Karena hidup dalam kesederhanaan dan nyaris tak punya apa-apa. Alena dan Keluarganya selalu di hina dan tak henti-hentinya di rendahkan oleh keluarga sepupunya yang termasuk orang berada.
Alena semakin di kucilkan ketika gadis itu di ketahui telah menjalin hubungan dengan pria yang bernama Pradipta Devano Syahputra. Pria yang berprofesi sebagai seorang montir di salah satu bengkel di kota itu.
Namun siapa sangka, Di balik pakaian kotornya sebagai montir, Alena di buat terkejut setelah mengetahui bahwa Devano ternyata seorang Ceo yang kaya raya..
•••••
"Terserah mereka ingin merendahkan mu seperti apa. Yang penting cintaku padamu tulus. Aku janji akan membahagiakanmu serta membungkam mulut mereka yang telah menghina mu dan keluarga mu.." Pradipta Devano Syahputra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sama Tapi Beda
Andika mematung di tempatnya. Matanya menatap ke arah wanita yang berada di dalam mobil itu tapi pikirannya berkelana kemana-mana?
Bukankah istri dari bosnya tidak bisa mengendarai mobil? Tapi ini apa? Di hadapannya, Seorang wanita cantik duduk di kursi mobilnya. Dan wanita inilah yang tadi telah menabrak body mobil belakangnya.
Wanita yang tak lain ada Rinjani itu turun dari kendaraan roda empatnya. Ia merasa aneh saja tadi pria dengan perawakan tinggi besar ini. Tadi marah-marah tapi sekarang kenapa malah justru mirip orang linglung.
"Hey! Mas.. Mas gapapa kan?" Rinjani menyentuh kening Andika membuat pria itu langsung kaget. Kagetnya Andika jelas membuat Rinjani ikut terkejut. Kakinya mundur dua langkah hingga tak sengaja punggungnya menabrak mobilnya.
"Hah.. Nyonya.." Dahi Rinjani mengkerut. Apa katanya tadi? Nyonya? Rinjani menoleh kesana kemari siapa tahu ada wanita selain dirinya. Tapi ternyata tidak ada siapapun disana. Tempat itu sepi dan hanya ada mereka berdua. Lalu siapa yang pria ini panggil Nyonya? Dirinya kah?
Di sela-sela kebingungannya, Mata Rinjani tidak sengaja melihat ke arah body mobil milik Andika yang sangat terluka parah.
"Astagaaa! Ya Ampun!" Rinjani menutup mulutnya. " Kenapa bisa para begini sih? I... Ini kenapa ? Eh, Bukan kenapa? Sudah jelas aku yang merusaknya malah aku tanya ini kenapa" Rinjani menepuk jidatnya. Gadis itu menggigit ujung kukunya seolah menyalurkan rasa terkejutnya.
"Selalu saja begini.. " Rinjani kembali menoleh ke arah Andika. Seketika Mata keduanya saling bertemu. Dunia seolah berhenti berputar untuk sejenak menyelami lautan tatapan itu. Sejenak, Rinjani segera tersadar begitupun dengan Andika yang berubah canggung begitu saja.
"Ah, Maafkan aku Tuan.. Sepertinya aku sedang banyak pikiran tadi sehingga aku tidak sengaja menabrak body belakang mobilmu.." Meski terkadang sikap Rinjani ketus dan judes, Tapi bukan berarti Rinjani wanita yang seperti itu. Rinjani adalah gadis yang baik hati dan perhatian. Sikap antagonis nya selama ini itu terjadi karena keadaan lah yang memaksanya.
"Nyonya? Apa yang Nyonya katakan. Saya tidak apa-apa..
"Nyonya? Siapa yang kau panggil Nyonya? Panggil saja aku Rinjani..." Gadis itu mengulurkan tangannya ke arah Andika yang masih tercengang. Apa katanya tadi? Namanya Rinjani? Tapi kenapa wajah gadis ini sangat mirip dengan Nyonya? Batin Andika di selimuti banyak tanya.
Dari segi wajah, Mulai dari Alis, Mata, Hidung, Bibir semuanya mirip. Hanya pakaian saja yang agak berbeda.. Kalau Alena selalu memakai pakaian yang sopan, Sementara Rinjani memakai pakaian yang sedikit terbuka.
Lagi lagi Rinjani melihat Andika yang melamun. Dengan pelan, Rinjani melambaikan tangannya di depan wajah pria tampan itu.
"Heh.. " Rinjani terkejut ketika tangannya di genggam oleh Andika.
"Maaf Nyonya..Saya..
"Jangan panggil aku Nyonya.. Panggil saja aku Rinjani.. Namanya Rinjani. Ohya? Mengenai mobilmu.. Aku akan tetap bertanggung jawab. Aku akan membawa mobilmu ke bengkel.. Sekarang kemanakan ponselmu?" Dengan menurut Andika menyerahkan benda pipihnya kepada Rinjani.
Gadis itu menerima ponsel tersebut. Mengotak atik sebentar lalu kembali menyerahkannya.
"Aku telah menyimpan nomorku di ponselmu.. Tadi aku juga sudah menelfon pihak bengkel untuk menjemput mobilmu.. Aku juga sudah memesankan mu taksi untukmu pulang.. Maaf aku tidak bisa memberikan mu tumpangan karena aku sedang terburu-buru.." Tanpa mengatakan apapun lagi, Rinjani pergi menggunakan mobilnya..
Dan benar saja, Rinjani tidak berbohong. Setelah mobil Rinjani pergi entah kemana? Sebuah taksi online datang dan tak lama setelah itu, Beberapa orang yang tak lain adalah team bengkel datang dengan menderek mobil Andika tang rusaknya cukup parah.
Malam semakin larut. Andika tak dapat memejamkan matanya. Ia masih terbayang bayang wajah gadis yang mengaku bernama Rinjani itu.
"Kata orang, Manusia di dunia ini punya tujuh kembaran. Tapi pertanyaannya? Apakah harus semirip itu? Mirip ya, Mirip tapi harusnya ada perbedaan kan? Tapi ini sangat mirip.. Aku harus cari tahu.. Tidak ada yang selalu kebetulan di dunia ini..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya. Sama seperti biasanya, Setiap pagi hari Andika sudah siap dengan pakaian kerjanya. Andika juga sudah sampai di kediaman Devano.
"Sayang.. Abang berangkat ya.. Kamu baik-baik di rumah.. Dan jangan lupa nanti siang tolong datang ke kantor bawakan Abang makan siang.." Alena mengangguk. Ia meraih tangan Devano lalu mencium punggung tangan suaminya dengan begitu takdzim.
"Aduh.. Ponsel Abang lupa.. Bentar Abang masuk dulu..." Devano kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil ponselnya yang katanya ketinggalan di dalam kamar. Ini adalah kesempatan emas untuk Andika bertanya tentang kejadian kemarin sore.
"E, Nyonya..
"Iya, Andika kenapa?
"Saya boleh bertanya sesuatu?
"Mau tanya apa?
"E, Kemarin saya bertemu dengan..
"Ayo kita berangkat sekarang. Aku ada meeting hari ini.." Pertanyaan Andika harus terpotong karena kedatangan Devano. Dengan terpaksa Andika harus berangkat, Dan semoga setelah ini ada waktu untuk nya bertanya tentang gadis yang bernama Rinjani itu.
...****************...
Masih di bumi yang sama namun di kota yang berbeda. Zion mondar mandir di dalam ruangan pribadinya.
Sudah sejak kemarin dia sulit menghubungi Rinjani. Padahal ada sesuatu yang harus dibicarakan dan tentunya tak jauh dari status mereka yang seorang tunangan.
"Ck, Dia kemana? Sejak hari itu Rinjani seolah menghindar dariku.. Tapi harusnya aku senang kan? Tapi kenapa Aaaaarrrggg!" Zion duduk di kursi kebesarannya. Ia menatap benda pipihnya yang sama sekali tidak ada pesan maupun panggil dari Rinjani seperti dulu.
Kalau dulu, Rinjani selalu memberinya kabar tapi sebulan belakangan ini Rinjani seolah menghindar dan enggan bertemu dengannya.
"Nomorku saja di blokir.. Dan sejak kapan dia memblokir nomorku.." Gumam Zion merasa bingung sendiri. Dulu dia merasa marah dan kesal saat Rinjani yang tiada henti mengganggu nya tapi sekarang di saat gadis itu menjauh Zion seolah merasakan kesepian.
"Kakak..." Zion tersenyum ketika melihat Rachel yang datang. Zion tersenyum lalu mendekat. Keduanya berpelukan dengan erat.
"Kak Zion aku kangen.." Rachel memeluk Zion yang menegang entah apa yang ia pikirkan.
BRAAAK!
"Apa-Apaan ini!!!" Pelukan itu terlepas saat Tuan Adzril masuk secara tiba-tiba. Matanya menatap nyalang dua sejoli yang tengah berpelukan itu.
"Papa?
"O.. Om..
"Apa yang papa lihat ini? Kalian berpelukan? Kalian berselingkuh??" Hardik Tuan Azdril ayah Zion. Zion jadi gelagapan, Ia paling takut saat papanya marah.
"Pa.. Ini tidak seperti yang papa lihat.. Semua ini..
"Lalu seperti apa yang papa lihat? Jangan sampai kamu selingkuh dari Rinjani. Kakek kalian itu sudah menjodohkan kalian dari kecil.. Tapi kalau sampai itu terjadi.. Lihat saja.. Kursi yang kau duduki ini tidak akan bisa kau duduki lagi., Camkan itu!!
Setelah mengatakan itu, Tuan Azdril pergi meninggalkan Zion dan Rachel yang mendadak kesal.
•
•
•
TBC
tambah panas zion ya🤣🤣