Nerina Oceana, seorang mermaid muda, ditugaskan oleh ibunya, sang ratu, untuk menyelidiki hilangnya beberapa mermaid di daratan. Misinya berubah rumit saat ia bertemu Ethan Blackwood, pria yang pernah ia selamatkan. Tanpa Nerina ketahui, Ethan menyimpan rahasia keluarga kelam yang terkait dengan dunia mermaid. Kini, Nerina dihadapkan pada pilihan sulit: mengikuti kata hati dan bersama Ethan, atau mengkhianati cintanya demi membalaskan dendam klannya?
Dukungannya teman teman dengan like dan komen ❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Manusia
Setelah suasana kondusif. Ethan,Jacob dan Haidar kembali ke lapangan dan berlatih basket. Reina yang melihat Ethan memantul mantulkan bola, merasa kagum.
"Apa itu yang dinamakan basket?" tanya Nerina dengan bingung.
"Iya itu namanya permainan bola basket, bakal menang kalau kita berhasil memasukkan bola itu ke dalam ring" ujar Alia lalu menunjuk nunjuk bola dan ring basket disana.
Nerina menatap ke arah yang ditunjukan Alia, ia merasa senang berada di dunia manusia karena banyak hal hal yang menyenangkan. Hingga tetapannya tepat ke arah Ethan yang berhasil mencetak poin.
"Yeyy, itu Ethan menang kan?" tanya Nerina dengan polosnya.
"Iya, itu namanya cetak poin" jelas Alia.
"Ethan hebat sekali" ujar Nerina kagum melihat betapa kerennya Ethan bermain basket.
Sedangkan Alia fokus ke arah Jacob dengan postur tubuh atletis dengan rahang yang tegas membuat Alia meneguk air liurnya.
"Betapa tampannya dia" ucap Alia dalam hatinya.
Alia dan Nerina berteriak semangat di tribun lapangan itu. Nerina bahkan sampai berdiri sambil melambaikan tangan tiap kali Ethan mencetak poin, sedangkan Alia hanya menepuk tangan pelan walau matanya tak bisa lepas dari Jacob.
"Jacob! Ayo cepet masukin bolanya!" teriak Alia, tapi dengan nada datar, tetapi di dalam hatinya ia bangga dengan Jacob.
Jacob melirik sekilas dan tersenyum tipis. Ia sengaja lebih giat, lalu berhasil mencetak poin terakhir sebelum peluit berbunyi.
Latihan pun selesai. Ethan langsung menyeka keringatnya dengan handuk, Haidar malah rebahan di lantai, sementara Jacob berjalan santai sambil mengikat rambutnya yang sedikit basah.
Nerina cepat-cepat menghampiri Ethan. Ia menyodorkan botol minum dengan kedua tangan.
"Tadi keren banget, Ethan! Ini, minum dulu. Kamu kelihatan cape" Ethan tersenyum sambil menerima botol itu.
"Makasih, Ner. Kalau kamu nggak nonton, aku nggak bakal se-semangat ini" ucap Ethan sambil tersenyum.
Sementara itu, Alia mendekat ke arah Jacob dengan wajah datarnya. Ia menyodorkan botol air mineral.
"Nih. Minum. Jangan sampe pingsan" katanya datar.
Jacob menyeringai, matanya menatap Alia penuh godaan.
"Wih, perhatian banget ya sama gue. Ternyata kamu peduli juga, kirain cuman gue aja yang peduli sama lo"
Alia langsung mendengus kesal mendengar perkataan Jacob. "Siapa juga yang peduli! Gue cuma kasihan aja kalo lo tumbang. Ntar jadi beban tim, yang ada kalah nanti sekolah kita"
Jacob tertawa kecil, lalu dengan sengaja menyentuh tangan Alia saat menerima botol.
"Kasihan? Hmmm… kalau peduli aja nggak mau ngaku, yaudah deh gue anggap itu rasa suka jiga tapi ditutup gengsi aja"
Wajah Alia memerah seketika, ia langsung menjitak lengan Jacob.
"Apaan sih lo! GR banget deh. Minum aja tuh, jangan banyak bacot"
Jacob malah semakin terbahak, jelas ia menikmati reaksi Alia.
"Ya ampun, kalau marah aja makin cantik begini, gimana kalau senyum ? Bisa-bisa gue jatuh beneran, Al"
"Jacob!!" Alia melotot, makin kesal.
"Buset, baru latihan aja udah drama percintaan. Gue yang minum ambil sendiri,makan ambil sendiri ini harus merasakan kesendirian" ujar Haidar sambil bercanda.
🐳🐳🐳🐳
Nerina dan Alia sudah pulang ke rumah,lalu mereka berdua rebahan di dalam kamar.
"Capee sekali aku" ujar Alia lalu melempar sepatunya kemana mana.
Sedangkan Nerina rebahan sambil menatap ke langit langit kamar, rasanya ia senang sekali berada di daratan dan menikmati hidup jadi manusia.
"Ternyata jadi manusia itu menyenangkan ya Al?" tanya Nerina pelan.
"Menyenangkan kalau kita nikmati, ada kalanya juga jadi manusia itu melelahnya" ujar Alia pelan.
"Apa yang melelahkan?" tanya Nerina bingung lalu pandangannya menatap ke arah Alia.
"Ya jadi manusia itu berat juga Ner, kadang ada kalanya kita kesusahan, ada kalanya kita bahagia. Kadang sesama manusia saja ada yang berbuat baik dan ada yang berbuat buruk" ujar Alia.
"Sedangkan para mermaid, mereka selalu bersama dan tidak akan menyakiti satu sama lain kecuali bangsa Siren" tambah Alia.
Alia menarik selimut tipis ke atas perutnya, matanya menatap kosong ke arah langit-langit. Napasnya berat, seakan ia menyimpan banyak hal dalam dadanya.
"Jadi manusia itu nggak mudah, Ner" ucap Alia pelan.
"Kita harus mikirin masa depan, sekolah, kerja, keluarga. Belum lagi soal cinta, temen, bahkan orang-orang yang bisa aja nusuk dari belakang"
Nerina mengangguk kecil, senyumnya tetap lembut.
"Tapi kenapa begitu, Al? Kenapa manusia harus saling menyakiti? Kenapa ada yang jahat, kenapa nggak semua saling melindungi, sama kayak bangsa mermaid?"
Alia menoleh ke arah Nerina, matanya redup.
"Karena manusia itu beda-beda, Ner. Ada yang hatinya tulus, ada juga yang serakah. Ada yang pengen lihat orang lain bahagia, tapi ada juga yang iri kalau orang lain lebih bahagia darinya"
Nerina terdiam, seolah mencoba memahami.
"Kalau di lautan, semua mermaid saling menjaga. Kami tahu kalau kami lemah tanpa satu sama lain. Kenapa manusia nggak bisa begitu?"
Alia menghela napas panjang. "Karena manusia kadang lupa mereka pikir bisa hidup sendiri. Padahal nggak ada satu pun manusia yang benar-benar kuat tanpa orang lain. Itu sebabnya, kalau kamu bisa nemu orang-orang baik yang bisa dipercaya jagalah mereka, Ner. Jangan sampai hilang"
Nerina tersenyum kecil, matanya berbinar. "Kalau begitu, aku ingin menjaga kamu, Al. Karena kamu sudah jadi orang baik pertamaku di dunia manusia"
Alia langsung terdiam, matanya sedikit berkaca. Ia cepat-cepat menutup wajahnya dengan bantal agar Nerina tidak melihat.
"Dasar Aneh, walau aku dari bayi di dunia manusia tetap saja aku ada darah mermaid" ujar Alia.
"Tapi aku lihat Ethan dan Ravendra berbeda" ujar Nerina tiba tiba.
"Berbeda apa maksudmu?" tanya Alia.
"Ya, Ethan sepertinya dia manusia baik sedangkan Ravendra manusia jahat" ujar Nerina pelan.
"Ner..." Alia bersuara.
"Di dunia manusia itu ada yang namanya manipulatif, kadang ada manusia yang pura pura baik dan ada manusia yang pura pura jahat" ucap Alia.
Alia menatap Nerina lama, lalu menarik napas berat.
"Ner, jadi manusia itu harus hati-hati" ucapnya tegas.
"Kamu nggak bisa langsung percaya sama semua manusia hanya karena mereka kelihatan baik. Kadang yang keliatan paling lembut justru yang paling berbahaya. Dan kadang yang keliatan jahat, ternyata punya alasan sendiri"
Nerina terdiam, matanya perlahan menunduk.
"Aku tahu kamu lihat Ethan sebagai manusia baik" lanjut Alia,
"tapi jangan sampai kebaikan itu bikin kamu lupa tujuan kita. Ingat, Ravendra itu ayahnya. Dan Ravendra yang udah lama nyekap para mermaid"
Nerina langsung menggenggam selimut, hatinya terasa ditusuk oleh ucapan Alia.
Alia menepuk tangan Nerina lembut, namun nadanya tetap tegas.
"Misi kita buat nangkep mereka Ner, bukan buat senang-senang doang. Tujuan utama kita adalah melepaskan para mermaid dari rumah Ravendra. Jangan sampai kamu terlena sama kebaikan seseorang, sampai lupa siapa sebenarnya musuh kita"
Nerina menelan ludah, hatinya bergejolak antara rasa kagum pada Ethan dan kenyataan pahit tentang Ravendra.
"Aku ngerti, Al…" ucapnya lirih.
"Aku akan tetap fokus"
Alia mengangguk mantap. "Bagus. Karena kalau kita sampai gagal, yang jadi taruhannya bukan cuma kita, tapi seluruh bangsa mermaid"
🧜♀️🧜♀️🧜♀️
MOHON DUKUNGANNYA JANGAN LUPA LIKE,KOMEN DAAN VOTE SEBANYAK BANYAKNYA TERIMAKASIHHH