NovelToon NovelToon
Om Duda Teman Papa

Om Duda Teman Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

"Hai Om, ganteng banget sih. mana lucu, gemesin lagi."

"Odel. a-ah, maaf tuan. teman saya tipsy."

Niccole Odelia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang pria dewasa yang ditemuinya di bar. meski mabuk, dia masih menginggat dengan baik pria tampan itu.

Edgar Lysander, seorang pengusaha yang tampan dan kaya. dia tertarik pada Odelia yang terus menggodanya. namun dibalik sikap romantisnya, ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Odelia.

Akankah cinta mereka semulus perkiraan Odelia? atau Odelia akan kecewa dan meninggalkan Edgar saat mengetahui fakta yang disembunyikan Edgar?

ikuti terus kisah cinta mereka. jangan lupa follow akun Atuhor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5

Odelia memasuki mansionnya dengan lemas, setelah pulang sekolah dia mampir nongkrong bersama kedua sahabatnya disebuah kafe. Odelia sampai di rumah hampir pukul lima sore.

"Kenapa anak mama mukanya ditekuk gitu?" tanya Tesa, mama Odelia.

Bruk.

Odelia menjatuhkan tubuhnya ke sofa lalu menyandarkan tubuhnya. Dia menatap langit-langit mansionnya dengan tatapan lelahnya.

Tesa yang sedang bersantai di ruang tamu mendekati putrinya yang tampak begitu lelah. Dia menepuk pelan pundak Odelia membuat Odelia menoleh ke arahnya.

"Dihukum guru?" tanya Tesa.

Odelia menghembuskan nafas lelah lalu mengangguk. "Iya Mah." jawabnya lemas.

Tesa tersenyum singkat lalu mengelus pucuk kepala Odelia.

"Kamu bikin kesalahan apa emang?"

"Odel telat mah, tadi jalanan macet. Mana disuruh bersih-bersih lagi." keluh Odelia.

Tesa tertawa terbahak-bahak, sepertinya dia akan berterima kasih pada guru yang telah menghukum putrinya yang malas ini. Jangankan membersihkan rumah, kamarnya pun jarang dia bersihkan sediri.

Odelia menatap mamanya yang justru mentertawakannya, membuatnya semakin kesal saja. Odelia mendengus sebal lalu bersedekap dada.

"Ih. Mama kok ketawa sih? Bikin tambah bete aja." kesal Odelia.

Seketika Tesa menghentikan tawanya, dia menatap putrinya yang tengah mengerucutkan bibirnya.

"Sayang, kamu ini sudah besar. Masa bersih-bersih gitu aja capek sih?"

"Beneran capek mah, tangan Odel pegelnya masih terasa sampai sekarang."

Odelia merentangkan kedua tangannya, dia masih cemberut sambil menatap mamanya.

"Masa gitu aja capek? Besok kalo punya suami, masa suami kamu yang bersih-bersih? Kasihan dong."

"Odel mau punya suami kaya mah, minimal punya empat lah asisten rumah tangga. Tugas Odel cuma manjain suami doang." ucap Odelia sambil tertawa.

Tesa terheran-heran mendengar jawaban putrinya, kaya atau tidak tapi dia selalu membantu pekerjaan rumah yang bisa dia kerjakan. Tapi kenapa putrinya justru memiliki pikiran seperti itu? Entahlah, Odelia ini nurun wataknya siapa.

"Mana ada orang kaya mau sama cewek males?" cibir Tesa.

"Ada Mah, Odelia bakal cariin mama menantu yang kaya tujuh turunan biar hidup Odel terjamin."

Tess mendelik. "Dimana carinya?"

Odelia tersenyum misterius, dia sudah punya target pria yang akan menjadi incarannya. Meski belum tahu nama serta latar belakangnya, tapi Odelia harus bisa mendapatkan pria itu.

Tesa melihat putrinya yang senyum-senyum sendiri seketika merinding. Terakhir kali pacaran, Odelia tidak pernah seperti ini.

"Kamu bikin mama takut, hii."

Odelia menengakkan tubuhnya lalu menatap mamanya dengan tatapan berbinar. Dia juga memegang tangan mamanya dengan erat membuat Tesa mengerutkan keningnya.

"Mah, doain Odel ya. Odel mau berjuang buat luluhin hati pria tampan itu." ucap Odelia mantap.

Tessa mengangguk bingung. "Siapa cowoknya nak?"

"Odel juga nggak tahu namanya mah, kita belum sempet kenalan."

Tesa membelakan matanya tak percaya, bagaimana dia bisa memenangkan hati seseorang jika namanya saja tidak tahu. Tesa menggelengkan kepalanya pelan, ada-ada saja tingkah putrinya ini.

"Tapi mama nggak perlu khawatir, putri mama yang cantik ini akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan."

Tesa hanya mengangguk pelan. "O-oke, semangat berjuang ya Odelia."

"Makasih mah."

Odelia lekas pergi ke kamarnya meninggalkan mamanya dengan kebingungan tergambar jelas diwajahnya.

Sampai kamar, Odelia membuka laptopnya lalu membuka situs web sekolahnya. Dia teringat saat guru BK bilang jika anak dari pemilik sekolah akan datang. Bisa dipastikan jika om-om itu anak pemilik sekolah.

Mata Odelia membaca setiap informasi tentang yayasan sekolahnya. Namun tak ada satupun yang bisa Odelia temukan tentang siapa pemilik sekolah itu.

"Huft."

Odelia menghembuskan nafas kasar, dia menghabiskan waktu berpuluh-puluh menit untuk hal yang percuma.

"Ini beneran nggak ada informasi satupun?" gumam Odelia.

Odelia menutup laptopnya dengan kasar, dia melirik jam tangan di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul lima lebih.

"Apa gue pergi ke club itu lagi ya? Siapa tau kan ketemu lagi?" gumam Odelia.

"Kayanya ide bagus, gue harus hubungin Cesa sama Zara."

Odelia beranjak dari duduknya kemudian pergi ke balkon sambil menghubungi kedua sahabatnya.

Malam harinya, Odelia tengah bersiap untuk pergi ke club kemarin. Dia memakai hoodie oversize dengan celana training, dressnya dia sembunyikan didalam hoodienya. High hills serta tasnya dia taruh ke dalam paper bag. Dia kemudian keluar dari kamarnya menuju lantai bawah.

"Mau kemana malem-malem gini Del?" tanya Alan, papa Odelia.

"Mau keluar bentar pah, sekalian nganterin ini buat Zara."

Alan mengangguk. "Pulangnya jangan malem-malem."

Odelia mengangguk kemudian sedikit berlari menuju garasi. Dia tersenyum penuh kemenangan setelah berhasil lolos dari papanya.

"Mari kita menjalankan misi."

Odelia memacu mobilnya keluar dari mansionnya. Dia akan menjemput kedua sahabatnya di rumah Cesa. Odelia sudah tak sabar untuk bertemu dengan pria tampan yang berhasil mencuri perhatiannya itu.

Sampai di rumah Cesa, Odelia keluar sambil membawa perlengkapannya. Dia masuk ke dalam rumah lalu menuju kamar Cesa.

Ceklek.

Zara dan Cesa yang tengah merias wajah menoleh ke arah pintu yang terbuka.

"Gue kira nggak jadi." ucap Zara.

"Jadi dong, gue udah nggak sabar ketemu om tampan."

Odelia lekas berganti pakaian yang sudah dia bawa dari rumah. Dia menggunakan make up Cesa untuk merias wajahnya. Setelah ketiga gadis itu selesai, mereka segera pergi menuju club malam.

"Ayo buruan." Ajak Odelia pada kedua sahabatnya untuk masuk.

"Sabar elah."

Cesa dan Zara mengikuti langkah Odelia. Mereka duduk disalah satu meja sambil menatap setiap sudut club itu.

"Mana? Kok nggak ada?" tanya Zara.

Odelia melirik jam tanganya yang sudah menunjukan pukul sepuluh lebih, dia merasa cemas karena pria itu tak muncul juga.

"Lo yakin Del om-om itu bakal kesini lagi?" tanya Cesa.

Odelia mengedikan bahunya. "Mana gue tahu, gue cuma nebak-nebak aja."

Zara dan Cesa menghela nafas panjang. "Yaudah deh kita tungguin beberapa menit lagi, siapa tahu beneran dateng." ucap Zara.

Cesa dan Odelia kompak mengangguk. Namun hingga satu jam mereka menunggu, yang ditunggu tak kunjung menampakan batang hidungnya membuat Odelia kesal saja.

"Gimana nih Del? Lanjut?" tanya Cesa.

Odelia menggelengkan kepalanya pelan. "Pulang aja lah, udah bad mood gue." ucap Odelia lemas.

"Beneran?" tanya Zara.

Odelia mengangguk, dia kemudian berdiri lebih dulu diikuti kedua sahabatnya. Sepertinya malam ini keberuntungan belum berpihak kepadanya. Sampai diparkiran, mereka masuk ke dalam mobil Odelia.

Melihat sahabatnya yang nampak lemas, Zara menepuk pundak Odelia pelan.

"Kalo jodoh nggak bakal kemana Del, jangan lemes gitu."

"Iya del, siapa tahu kalian ketemu ditempat lain." ucap Cesa.

"Semoga aja. Tapi setelah gue ketemu dia lagi, gue nggak bakal nyia-nyiain kesempatan." ucap Odelia penuh ambisi.

"Iya ya, si paling lagi jatuh cinta." goda Zara.

Odelia melajukan mobilnya meninggalkan club malam itu. Meski sedikit kecewa karena tak bertemu dengan pria idamannya, setidaknya masih ada hari esok untuk dirinya berjuang.

Selepas kepergian mobil Odelia, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat dimana letak mobil Odelia tadi terparkir.

Sepertinya, Tuhan memang sedang mempermainkan hati Odelia.

1
Reni Anjarwani
suka deh bisa doubel up keren ceritanya
Liana Alda: happy reading kak
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
keren bgtt kalau bisa doubel up thor
Liana Alda: on proses kak, punya 2 on going soalnya. masih susah bagi waktu 😭😭
total 1 replies
Reni Anjarwani
ceritanya bagus kalau bisa doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel. up seru ceritanya
EatYourHeartOut
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
Kiran Kiran
Menghibur banget!
Liana Alda
terima kasih kembali
Bunny Koo
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!