NovelToon NovelToon
Hidden Love From The Past

Hidden Love From The Past

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Kisah cinta masa kecil / Gadis Amnesia
Popularitas:562
Nilai: 5
Nama Author: Midnight Blue

Di balik senyum manis dan mata indah Narynra, terdapat kesedihan mendalam yang disebabkan oleh pernikahan ayahnya dengan ibu tirinya. Sebelum pernikahan itu, Narynra membuat perjanjian rahasia dengan ibu tirinya yang hanya diketahui mereka berdua. Apakah isi perjanjian itu? Sementara itu hubungan Narynra dengan Kaka tirinya tidak pernah akur, dan situasi semakin buruk setelah ayahnya terkesan selalu membela kakak tirinya, membuat Narynra merasa tidak betah di rumahnya. Akankah Narynra dan kakak tirinya bisa berdamai?
Narynra kemudian bertemu Kayvan, seorang pria yang tampan dan perhatian. Setelah pertemuan pertama, Kayvan terus berusaha mendekati Narynra, dan mereka akhirnya menjalin hubungan asmara.
Sementara itu, seorang pria misterius selalu memperhatikan Narynra dari kejauhan dan terus mengirimkan pesan peringatan kepada Narynra bahwa Kayvan tidak baik untuknya. Siapa pria misterius ini? Apa tujuannya? Akankah Narynra bahagia bersama Kayvan atau atau bersama yang lain?,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Midnight Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

suka Kayvan?

****

Sementara di Tempat lain, Elisya duduk di ruang tamu, dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Dia memegang ponselnya dengan erat, sambil menatap layar dengan harapan ada kabar dari Narynra. Sudah sejak semalam setelah mendengar Narynra pergi dari rumah, Elisya berusaha menghubungi Narynra, tapi tidak bisa dihubungi sampai sekarang.

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Elisya menekan tombol untuk menelepon Lukas. Setelah beberapa detik, Lukas menjawab. "Halo, Lukas apa sudah ada kabar dari adik kamu?" Tanya Elisya dengan nada yang penuh kekhawatiran.

Lukas menjawab dengan nada yang santai, "Belum Bu, tadi siang aku sudah ke kampusnya tapi dia tidak pergi ke kampus, aku juga sudah menanyakan pada Tiffany sahabatnya, dan beberapa teman kampusnya tapi merekajuga tidak tahu."

Elisya merasa semakin khawatir, dan suaranya menjadi sedikit lebih keras. "Dengerin ibu, pokoknya janji sama ibu kamu harus segera temuin adik kamu," jawab Elisya dengan nada yang tegas.

Lukas menjawab dengan nada yang sedikit berbeda, "Aku tidak bisa berjanji bu, tapi aku sedang berusaha mencari dia."

Elisya bisa merasakan Lukas sedang berpikir keras untuk menemukan Narynra. Elisya menghela napas, merasa sedikit lebih lega karena Lukas sedang berusaha mencari Narynra. "Ibu tunggu kabar baiknya," jawab Elisya dengan nada yang sedikit lebih lembut.

Setelah itu, Elisya menutup teleponnya, sambil meletakkan ponselnya di atas meja. Dia menatap sekitar ruangan, merasa sedikit lebih tenang karena Lukas sedang berusaha mencari Narynra. Namun, kekhawatiran masih terpancar di wajahnya, dan dia berharap Narynra segera ditemukan.

Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dan Edward masuk dengan wajah penuh kekhawatiran. Elisya menoleh ke arah Edward, dengan harapan besar di matanya. "Apa mas udah temuin Naryn?" tanya Elisya dengan nada yang penuh harapan, sambil menatap Edward dengan mata yang penuh kekhawatiran.

Edward menggelengkan kepala, sambil menarik napas dalam-dalam. "Belum sayang, aku sudah mencari di beberapa tempat yang biasa dia kunjungi, tapi tidak ada tanda-tanda dia di sana," jawab Edward dengan nada yang serius.

Elisya merasa kekhawatirannya semakin meningkat, dan dia bangkit dari tempat duduknya. "Ayo kita cari dia sama-sama," ajak Elisya dengan nada yang penuh semangat, sambil melangkah ke arah Edward.

Edward menahan Elisya dengan tangan, sambil menggelengkan kepala. "Ga, kamu di rumah aja, biar aku dan Lukas yang cari Naryn," ucap Edward dengan nada yang lembut, sambil menatap Elisya dengan mata yang penuh kasih sayang.

Elisya merasa tidak bisa diam di rumah, sementara dia tidak tahu di mana keberadaan Naryn. "Tapi aku ga bisa diam aja di rumah, sementara kita ga tau di mana keberadaan Naryn, dia sedang apa dan bagaimana keadaan dia, sementara semalam dia pergi begitu saja, aku takut dia kenapa-kenapa," ucap Elisya dengan nada yang penuh kekhawatiran, sambil menatap Edward.

Edward memahami kekhawatiran Elisya, dan dia menarik Elisya ke dalam pelukan. "Sayang dengerin aku, aku janji akan temuin Naryn segera, aku sudah menyewa detektif untuk mencari keberadaan Naryn," ucap Edward dengan nada yang lembut, sambil membelai rambut Elisya.

Elisya merasa sedikit lebih lega, dan dia mengangguk. "Baiklah aku denger apa kata kamu," ucap Elisya dengan nada yang lembut, sambil menatap Edward dengan mata yang penuh kepercayaan.

****

Di tempat lain, Narynra pulang ke rumah Tiffany, dengan wajah yang terlihat lelah. Narynra melihat Tiffany sedang berjalan kesana-kemari di ruang tamu, terlihat sedang mengkhawatirkan sesuatu. Narynra menghampiri Tiffany dengan langkah yang santai. "Lo kenapa Fan?" tanya Narynra dengan nada yang penuh perhatian, sambil menatap Tiffany dengan mata yang penuh kasih sayang.

Melihat Narynra, Tiffany langsung memeluk Narynra dengan erat. "Lo kemana aja? gue khawatir, mana nomor lo ga bisa dihubungi dari tadi," ucap Tiffany dengan nada yang penuh kekhawatiran, sambil memeluk Narynra dengan erat.

Narynra melepaskan pelukan Tiffany dengan senyum. "Gue dari taman, maaf ya gue lupa ngasih nomor gue yang satunya, gue bawa hp yang lain soalnya semalem hp yang biasa gue pake gue matiin trus gue tinggalin di laci kamar," ucap Narynra dengan nada yang santai, sambil mengangkat bahu.

Tiffany menatap Narynra dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Gue pikir lo udah balik, soalnya tadi Kaka tiri lo juga nyari lo ke kampus, trus pas gue pulang lo nya udah ga ada di rumah, mana gue telfon ga aktif ini tadinya gue mau ke rumah lo buat pastiin, lo udah balik belum, eh lo langsung muncul," ucap Tiffany dengan nada yang penuh kelegaan.

Narynra tersenyum sedikit, sambil menggelengkan kepala. "Gue ga tau balik kapan, yang jelas untuk sekarang gue ga mau ketemu ayah gue dulu, kayaknya besok gue cari tempat tinggal untuk sementara," ucap Narynra dengan nada yang penuh keputusan.

Tiffany menatap Narynra dengan mata yang penuh perhatian. "Ngapain cari tempat tinggal, lo di sini aja," ucap Tiffany dengan nada yang penuh ajakan.

Narynra menggelengkan kepala, sambil menatap Tiffany dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Tapi kalau gue di sini terus, ntar kalo orang tua lo balik dari luar negeri mereka bisa kasih tau Ayah gue dong kalo gue di sini,"

Tiffany tersenyum, sambil mengangguk. "Aman kalo itu, bokap nyokap gue lama di sana jadi lo ga perlu khawatir," ucap Tiffany dengan nada yang penuh keyakinan.

Narynra menatap Tiffany dengan mata yang penuh rasa syukur, wajahnya dipenuhi dengan rasa terima kasih. "Makasih ya udah izinin gue di sini, udah bantu gue nutupin keberadaan gue, maaf juga kalo gue di sini ngrepoti lo," ucap Narynra dengan nada yang penuh rasa terima kasih, sambil mengedipkan mata yang berbinar dan tersenyum lembut.

Tiffany tersenyum lebar, sambil menggelengkan kepala dengan gerakan yang santai. "Lo ngomong apa sih, kita kan sahabat, lo sama sekali ga ngrepotin gue, malahan gue seneng lo di sini, jadi gue ga kesepian ada temen di rumah," ucap Tiffany dengan nada yang penuh kehangatan, sambil mengulurkan tangan untuk menarik Narynra duduk dengan gerakan yang ramah.

"Sini duduk dari tadi kita berdiri, lo pasti cape dari luar," lanjutnya, sambil menarik tangan Narynra untuk duduk di sofa yang empuk dan nyaman. Mereka pun duduk di sofa, dengan suasana yang santai dan nyaman, seperti dua sahabat yang telah lama tidak bertemu.

" Makasih banyak ya," ucap Narynra dengan nada yang lembut, sambil menatap Tiffany dengan mata yang penuh rasa syukur dan kasih sayang.

"Iya sama-sama," ucap Tiffany dengan senyum yang manis, sambil membalas tatapan Narynra dengan mata yang penuh kasih sayang dan kehangatan.

"Oh ya Fan, tadi di taman gue ketemu Kayvan," ucap Narynra dengan nada yang santai.

Tiffany menatap Narynra dengan mata yang penuh rasa ingin tahu. "Kayvan? Kayvan siapa?" tanya Tiffany sambil mengerutkan kening.

Narynra tersenyum. "Itu loh orang yang nabrak kita di mall kemaren," jawab Narynra dengan nada yang santai, sambil mengangguk.

Tiffany mengangguk sambil menatap Narynra. "Oh dia, kok bisa Lo ketemu dia?" tanya Tiffany dengan nada yang penuh penasaran.

Narynra mengangkat bahu. "Tiba-tiba dia nyamperin gue, gue juga ga tau dia dateng dari mana," ucap Narynra dengan nada yang santai.

"Terus-terus gimana?" tanya Tiffany dengan nada yang penuh penasaran.

Narynra tersenyum. "Ya ga gimana-gimana kita cuma ngobrol, dan ternyata dia orangnya cukup humoris," ucap Narynra dengan nada yang santai.

Tiffany menatap Narynra dengan mata yang penuh rasa penasaran, sambil menunjuk muka Narynra. "Ehhh apa nih kok muka lo merah gitu, jangan bilang lo suka sama dia," ucap Tiffany dengan nada yang menggoda.

Narynra langsung menyangkal, sambil merasa sedikit malu. "Engga ya, gue cuma seneng aja ngobrol sama dia tadi, gue ngrasa tadi dia cukup menghibur gue," ucap Narynra dengan nada yang santai.

Tiffany tersenyum, sambil mengedipkan matanya. "Oh cukup menghibur ya," ucap Tiffany dengan nada yang menggoda.

Narynra merasa sedikit kesal, sambil tersenyum. "Ihhhh Fan beneran loh gue cuma terhibur," ucap Narynra.

Tiffany tersenyum, sambil mengangguk. "Iya deh iya yang cuma terhibur," ucap Tiffany dengan nada yang santai, sambil tetap menggoda Narynra.

1
Rien
semangat, 👍
Ignacia belen Gamboa rojas
Sumpah baper! 😭
Blue Persona
thor, bisa bikin sekuelnya? Pengen baca terus nih!
ANGELBRODROIX
Kehabisan kata-kata. 😶
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!