"aahh teriak Mila, ampun jin penunggu kebun teh, saya tidak sengaja.
Biarkan saya pergi jin, saya gadis biasa tidak pantas jin jadikan istri.
"kata-kata Mila membuat Andrean ingin tertawa, lelaki tampan itu sekuat tenaga menahan tawa nya.
"Jan jin, Jan jin" sembarangan saja kalau ngomong.
ini saya guru kamu, ngapain kamu masih gelap lari-lari di jalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berubah pikiran
Di malam yang sunyi, di kediaman keluarga pak Hasan.
Safira terkejut dengan ucapan ibu nya. "apa bu, "Safira mau di jodohkan."
"Bu aku masih muda, "masih sekolah juga."
"Apa ibu tega, "memutus sekolah Safira."
"Ini hanya pertemuan saja nak, "bukan langsung menikah."
"Kamu juga, "tidak lama lagi akan pelulusan."
"Kalau kamu belum siap, "untuk menikah cepat. "Kamu tinggal menolak nya, "secara halus dan sopan."
"Ibu juga tidak memaksa.? ucap Miranti.
"Siapa sih bu lelaki nya, "orang mana tanya safira ingin tau."
"Yang jelas bukan orang sembarangan nak."
"Mereka dari salah satu kota."
"Ibu kenal mereka dari mana bu.? tanya Safira.
"Ibu dulu pernah bekerja, "sebelum menikah sama ayah mu."
"Ibu merantau ke kota, "sebagai asisten rumah tangga."
"Majikan ibu sering kesini, "waktu kamu masih kecil. "setelah itu tidak pernah Dateng lagi."
"Tiba-tiba tadi siang mereka kesini lagi, "sayang nya kamu tidak ada di rumah."
"Galak enggak bu.? tanya safira.
"Bu Miranti menggeleng, "mereka baik nak."
"Kamu enggak akan menyesal, "tinggal sama mereka."
"Tapi Safira lebih senang, "tinggal sama ibu sama ayah di sini."
"Bu Miranti, mengulurkan selembar foto. "ini kamu bisa saling ngobrol dulu."
"Di belakang foto itu, "ada nomor telepon nya."
"Safira meraih selembar foto, yang di ulurkan ibu nya.
"Iya ibu, "nanti Safira coba menghubungi nya."
"Safira ke kamar dulu ya bu. "setelah itu Safira meninggalkan ibu nya.
Dikala bulan menerangi malam, yang gelap tanpa cahaya.
Ada rasa yang tak bisa Safira ungkap kan.
Tentang perasaan nya, Bayangan pernikahan sudah di ujung mata.
Ingin sekali melawan ketentuan kedua orang tua nya.
Tapi apalah daya Safira tak bisa melakukan itu.
Perjodohan nya dengan lelaki yang tidak pernah Safira liat sebelum nya.
Membuat gadis cantik itu kesal, dengan keadaan yang seolah terpojok.
Safira meluapkan emosi nya, dengan mengacak-acak bantal yang tersusun rapih di atas tempat tidur milik nya.
Safira menatap selembar foto, yang ibu Miranti berikan.
"Lelaki ini memang tampan, "tapi lebih cocok sebagai Abang ku. "Bukan sebagai suami. "gerutu safira."
"Aku tidak mau, "berlama-lama menatap, lelaki yang ada di foto ini."
"Biarkan saja, "waktu yang akan menjawab nya."
Gadis cantik yang memakai hijab itu, lebih memilih membuka sosmed nya.
Dari pada menghubungi lelaki yang ada di foto pemberian ibu nya.
Safira membuka DM di Instagram milik nya.
Entah kenapa gadis cantik itu, memilih Raditya untuk menjadi teman curhat nya.
"Assalamualaikum. "Ka Raditya.? Sapa Safira di messenger Instagram.
Safira menunggu balasan,10 menit sudah berlalu.
Tapi Raditya belum juga membuka DM nya.
"Ah apaan sih aku ini, "mengharapkan orang yang tidak jelas."
Safira Menggerutu.
Waktu sudah menunjukan pukul 22:00 WIB.
Raditya baru membuka Instagram nya, ada DM dari gadis cantik pujaan nya.
Membuat lelaki tampan itu, menyunggingkan bibir nya.
Raditya tidak begitu menyukai sosmed, jarang sekali lelaki tampan itu membuka sosial media nya.
Hanya sesekali saja, Kalau di saat rasa sepi nya datang.
Raditya membalas DM an Safira, semoga saja belum tidur, Ucap Raditya pelan.
"Waalaikumsalam, "maaf ya baru di balas, "Kaka tadi ada kerjaan."
Rupanya gadis pujaan Raditya masih terjaga.
Tidak butuh waktu lama, Safira membalas DM an Raditya.
"Iya kak tidak masalah," Isi chat balasan Safira.
"Ade mau curhat apa." Tanya Radit.
"Enggak ada Ka."
"Oh ya sudah kalau tidak ada, "kenapa masih terjaga ini sudah malam de.? Tanya Radit.
"Belum bisa tidur ka."
"Apa Mau Kaka temenin."
"Emmmm, "emang boleh ka."
"Iya boleh, "mau sampai jam berapa pun, "Kaka siap nemenin Ade."
"Sampai Ade mengantuk Ka," jawab safira.
"Ka Adit, sudah punya istri belum."
"Kaka masih perjaka de."
"Emang nya usia Kaka sekarang, "sudah berapa tahun ka."
"Kaka sudah mau, 30 tahun dek."
"Ka Adit kenapa belum menikah.? tanya safira ingin tau."
"Kaka belum menemukan, "perempuan yang pas untuk di jadikan istri."
"Oh." jawab safira."
"Ka Adit, "aku mau tanya boleh enggak."
"Boleh dek, "mau tanya apa."
"Seandai nya, "Ka Raditya di jodohkan, "dengan perempuan yang tidak Kaka kenal."
"Apa yang akan Kaka lakukan."
"Kenapa kamu menanyakan itu dek, "apa kamu mau di jodohkan."
"Iya Ka, "Fira mau di jodohkan, "tapi Fira masih sekolah, "dan belum siap menikah muda."
"Deg, tiba-tiba dada Radit terasa sesak, "Nasib kita sama dek." jawab Raditya.
"Maksud Kaka apa." Fira enggak ngerti."
"Kaka juga sama mau di jodohkan, "tapi Kaka tidak bisa menolak lagi, "ke mauan orang tua Kaka."
"Kita senasib ya dek.? ucap Raditya di dalam isi DM nya.
"Menurut Kaka, "aku harus bagai mana Ka."
"Enggak ada pilihan lain, "selain menuruti ke mauan orang tua kita dek."
"Sudah malem dek, "tidurlah nanti kamu bisa kesiangan.? Ucap lelaki tampan itu di balik chatingan nya.
"Ya sudah ka, "Fira tidur dulu."
"Ka Radit juga cepet tidur ya, "selamat malem Ka Raditya mimpi indah y."
"Malem juga dek.? bales Raditya di DM an terakhir Safira.
Setelah membalas DM terakhir Safira, lelaki tampan itu berbaring di atas kasur, menatap langit-langit kamar nya.
Dengan penerangan lampu kecil, di atas meja nakas di samping tempat tidur.
"Perjodohan. "lagi-lagi tentang perjodohan.
Kenapa bisa kebetulan.? gumam Raditya.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 00:00 WIB.
Rasa ngantuk sudah menghampiri kedua mata Raditya.
Lelaki tampan itu perlahan memejamkan mata nya, tidak lama terdengar, suara dengkuran halus yang keluar dari mulut Aditya.
...****************...
Keesokan hari nya, Safira yang terbiasa di bangunkan ibu nya, kini Safira sudah bangun dan mengerjakan kewajiban nya.?
Ibu Miranti merasa senang, melihat anak nya sudah bangun.
"Tumben sudah bangun.? tanya ibu Miranti.
"Iya biar enggak jadi, di jodohin." sahut Safira.
"Seperti nya, ibu akan tetap menjodohkan kamu, "itu demi kebaikan kamu nak."
"Ibu sayang sama kamu, "ibu ingin yang terbaik untuk masa depan kamu."
"Iya bu, terserah ibu saja, "Safira akan menuruti kemauan ibu."
"Sebagai balas Budi terhadap ibu, "yang sudah melahirkan fira."
"Kata guru ngaji fira, "jika ingin masuk syurga harus menuruti perintah ibu nya."
"Jadi fira akan mencoba menerima, "kemauan ibu sama ayah."
"Siapa tau kan, "Fira bisa masuk syurga, "setelah membahagiakan ibu sama ayah."
"Alhamdulillah, "akhir nya anak ibu mau juga di jodohkan."
"Itu juga kalau, Fira enggak berubah pikiran bu."
"Ya sudah terserah kamu saja." Jawab Miranti pasrah.