NovelToon NovelToon
Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.


Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak akan membiarkan pergi

Queen dan Daren menoleh ke arah asal suara. Tampak seorang pria bertubuh besar tadi meneriaki mereka menghampiri. Queen sama sekali tidak mengenal siapa pria itu tapi setidaknya dia sudah membantunya.

"Nona anda baik-baik saja?," tanya pria itu pada Queen.

"Queen...," seru Diva dan yang lainnya menghampiri. Mereka yang mencemaskan Queen memutuskan untuk menyusul Queen. Beruntung Daren belum membawanya pergi jauh.

"Saat baik-baik saja Pak. Terimakasih atas bantuannya," jawab Queen melirik Daren yang terlihat kesal.

"Anda jangan ikut campur urusan kami, sana pergi!. Anda hanya security kan disini?," ujar Daren mendorong tubuh pria itu dengan keras ke belakang.

Queen, gadis itu bukannya takut pada Daren. Tanpa Daren ketahui Queen ahli bela diri. Namun saat ini ia hanya ingin menjaga ketenangan restoran ini saja, tidak lebih. Saat ini restoran tengah ramai pengunjung dan ia tidak mau berbuat kegaduhan disini.

Pria bertubuh tegap itu meminta Queen untuk segara pergi."Nona, pergilah!. Biar dia menjadi urusan.saya," ucap pria bertubuh besar itu yang mencengkram kuat pergelangan tangan Daren.

Queen dan yang lainnya mengangguk dan segara pergi. Sebelum itu Diva sudah membayar makanan mereka sehingga mereka tinggal pergi saja.

"Lepaskan saya!. Atau kau akan tahu akibatnya," gertak Daren. Pria ini menggangunya saja, sedikit lagi ia mendapatkan Queen seutuhnya tapi malah gagal karena pria sok pahlawan ini.

"Bawa dia!," perintah pria bertubuh besar itu kepada dua orang pria yang sejak tadi duduk di sebuah meja.

"Siap," jawab keduanya langsung menyeret Daren. Mereka adalah bodyguard yang diperintahkan Zaki untuk menjaga Queen dari jauh. Dan Queen sama sekali tidak mengetahui jika selama ini ada beberapa bodyguard yang menjaganya dari jarak jauh.

***

"Tuan...mari saya bantu," ucap Mahira saat melihat Arsa kesulitan membuka kemejanya.

Arsa hanya diam saja dan tidak menolak. Ia membiarkan Mahira membantunya untuk membuka kemeja yang ia kenakan. Pria itu menatap Mahira yang mematung melihat begitu banyak bekas luka ditubuhnya.

"Tuan ini?," gumam Mahira menyentuh bekas luka yang ada di bahu Arsa. Ia tidak mengerti kenapa begitu banyak bekas luka di tubuh Arsa dan kejadian beberapa jam yang lalu masih menjadi tanda tanya besar baginya. Siapa Arsa sebenarnya?.

Arsa menarik pinggang Mahira lalu memeluk wanita itu. Ia tidak perlu menjelaskan pada Mahira karena baginya itu tidak penting. Ia mengalungkan kedua tangan Mahira ke lehernya lalu memeluk pinggang ramping wanita itu.

"Jangan sesekali mencoba untuk pergi dariku, Mahira," ucap Arsa. Apa yang sudah menjadi miliknya tidak akan pernah ia lepaskan begitu saja apalagi Mahira satu-satunya wanita yang begitu ia inginkan.

"Tuan, saya tidak jan-- hmpphh

Arsa langsung membungkam bibir Mahira dengan bibirnya. Ia melumat bibir wanita itu dengan cukup kasar, berani sekali Mahira mengatakan itu padanya. Disini dialah yang mengendalikan wanita ini.

"Sekali kamu mengatakan hal itu lagi, akan aku pastikan besok pagi kamu tidak bisa berjalan," ucap Arsa dengan tatapan tajamnya lalu mengusap bibir basah Mahira menggunakan ibu jarinya. Setelah mengatakan itu ia melepaskan pelukannya pada pinggang Mahira lalu berjalan masuk ke dalam ruang.ganti.

Mahira termenung mendengar perkataan Arsa, sepertinya akan sangat sulit untuk lepas dari pria ini. Tapi ia tidak bisa hidup dengan pria yang tidak ia cintai. Walau bagaimanapun juga ia ingin menjalani rumah tangga bersama pria yang ia cintai dan mencintainya.

Mahira mengusap wajahnya dengan kasar menggunakan kedua telapak tangannya. Arsa menahannya disisinya, lalu ia harus bagaimana?. Pernikahan ini terjadi hanya karena sebuah kesepakatan saja lalu kenapa pria itu tidak mengizinkannya pergi.

Mahira menatap Arsa yang keluar dari ruang ganti. Pria itu tampak sudah rapi, entah mau kemana pria itu?. Arsa bahkan tidak menegurnya dan hanya melewatinya saja lalu keluar dari kamar.

Ting

Mahira membuka ponselnya yang berdering, tampak sebuah pesan masuk dari Kakak tirinya.

📩: Eh.... Mahira. Kamu tidak bisa melakukan ini pada kami. Rumah ini milik kami dan Papa kamu sudah memberikannya kepada kami dulu. Jadi kamu tidak bisa seenaknya mengusir kami dari sini.

Mahira mengerutkan keningnya setelah membaca isi pesan itu

, bukannya hari ini ia sibuk di kantor dan ia juga tidak pernah memerintahkan seseorang untuk mengusir ibu dan Kakak tirinya itu. Bahkan ia akan berencana mengusir mereka besok pagi. Lalu siapa yang melakukan ini?.

Siapapun itu yang melakukannya, itu tidak penting. Setidaknya ia sedikit terbantu mengusir kedua parasit itu. Tinggal besok pagi ia mengunjungi rumah sakit saja untuk mendepak Aldi yang kabar nya sejak kemarin mulai memimpin rumah sakit. Enak sekali pria itu, Papa nya yang bersusah payah membangun rumah sakit kini dia yang bukan siapa-siapa malah memimpin rumah sakit.

Sementara itu dilantai dasar Arsa tengah duduk bersama Devano dan juga Ibra, minusnya tanpa Lucky yang kemarin pulang ke Thailand. Arsa menyulut rokoknya lalu membuang asapnya ke udara.

"Kak...kamu cari saja selesai bercinta?. Lihat itu lehermu ada bekas kissmark," tanya Ibra yang tidak sengaja melihat bekas keunguan di leher Arsa karena Kakaknya itu mengenakan kaos oblong.

Arsa tersentak kaget, ia menelan salivanya dengan kasar. Ia mengusap leher dengan tangannya, ternyata Mahira seganas itu?. Bahkan ia tidak begitu memperhatikan.

Devano ikut menatap kearah leher Arsa, benar itu tanda cinta. Pertanyaannya, wanita mana yang berhasil menaklukkan manusia dingin seperti Arsa. Selama ini Arsa tidak suka berdekatan dengan wanita manapun. Apakah ini ada hubungannya dengan Arsa melarangnya ke lantai tiga. Apakah Kakaknya itu menyembunyikan seorang wanita di sana?.

"Kak..wanita mana yang beruntung menyentuhmu?," tanya Devano dengan tatapan penuh selidik.

"Ini bekas garukan," jawab Arsa.

Devano dan Ibra mendengus pelan, mereka bukan anak kecil lagi yang mudah dibohongi. Mereka bisa membedakan mana bekas garukan dan mana bekas tanda cinta. Mereka tidak lagi bertanya karena itu adalah sebuah kemajuan menurut mereka.

"Oh ya Kak, mengenai orang-orang yang menyerang Kakak tadi.. Mereka itu siapa?," tanya Devano mengalihkan pembicaraan. Untuk bekas tanda cinta itu ia tidak mempermasalahkannya.Bukankah mereka sudah sama-sama dewasa?.

"Dan siapa itu Widya?. Penggemarmu kah Kak?," imbuh Devano yang tadi sempat mendengar pria itu menyebut nama Widya.

"Rekan bisnis yang tidak rela jika ia kalah tender," jawab Arsa.

"Seingat ku tidak ada rekan bisnis kita yang namanya Widya, Kak," ucap Devano dengan kening berkerut. Ia begitu mengenali siapa saja yang menjadi rekan bisnis Arsa.

"Ada, mungkin saja kamu lupa," jawab Arsa.

Devano semakin menukikkan kedua alisnya, apakah benar ia lupa atau hanya-- ia menggeleng pelan. Selama ini Arsa selalu terbuka pada mereka dan tidak mungkin kali ini Arsa berbohong padanya.

"Ada yang menyerang Arsa, kenapa tidak memberitahuku Devan?," celetuk Ibra.

"Bukannya kamu sibuk mengirim barang-barang kita ke Rusia?. Lagian musuh hanya secuil," jawab Devano.

"Secuil katamu. Kalau terjadi apa-apa pada Arsa. Bisa habis kita sama Daddy mu itu," ucap Ibra.

Bruk

Arsa, Devano dan Ibra menoleh pada asal suara. Ia menatap seorang pria yang jatuh tersungkur di lantai karena di dorong oleh anak buah yang ditugaskan Zaki menjaga Queen.

"Tuan, dia berusaha menyakiti Nona Queen," ujar pria bertubuh besar itu pada ketiganya.

Diantara ketiganya, Devano lah yang berdiri. Pria itu melangkah menghampiri pria yang berusaha untuk berdiri itu dan menatapnya dengan tajam.

"Bukankah kau calon suaminya Queen?. Kenapa kau menyakiti adikku," pertanyaan itu keluar dari mulut Arsa.

"Dia ini calon suami, Queen?,". tanya Devano pada Arsa yang tampak menatap lurus ke depan.

"Hmm"

...****************...

1
partini
kalau hamil dia ga mau ya urus sendiri aja, ku rasa dia dah ga bisa jauh darimu cuma gengsi orang nya
partini
terus ngapain aja selama itu
partini
masa di ikutin curut Arsa ga tau ga lucu secara dia tuh wow Banggt ,, ini Kunti minta di rajam
partini
👍👍👍👍👍
partini
biarpun mereka berdua saling sepakat,,tapi Terasa bukan suami istri macam cari pelampiasan sex
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
jangan lama" Thor kaya gini,biar rasanya cepat bucin pingin lihat mafia dingin bucin
Novi Zoviza: insyaallah dua bab kak hari ini. ditunggu saja
total 1 replies
partini
satu Minggu ,eheleh mana tahan dia
Umiie'ne Naza
blm mengerti, bukane arsa mencintai Mahira knp tiba " blm mencintai
Umiie'ne Naza
tor, novel orang tua nya arsa apa ya, kaya nya pernah baca tp lupa
partini
good 👍👍👍
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah mampir
total 1 replies
wo te
tdi pagi hrus nya kak🤭🤭
partini
maraton baca
Retno Harningsih
up
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
apa davino suka sama Queen ya,,tapi engga apa" si
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
lucky anaknya mars sama ana kan Thor,,?

klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi
Novi Zoviza: iya kak
total 1 replies
wo te
tatapan apa tangan kak ??
wo te
posisi ko jadi polisi kak 😁😁🙏🙏
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
asyik pling suka tentang mafia
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah setia menantikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!