Bangkitnya Wanita Yang Diremehkan

"Apakah Papah yakin kalau wanita itu yang telah menyelamatkan Papah?" Gala masih belum bisa menerima kenyataan.

"Sangat yakin Gala, ketika Papah di bawa oleh mobil Ambulan, Papah sempat melihat wajahnya sepintas, ia terlihat cemas." Tuan Dimitri kembali mengingat peristiwa semalam.

Tak lama Suster datang menghampiri dan memberikan secarik kertas dimana di dalamnya tertera nama Arsy Latifah dan jenis golongan darahnya memiliki kesamaan dengan Papahnya.

Gala kembali membaca tulisan yang ada di dalam kertas tersebut, dan memang benar jika wanita itu telah menyelamatkan Papahnya.

Gala meraup wajahnya, kemudian mendesah kasar, sepertinya dia belum bisa menerima kenyataan.

"Mulai saat ini bersikaplah baik terhadap wanita itu, Gala! Papah tidak suka kau bersikap seperti kemarin, menghina dan merendahkannya!" Ujarnya secara tegas.

Gala tercengang tak percaya atas perkataan dari Papahnya, namun ia tak bisa berbuat banyak, Gala lebih memilih berkata ia, meskipun lidahnya terasa kelu untuk menjawabnya.

"Tapi aku masih tak habis pikir bahwa kejadian seperti ini bisa sampai kebetulan, lantas wanita itu mengapa memiliki golongan darah yang sama denganmu Pah? Sungguh mencurigakan!" Gala malah berpikir yang tidak-tidak terhadap Arsy.

Beruntungnya Tuan Dimitri tidak percaya akan kecurigaan dari putranya.

"Kau mau sampai kapan mencurigai orang dengan cara seperti itu, Gala? Arsy itu adalah wanita yang baik dan tulus, bahkan putrimu yang sangat sulit di dekati oleh orang asing, hanya dialah satu-satunya wanita yang bisa meluluhkan hatinya. Bahkan Soraya saja tak mampu menaklukkan putrimu, iya kan?" Tuan Dimitri kali ini berusaha meyakinkan putranya.

Namun sepertinya Gala tidak begitu tertarik membicarakan wanita yang memiliki nama Arsy tersebut.

"Ya sudah Pah, sebaiknya Papah istirahat agar bisa segera pulih, aku akan menghubungi Mamah agar tidak khawatir memikirkan kondisimu!"

Tuan Dimitri tampak kesal atas sikap putranya yang seolah tak peduli dirinya membahas soal Arsy.

'kau akan menyesal karena telah mengabaikan wanita baik itu, Gala!' gumamnya dalam hati.

.

.

Seminggu berlalu begitu cepat, Seperti biasanya, Arsy dengan semangat empat lima kembali berjualan di Area Car free day, sudah banyak para pelanggan yang menantikan kue Mochi buatannya serta nasi uduk terenak buatan Bu Sanusi meskipun selebihnya adalah masakannya Arsy.

Dalam sekejap dagangan mereka sudah ludes terjual, Arsy berencana untuk memproduksi kue Mochi lebih banyak lagi dan menjualnya secara Online dan sebagian ia titipkan ke beberapa kantin sekolah, setelah sebelumnya ia mendapatkan saran dari salah satu tetangganya yang berjualan sambal goreng kemasan, dan Alhamdulillah saat ini usahanya semakin maju.

"Nah betul tuh saran dari Mpok Romlah, siapa tahu usaha kue mochi mu bisa seperti dia, Arsy!" Bu Sanusi berupaya meyakinkannya.

" Iya Bu, hari ini Arsy coba untuk mengikuti saran dari Mpok Romlah, dan Alhamdulillah ada dua kantin dari sekolah yang berbeda ingin mencoba menjual kue mochi buatanku, Bu!" Arsy tersenyum sumringah, ia sangat bersyukur atas rezeki yang sudah Allah limpahkan padanya.

Bu Sanusi sendiri ikut senang mendengar kabar baik tersebut.

"Ibu doakan semoga usahamu semakin lancar dan sukses, Arsy!" ucapnya dengan tulus

Arsy terharu atas perkataan dari Bu Sanusi, ia pun memeluknya, dimatanya saat ini Bu Sanusi sudah ia anggap seperti orang tuanya sendiri, karena kebaikannya selama ini padanya sangat tulus.

.

.

Tuan Dimitri mendapatkan informasi dari orang kepercayaannya mengenai Arsy, ia diam-diam memerintahkan seseorang untuk memantau kehidupannya, Tuan Dimitri juga mendapatkan kabar bahwa saat ini usaha kue Mochi milik Arsy mulai berkembang pesat, dan rupanya Tuan Dimitri ikut andil dalam hal ini, ia berencana membuat usaha kue Mochi Arsy semakin maju dan laku di pasaran yang mencangkup beberapa daerah di kota Jakarta.

Dalam sekejap, Arsy mendapatkan banyak orderan via online, di depan kontrakannya saat ini sudah berjejer para kurir yang telah memesan kue Mochi buatannya, bahkan Arsy mulai mengeluarkan terobosan baru, yakni membuat Mochi bites yakni kue mochi tanpa isi dan berbentuk bulatan kecil yang di kombinasikan dengan berbagai varian rasa, seperti rasa biskuit oreo, milo,red Velvet, matcha dan coklat lumer, dan gebrakannya kali ini benar-benar membuatnya kewalahan akibat orderan yang membludak, dan Arsy mau tidak mau mempekerjakan dua orang pegawai untuk membantu usahanya ini.

mochi bites varian rasa, gambar by pinterest

Ditengah kesibukannya, Arsy tidak menyadari kehadiran Tuan Dimitri ke Kontrakannya, Adnan yang pertama kali melihatnya, ia buru-buru menyapanya dan mencium punggung tangannya secara takzim.

Arsy sendiri tak percaya bahwa Tuan Dimitri saat ini telah berada di hadapannya bersama beberapa Bodyguard yang sengaja di bawa olehnya, semenjak peristiwa naas itu terjadi ,dimana dirinya telah menjadi korban perampokan, meskipun ada beberapa kejanggalan di dalamnya dan masih dalam proses pengusutan oleh pihak dari kepolisian soal motif si pelaku yang sebenarnya. Kini Tuan Dimitri menjadi jauh lebih waspada dan berhati-hati.

Kedatangan Tuan Dimitri ke Kontrakannya Arsy sempat menjadi buah bibir para tetangga yang mulai berpikiran yang tidak-tidak padanya.

Tatapan sinis mereka seolah mengatakan bahwa Arsy telah memiliki suatu hubungan dengan pria yang sudah berumur dan pantasnya menjadi Ayahnya.

"Noh, lihat si Arsy mulai bertingkah dia, aku pikir dia orangnya alim, penampilannya saja yang agamis, nyatanya sama saja dengan perempuan lain yang gila harta!" tuduh Mpok Juleha, tetangga Arsy.

"Hooh Pok, gak nyangka Aye, ternyata kita selama ini telah tertipu dengan penampilannya!" Sahut Mpok Tuti, yang kebetulan sedang melintas di depan rumah Mpok Leha.

Sementara itu, Arsy masih merasa sungkan terhadap Tuan Dimitri, sedangkan Tuan Dimitri, kedatangannya ke Kontrakannya Arsy, ia ingin mengucapkan banyak terimakasih atas bantuannya tempo hari, jika Arsy tidak menolongnya pada saat itu, mungkin saat ini dirinya sudah terkubur di dalam tanah.

"Saya tidak tahu harus membalasnya dengan cara apa padamu Arsy, tapi saya sudah memikirkannya secara matang, kebetulan saya tidak mempunyai seorang anak perempuan, apakah kau mau aku angkat menjadi anakku, Arsy?" Tuan Dimitri menatap serius Arsy, sedangkan Adnan saat ini terdiam dan fokus memperhatikan percakapan antara ibunya dengan Tuan Dimitri.

Arsy menutup mulut karena kaget, menurutnya semua ini sudah seperti mimpi baginya, menjadi putri angkat seorang pria kaya sama sekali tidak pernah terlintas di dalam benaknya, namun Arsy bukanlah type wanita yang pandai memanfaatkan keadaan.

"Maaf Tuan, anda tidak perlu melakukan hal itu terhadap saya, dan saya ikhlas menolong Tuan pada saat malam itu. Jadi Tuan tidak usah merasa sungkan, saya sudah bahagia dengan kehidupan yang seperti ini, dan saya sangat menghargai niat baiknya Tuan. "Arsy mengatupkan kedua tangannya, ia merasa tidak enak atas keputusannya ini.

Tuan Dimitri malah tersenyum tipis saat Arsy berkata demikian.

'Baiklah Arsy, jika kau tidak mau menjadi anak angkat ku, maka aku akan menjadikan kamu sebagai menantuku, aku pastikan kau menikah dengan putraku, Galaksi Handoko! Dan aku akan menjadikan kamu wanita yang pantas bersanding dengan putraku!'

Tuan Dimitri berucap dalam hati, ia sudah bulat dengan keputusannya, dan iya yakin bahwa Arsy adalah jodoh yang telah dikirim tuhan untuk putranya dan berharap bisa merubah Galaksi menjadi pribadi yang lebih baik lagi, tidak seperti sekarang ini, sikapnya yang sombong, angkuh dan arogan, membuatnya sangat geram.

Bersambung.