat dinding pertahanan hatinya runtuh sedikit demi sedikit.

Untuk pertama kalinya, Aruna benar-benar menyadari:

Leonardo Valente bukan sekadar pria asing yang ia tolong. Ia adalah badai yang siap mengguncang hidupnya.

Dan tatapan pertamanya… sudah mulai mengikat jiwa Aruna tanpa ia sadari.

To be continued ☺️

1
🇬‌🇦‌🇩‌🇮‌🇸‌🇰‌
n
🇬‌🇦‌🇩‌🇮‌🇸‌🇰‌
Yang udah diringkas nya naskah nya ini?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!