Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demi papa.1
Sejak langit masih terang hingga langit berubah gelap, Gilang masih saja terus meneguk minuman keras sehingga asisten Tiko yang sejak tadi terus mengawasi tuannya tersebut dibuat khawatir. Pasalnya, Gilang sudah mabuk berat namun pria itu tetap menolak untuk meninggalkan club.
"Anda sudah terlalu mabuk, tuan." Asisten Tiko mencegah Gilang hendak memesan kembali minuman pada bartender.
"Aku baik-baik saja Tiko, aku masih belum mabuk." di bibir berkata belum mabuk tetapi kondisi sudah sempoyongan, bahkan Gilang sudah menyandarkan kepalanya pada meja bartender saking mabuknya.
"Aku benci pada gadis itu, tetapi semakin aku menyakitinya semakin hatiku terluka, Tiko." Gilang sudah meracau tak jelas. Kata orang, sesuatu yang diungkapkan oleh orang mabuk biasanya itu benar.
Gilang terus meracau tak jelas hingga pada akhirnya tubuhnya ambruk. kalau saja asisten Tiko tidak sigap menopangnya, bisa dipastikan tubuh Gilang sudah menyentuh lantai.
Dengan bantuan dari salah seorang petugas keamanan di club tersebut, asisten Tiko membopong tubuh Gilang menuju mobil. Sangat tidak memungkinkan mengantarkan tuannya itu kembali ke rumah dalam kondisi seperti saat ini, hingga asisten Tiko pun memutuskan membawa Gilang kembali ke apartemen. Untuk memastikan tuannya itu baik-baik saja, malam ini asisten Tiko memutuskan menginap di apartemen Gilang. Sofa di ruang tengah apartemen menjadi tempat istirahat asisten Tiko untuk malam ini. Sebagai asisten pribadi, pria itu memang selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi, contohnya seperti malam ini. Asisten Tiko harus rela mengistirahatkan tubuh tinggi tegapnya di sofa, yang pastinya tidak akan senyaman beristirahat di tempat tidur.
Di saat Gilang tengah mabuk berat, Gra justru tengah mengiba dihadapan ibu tirinya agar bersedia membawa ayahnya ke rumah sakit. Setengah jam yang lalu ayahnya Gra tiba-tiba mengalami kejang, Gra yang sangat cemas pada kondisi ayahnya lantas memohon pada ibu tirinya untuk membawa ayahnya ke rumah sakit, tapi dengan lantang wanita itu menolak dengan alasan hanya akan buang-buang uang. Jika Gra tetap bersikeras ingin membawa ayahnya ke rumah sakit maka gadis itu juga harus siap membayar biaya rumah sakit tanpa membebani dirinya. Serakah memang, semua harta yang dimilikinya merupakan harta milik ayahnya Gra, tapi dengan tidak tahu malunya ibu tiri Gra berkata jika mengeluarkan uang untuk biaya rumah sakit suaminya hanya membuang-buang uang saja.
Gra yang tidak tega melihat kondisi ayahnya lantas berani mengambil resiko, memutuskan membawa ayahnya ke rumah sakit walaupun ia sendiri masih bingung akan mendapatkan uang dari mana untuk membayar biaya rumah sakit ayahnya nanti. Biarlah, itu urusan belakang karena yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan nyawa ayahnya. Dengan menumpangi taksi online dan berbekal uang lima puluh ribu rupiah, Gra membawa ayahnya ke rumah sakit.
"Kenapa mama membiarkan Gra membawa pria lumpuh itu ke rumah sakit?Bagaimana jika Gra sampai buka mulut dan melaporkan kita pada polisi akibat menyia-nyiakan pria tua itu?." Bukannya mencemaskan kondisi ayah tirinya yang sudah begitu baik terhadap dirinya dan juga ibunya, Yogi justru mencemaskan posisi mereka.
"Kamu tidak perlu cemas, Mama yakin Gadis jal-ang itu tidak akan melakukan semua itu." jawab ibunya dengan penuh percaya diri, bahwa Gra tidak akan melakukan apa yang tengah dicemaskan oleh Yogi.
"Boleh lebih cepat lagi nggak, pak!." pinta Gra pada sopir taksi, khawatir nyawa ayahnya tak akan tertolong jika terlambat tiba dirumah sakit.
"Baik, nona." Pak sopir lantas menambah kecepatan mobilnya.
Setibanya di rumah sakit Gra meminta bantuan pada sopir taksi online tersebut untuk memanggil perawat. Tak lama kemudian beberapa perawat serta dokter keluar dengan membawa serta kursi roda.
"Keluarga pasien di larang masuk, silahkan menunggu di luar, nona!." Salah seorang perawat mencegah Gra masuk ke ruangan tindakan untuk menemani ayahnya. Dengan berat hati Gracia harus mematuhi prosedur rumah sakit tersebut.
Tak lama berselang, seorang dokter keluar dari ruangan tindakan emergency.
"Maaf Nona, untuk saat ini dokter spesialis sedang tidak ada ditempat, kita harus menunggu hingga besok pagi untuk merujuk pasien ke dokter spesialis. Untuk saat ini kami hanya bisa memberikan penanganan sesuai dengan kapasitas kami sebagai dokter umum." jelas dokter umum yang bertugas di IGD tersebut kepada Gra.
Gra merasa Malam ini terasa begitu panjang, gadis itu melewati malam ini tanpa memejamkan mata sedetik pun hingga pada akhirnya malam berakhir dan pagi pun menjelang. Kini ayahnya telah ditangani oleh beberapa dokter spesialis untuk memastikan kondisinya.
Tubuh Gra langsung lemas tak bertenaga usai mendengar penjelasan dokter bahwa ayahnya harus segera mendapatkan tindakan operasi untuk mengeluarkan cairan yang menyumbang saraf di otaknya, cairan yang membuat pria itu mengalami kejang dan juga kelumpuhan. Dan untuk biaya operasi harus segera dilunasi sebelum ayahnya mendapatkan tindakan operasi siang ini. Gra ingin ayahnya segera mendapat tindakan operasi, tapi gadis itu bingung akan mendapatkan uang sebanyak itu dari mana. Meminta bantuan pada ibu tirinya adalah suatu hal yang mustahil, apalagi semalam ibu tirinya itu sudah menekankan bahwa ia tidak akan mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya rumah sakit ayahnya, padahal faktanya apa yang saat ini dimiliki oleh ibu tiri Gra merupakan harta milik suaminya.
*
Gilang yang baru terjaga pagi itu nampak memegangi kepalanya yang terasa berdenyut akibat dari sisa reaksi minuman keras yang ditenggaknya semalam.
"Ceklek." pinta kamar terbuka dan menampilkan asisten Tiko berjalan mendekat ke arah tempat tidur Gilang, membawa sebotol air dingin yang pastinya dibutuhkan oleh tuannya itu. Tanpa bertanya, Gilang langsung saja meraih air mineral tersebut dan menenggaknya hingga tinggal tersisa setengahnya.
"Maaf tuan, saya terpaksa membawa anda ke sini karena kondisi anda semalam sangat tidak memungkinkan untuk pulang ke rumah." Tutur Asisten Tiko.
Gilang mengangguk, seakan setuju dengan keputusan yang diambil oleh asisten pribadinya tersebut, karena jika ia kembali ke rumah dengan kondisi mabuk berat seperti semalam, bisa dipastikan pagi ini Gilang akan mendengar ceramah gratis dari ayahnya.
Hendak beranjak turun dari tempat tidur, Gilang mendengar suara bel apartemen berbunyi, pertanda ada seseorang yang datang.
"Coba kau lihat! Jangan-jangan ayah yang datang ke sini." kata Gilang kemudian melanjutkan langkah menuju kamar mandi. lebih baik ia segera ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, jikalau dugaannya benar, ayahnya yang datang setidaknya ia sudah terlihat lebih segar, tidak lagi tercium sisa aroma khas minuman keras dari mulutnya.
Setelah membasuh wajahnya dan menyikat gigi tentunya, Gilang keluar dari kamar Mandi dan pria itu sudah mendapati asisten Tiko kembali ke kamarnya.
"Siapa yang datang?." Tanya Gilang.
"Nona Gracia, tuan." jawab Asisten Tiko.
"Tumben dia datang dengan sendirinya ke sini?." batin Gilang, mengingat biasanya ia harus memaksa bahkan mengancam gadis itu terlebih dahulu barulah bersedia dibawa ke apartemennya, tapi kali ini gadis itu datang dengan sendirinya sehingga membuat Gilang bertanya-tanya sekaligus penasaran.
Tanpa membuang waktu, Gilang segera keluar kamar hendak menemui Gracia.
sehat2 kak, cuacanya lg kyk gini.
justru itu mau mu Gilang...
😝😆😆😆😆😆
acara ultah dclub. bukan berti OG
enggak boleh ngerayain ultah dclub
dulu sama adik tirimu
sekarang kasar terhadap Gracia
terkadang aku ingin kabur saja, jika jadi Gracia sungguh hidup melelahkan
tertekan batin,
bagaimana carannya membawa ayah yg sakit
pergi ke kampung pelosok Bila perlu,,
jika punya uang kabur ke Singapur
kerja sambil again ayah berobat
ya
jangan sampai Gracia berjumpa dengan Yogi...
Kalau pun Yogi menumbalkan Gracia ke Gilang bagus juga,biar Yogi di hajar Gilang...
makasih udah up banyak hari ini kk othor Selvi 💕