Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
...❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️...
...Happy Reading...
...☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️...
"Sepertinya mimpi tadi malam itu nyata, dan gadis itu pastilah pemilik tubuh asli ini," kata Greland, mencoba untuk memahami situasi yang sedang dia hadapi. "Ya sudahlah, siapa suruh kau memberikan tubuh ini pada ku, aku akan menjadi diri mu mulai hari ini," kata Greland bertekad, merasa seperti sedang memiliki tanggung jawab baru.
Greland pun bangun dari tempat tidurnya dan segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi, dia melihat ke kalender yang tergantung di dinding dan melihat tulisan "Seragam Sekolah" dengan gambar seragam yang harus dipakai.
Greland memakai baju seragam yang sesuai dengan tulisan di kalender, merasa seperti sedang memasuki kehidupan baru sebagai diri gadis cantik itu.
Setelah selesai berpakaian, Greland melihat dirinya di cermin dan merasa seperti sedang melihat orang lain. "Aku siapa sebenarnya?" tanya Greland dalam hati, masih mencoba untuk memahami situasi yang sedang dia hadapi.
Dengan tekad yang baru, Greland keluar dari kamar dan menuju keluar dari rumah, ia mengunci pintu dengan kuat, memastikan bahwa rumah itu aman dari orang-orang yang tidak diinginkan. Ia yakin jika kedua pamannya itu, Yanto dan Hendra, pasti tidak akan tinggal diam, mereka pasti akan mengambil rumah ini dari tangannya.
"Pulang sekolah nanti aku harus ke warnet nih, untuk memperkuat surat rumah itu agar tidak di ambil alih oleh Yanto dan Hendra," ucap Greland bertekad, merasa seperti sedang memiliki misi yang harus diselesaikan. Greland berjalan menuju sekolah, dengan langkah yang pasti dan tekad yang kuat.
Semakin dekat dengan sekolah, Greland semakin memikirkan tentang rencana untuk memperkuat rumahnya. Ia tahu bahwa Yanto dan Hendra tidak akan segan-segan untuk melakukan apa saja untuk mendapatkan rumah itu. Greland harus siap dan memiliki rencana yang matang untuk menghadapi mereka.
Setelah tiba di sekolah, Greland memasuki gerbang sekolah, ia melihat wajah-wajah asing itu, tapi para siswa melihat dirinya tidak asing lagi. "Wah, akhirnya babu datang juga setelah 3 hari tidak sekolah!" ucap para siswi itu senang melihat ke arah Greland, sambil tersenyum dan berbisik-bisik di antara mereka.
Greland menekuk alisnya, ia mencoba mengingat-ingat wajah tersebut untuk mencari ingatan yang lain. Ia tidak ingat pernah bertemu dengan mereka sebelumnya, tapi mereka tampaknya sudah mengenalnya dengan baik. "Babu?" kata Greland dalam hati, merasa seperti sedang tidak paham dengan situasi yang sedang dia hadapi.
Greland mencoba untuk mengamati para siswi itu, mencari petunjuk tentang siapa mereka dan apa hubungan mereka dengan dirinya.
Setelah diingat, mereka adalah siswi yang sering membullynya dan suka menyuruh-nyuruhnya seperti babu setelah mereka tahu dari Gemini jika dirinya diperlakukan seperti babu di rumahnya. Greland merasa seperti sedang mengingat kembali kenangan yang tidak menyenangkan.
Greland teringat bagaimana mereka sering mengejeknya, memerintahkannya untuk melakukan tugas-tugas yang tidak seharusnya dia lakukan, dan memperlakukannya seperti orang yang tidak berharga. Greland merasa seperti sedang merasakan kembali rasa sakit dan kesedihan yang pernah dia alami oleh pemilik tubuh asli.
Tapi, Greland tidak ingin menjadi korban lagi. Ia memutuskan untuk menghadapi mereka dengan kepala tinggi dan tidak membiarkan mereka memperlakukannya seperti babu.
"Aku tidak akan membiarkan mereka menguasai aku lagi," kata Greland dalam hati, merasa seperti sedang memiliki tekad yang kuat untuk mengubah keadaan.
Dengan langkah yang pasti, Greland mendekati para siswi itu dan memandang mereka dengan mata yang tajam. "Babu? Berapa gaji ku jadi babu kalian? " tanya Greland dengan nada yang tegas dan bercekak pinggang di depan siswi itu sambil mengangkat dagunya.
...❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️...
semangat up banyak"ceritanya bagus