NovelToon NovelToon
Petualangan Bayi Rumput Didunia Antarbintang

Petualangan Bayi Rumput Didunia Antarbintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: WIZARD_WIND26

Manusia antarbintang : "Uhhh, dia sangat menggemaskan. Tuan! bolehkah aku mencubit pipi gembul nya?


Monster dan mutan : "SEMUANYA LARI! DIA AKAN MEMAKAN KITA ...."


Bonbon : "Mamam Cana, mamam cini, mamam mana-mana ...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WIZARD_WIND26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman baru Bonbon

  

Sepasang kaki kecil yang dibalut sepatu dengan ukuran hanya sebesar dua jari orang dewasa, berlari cepat menuju satu arah. Jalan dari bebatuan hitam yang dibangun diatas pasir beberapa hari yang lalu, memudahkan si pemilik kaki pendek itu untuk sampai ke tempat tujuan lebih cepat.

Pada awalnya! Orang-orang yang melihat makluk ber-sleepsuit ini, akan terdiam dalam pikiran masing-masing. Mengapa ada bayi robot imut nan lucu, di planet Sahara ini? Itulah pemikiran awal semua penduduk baru Calamitas. Tapi, setelah sang komandan memperkenalkan Bonbon pada mereka ... bahwa dia hidup dan bukan robot! Semua orang makin terdiam, seolah tidak percaya ada bayi bulat dengan pipi tumpah di dunia ini!?

"JOANEC! JOANEC ... LIAT BONBON NA APA DAPAT TADI KAT JALAN." Suara cadel susu berteriak memanggil seseorang. Menatap kiri kanan pada manusia dewasa dan robot yang saling membantu membangun rumah! Sepasang manik sebiru laut mencari-cari sosok yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu.

"Apa yang Bonbon bawa hari ini?" tanya salah seorang pria paruh baya, sambil berjalan terbungkuk kearah Bonbon menggunakan tongkat.

"Aaa ... kakek wicon. Ada nampak manteman Bonbon tak? Joanec, pilti, cama Alian juga. Ndak temu Bonbon na!" Mendongak menatap sang Kakek tua, sebelah tangan sikecil yang menggenggam sesuatu disembunyikan kebelakang.

"Mereka ada dibelakang rumah ini, sedang menyusun bata untuk gambar ukuran rumah. Ayo, kakek antar Bonbon kesana," ajak Wilson diangguki oleh Bonbon. Wilson menatap apa yang digenggam si kecil kemudian menggeleng pelan ketika tau itu adalah pecahan batu meteor hitam.

"Hey, Bonbon! Datang untuk bermain lagi, hmm? Apa kamu sudah meminta izin pada komandan Belian? Jangan sampai pantatmu dipukulin lagi, karena keluar bermain tanpa izinnya!" Seorang pria berseru dari bagian atap rumah yang baru dibangun, ditangannya ada pemukul dan sepotong balok berwarna coklat.

Mendengar teriakan itu, mata Bonbon membola dan wajah si kecil langsung memerah dibawah tatapan setiap orang.

"Ma-MANA ADA PATAT BONBON NA BELIAN PUKUL. DALI MANA PAMAN NA TAU?" Bonbon menyangkal sambil memegang pantatnya sendiri, dan segera ... para pria yang sedang bekerja disekitar, tertawa melihat tingkah Bonbon.

"Oh, benarkah tidak ada. Tapi, suara Bonbon yang menangis sampai ketempat kami kemarin," lanjut orang disamping menyahut, semakin membuat pipi yang menggembung makin membesar.

"Ndak ada lah Bonbon nangic malen. Cuala ... aaa! Cuala Belian nangic itu. Belian na jatuh dali Taga, tluc luka pala na, nangic dia. Bukan cuala Bonbon! Bonbon Ndak pelnah nangic. Belian pukul patat Bonbon pun, Bonbon Ndak nangic." Si kecil berucap panjang lebar sambil mengalihkan isu pada Belian. Tapi tanpa disadari, sikecil telah membuka aibnya sendiri ... dan orang-orang disekitar makin tertawa mengabaikan pekerjaan mereka untuk sesaat.

"Kembali bekerja. Jangan mengolok-olok Bonbon lagi," Wilson yang memiliki lengkungan disudut bibir, menatap para pria berbadan kekar dan kurus didepan. Semenjak mengenal Bonbon, wajah-wajah yang dulu selalu tegas dan tampak seperti penjahat, kini telah memiliki guratan halus.

Kembali menatap si kecil yang masih mengerut disamping, "ayo, pergi," ucap sang kakek tua, yang ditunjuk Belian sebagai penasehat dalam kelompok ini.

"Kakek wicon. Bonbon Ndak pelnah nangic kan? Ada kakek na nampak Bonbon nangic! Ndak ada kan!?" Bayi yang mengenakkan sleepsuit bebek biru hari ini, menatap Wilson dengan dua alis menekuk. Dan Wilson yang melihat itu, hanya bisa mengangguk sambil mengatakan iya.

"DENAL TUH! NDAK ADA BONBON NA NANGIC CEBAB PUKUL PATAT. PATAT BONBON PUN NDAK PELNAH PUKUL CAMA BELIAN, HUHH ...." Membuang muka, Bonbon yang berusaha mempertahankan harga dirinya, berjalan dengan dada membusung mengikuti kakek Wilson.

Dan para pekerja yang melihat ini, hanya bisa geleng-geleng kepala sambil terkekeh.

Menggoda Bonbon beberapa hari terakhir ini, menjadi rutinitas wajib semua orang. Berbagai raut wajah lucu yang ditampilkan bayi itu, adalah obat bagi mereka yang hampir frustasi.

"Kalau aku bekerja dan memiliki uang nanti, aku akan membelikan Bonbon mainan yang bagus," ucap salah seorang pria berbadan kurus pada rekan disamping.

"Ide yang bagus. Semoga pabrik tambang yang dijanjikan komandan Belian untuk kita, selesai dibangun. Aku sudah lelah hidup dalam perburuan monster! Sekarang aku ingin pekerjaan seperti manusia pada umumnya," sahut seseorang dari jauh, dan yang lain mengagguk setuju.

"Hey! Perburuan monster dan mutan lah yang menghidupi kita sampai sekarang. Tapi sayangnya, planet ini sudah terbebas dari makhluk-makhluk berbahaya itu. Ah, tidak! seharusnya aku bersyukur. Astaga, sekarang aku malah sperti Bonbon, berbicara berbelit-belit." Seorang pria tinggi berucap kemudian memukul pelan bibirnya sendiri.

"Kamu, seperti Bonbon? Tidak, kamu tidak mirip sama sekali. Bonbon itu imut-imut, kalau kamu ... amit amit, HAHAHAHA ...."

"HAHAHAHAHA ...."

Segera tawa kembali pecah di kelompok pekerja. sementara yang ditertawai, sama sekali tidak tersinggung dan ikut tertawa setelahnya.

"Tapi sungguh, saat aku membayangkan bayi itu, aku merasa ingin memberikan apapun untuknya. Dan lagi, melihatnya bermain bersama anak-anak kita, aku merasa ... kalau dialah putraku. Hahaha, aku ayah yang jahat bukan?" Pria pertama yang berkata ingin membelikan hadiah untuk Bonbon, kembali mengatakan sesuatu dan menganggap dirinya konyol.

Tapi, bukannya mendapat balasan tawa ataupun tatapan aneh dari yang lain! Punggungnya justru ditepuk oleh orang disamping.

"Dengar, kawan. Kamu harus mengantri dibelakang ku, sebab, akulah ayah kandung Bonbon sekarang," ucap sang teman, sebelum sahutan sahutan lain terdengar.

"Jangan bercanda! sebentar lagi aku akan memasukkan Bonbon kedalam akta keluarga bahagia kami."

"Bermimpi lah kalian! Saat pabrik tambang batu meteor hitam selesai dibangun, aku yang akan naik jabatan lebih cepat, dengan kekuatan ku sendiri. Dan ya, hanya aku yang bisa menghidupi bayi gembul itu."

Berbagai ucapan yang mengunggulkan diri masing-masing terdengar, dan tentu saja ... diantara para pria yang tiba di planet ini seminggu yang lalu, ada prajurit yang juga bekerja membantu membangun rumah.

"Kalian yang berebut. Coba tanya komandan Belian, apa dia mau menyerahkan hak adopsi Bonbon pada kalian?"

Mendengar nama sang komandan disebut, segera semua orang terdiam sebelum timbul senyuman geli di bibir masing-masing.

"Kita seperti bocah, ya!" ungkap salah seorang, yang sekali lagi, membuat tawa kembali pecah.

Para prajurit batalion lima yang berbaur bersama orang-orang dari planet lain ini, hanya menggelengkan kepala melihat tingkah mereka.

Meskipun diantara orang-orang yang baru seminggu datang kesini kebanyakan adalah kerabat dekat prajurit, tapi tetap ... untuk Bonbon, mereka tidak ingin berbagi.

Bonbon adalah lambang keberuntungan markas batalion lima. Lihat! Semenjak Bonbon hadir diantara mereka, banyak hal baik yang terjadi.

"Ayo, kita laporkan ini pada komandan. dengan begitu, Bonbon akan lebih banyak dimarkas daripada diluar!" bisik salah satu prajurit, diangguki oleh temannya.

Dengan melaporkan kejadian ini! Pasti komandan mereka akan mengambil tindakan.

Seperti, mengurung sikecil dimarkas misalnya ....

***

"Nah! Bonbon temu batu itam Kat jalan tadi. Jual lah, tluc dapat wang, bica beli mamam kita."

Tangan gembul menyerahkan kerikil hitam pada seorang anak laki-laki yang menatapnya datar. Kemarin mereka membahas tentang tambang batu meteorit untuk menghasilkan koin bintang, tidak disangka Bonbon yang mendengarkan itu ... malah menganggapnya serius, dan memungut pecahan batu meteorit dipinggir jalan.

"Becok Bonbon bawa lagi. Yok! Kita jual yang ni dulu. Bonbon dah lapal." Berlari dari markas kesini, benar-benar menghabiskan tenaga sang bayi rumput.

Yohanes, yang mendengar ini ... menggeser mata melihat perut buncit dibalik sleepsuit, kemudian menggelengkan pelan.

"Duduklah disana, disana ada makanan untuk Bonbon." Menunjuk meja dan kursi pendek, Yohanes menyuruh si kecil untuk memakan makanan yang ada diatas meja itu.

Mendengar ada makanan! Mata Bonbon berbinar terang, dan tanpa basa-basi langsung melesat melewati bocah laki-laki yang lebih tinggi darinya.

"WOAHHH ... untuk Bonbon cemua na?" tanya si kecil segera mengambil posisi duduk.

"Hihi, ya! Bonbon makanlah. Itu jatah makan siang Bonbon yang dikirim chief Dave barusan." Seorang anak perempuan berusia 5 tahun menjawab, terlihat ditangan gadis kecil sebuah bata coklat yang harus dipindahkan.

"Joanec cama pilti dah mamam? Kalau Lom, yok, mamam macama kita!" seru Bonbon sambil menyambar kue berwarna ungu, kemudian menatap dua temannya yang sibuk.

"Kami sudah makan. Bonbon makanlah, kalau lapar nanti ... aku dan bang Yohanes akan bergabung." Pretty berucap sambil tersenyum, sepasang mata berwarna almond menatap lekat pipi gembul Bonbon yang berayun.

"Mnn, mnn ... cepat gabun (gabung). Kalau Ndak, habic nanti kue na Tanan Bonbon ambil. Tanan nih cuka ambil mamam, pada'al Bonbon Ndak ada culuh (suruh) pun."

Butuh beberapa saat bagi Yohanes dan Pretty untuk memahami apa yang dikatakan bayi dengan suara cadel itu. Dan saat mereka paham, Pretty malah tertawa, semantara Yohanes hanya terkekeh singkat.

"Tangan Bonbon dikendalikan oleh Bonbon sendiri, tidak ada ceritanya tangan yang melawan perintah tubuh. Habiskan makananmu, setelah itu kita bisa bermain," ucap Yohanes dan Bonbon hanya mengagguk.

Benar saja, tangan Bonbon mengkhianati perintah otak. Tadi Bonbon mengatakan untuk meninggalkan sedikit kue dari umbi mutan untuk dua teman kecilnya. Tapi apa sekarang! Kue dipiring habis, masuk kedalam perut buncit Bonbon.

"Tuh lah Tanan. Ambil mamam na teluc. Abic kan, Ndak ada mamam buat joanec cama pilti lagi." Bonbon berucap dengan bibir manyun kedepan, lalu melayangkan tatapan bersalah pada Yohanes dan Pretty yang mendekat.

"Maap pilti na, mamam dah abic. Nah, calah Tanan Bonbon. Pilti boleh mpuk, tapi Janan kuat, ya." Mengangkat sepasang tangan gembul dengan bekas remahan kue, Bonbon siap menerima hukuman.

Tapi, bukannya mendapat pukulan dari Pretty! Gadis itu justru memeluk Makhluk selembut Mochi ini. Ayolah, dia sudah sedari tadi menahan agar tidak mendekap Bonbon, sebab pekerjaannya masih ada. Dan sekarang setelah bebas! Dia bisa mencubit, mencium, dan menarik pipi Bonbon sesuka hati.

"Jangan lakukan itu. Nanti dia menangis lagi karena mu," ucap Yohanes menjauhkan sang adik dari Bonbon.

Yohanes menghela nafas kemudian menatap mata sebening kristal yang tampak polos.

Bonbon sudah menangis kemarin dan kemarinnya lagi, karena dicubit pipinya oleh Pretty. Tapi apa? Si kecil tetap datang untuk bermain, setelah perkenalan pertama mereka seminggu yang lalu.

Jujur saja, Yohanes tidak menyangka akan melihat bayi manusia yang begitu menggemaskan hidup di planet tandus ini. Ya, bagaimanapun Bonbon tampak tidak cocok berada ditempat yang kasar dan berbahaya.

Lihat, untuk keluar saja, Bonbon harus menggunakan payung nano, agar tidak terpanggang matahari.

Kulit seputih porselen itu terlalu kenyal dan lembut, sangat berbanding terbalik dengan kondisi bintang Calamitas. Terutama orang-orangnya yang kebanyakan berkulit kecoklatan kasar, dengan badan ramping. Hal itu saja sudah berbeda jauh dari Bonbon.

Yohanes pernah mendengar dari salah satu prajurit, kalau Bonbon ditemukan oleh komandan Belian saat melakukan patroli diluar angkasa.

Komandan menyelamatkannya dari kapal pengangkut yang hancur karena serangan gorgon reptile. Hanya Bonbon yang selamat.

Jadi Yohanes, dan kebanyakan orang di sini yakin! Kalau kapal pengangkut itu, berasal dari salah satu planet bintang induk, tempat tinggal orang-orang kaya.

Karena hal inilah mereka sangat menyayangkan nasib Bonbon. Seharusnya dia hidup layak diluar sana, tapi harus terdampar dan menjalani kehidupan yang keras di sini, planet Sahara Calamitas, yang terkenal karena suhu panas dan dingin ekstrimnya.

"Yok, cepat. Manteman lain dah tuguuu ...." Bonbon menarik tangan anak laki-laki berusia 7 tahun itu, yang bengong ditempat karena memikirkan sesuatu.

Yohanes hanya mengikuti, sebelum pandangannya beranjak pada sang adik perempuan, kemudian lokasi yang akan menjadi rumah baru mereka berdua.

Disana sudah tersusun bata coklat, yang membentuk petakan sedang. Inilah gambaran seberapa besar rumah Yohanes dan Pretty. Jadi, dua kakak beradik ini tinggal menunggu robot pembangunan datang ... untuk membangun tempat tinggal.

Hanya mereka berdua, sebab orang tua Yohanes dan Pretty, sudah meninggal satu tahun lalu dibawah serangan Monster kelelawar terbang.

Entah apa nasib mereka kedepannya, tapi yang pasti hidup harus terus berlanjut.

Namun yang tidak diketahui oleh kakak beradik ini! Dimasa depan, sebuah kejadian membuat gempar galaksi. Benar-benar akan mengubah hidup keduanya.

Tidak hanya mereka, tapi ... seluruh orang-orang di planet Sahara Calamitas ini.

To be Continue

Untuk foto Yohanes, kakek Wilso, pretty, besok ya.

jangan lupa tinggalkan ulasan dan komentar. tekan like subscribe dan tinggalin bintangnya ya 🫶 🫶 🫶

Babay 👋

1
Sulastri Mawardi.87
dan juga mengemaskan sprti Mao Mao dalam wujud apapun..
1.Naga Langit..
2.Naga Bayangan..
3.Zerg
🙊🙊🙊
Sulastri Mawardi.87: sy melupakan satu Fakta yaitu NAGA JURANG MAUT..Maafkan aunty online mu ini Mao Mao..smg cpt bertemu sm Besti mu BonBon dan Army,,,klau sm Riu kan udh duluan...🙊🙊🙊🙊
total 2 replies
fenelove34
rasanya sangat sedikit sekali five up nya besok ya author
Adin Dera
ini typo gk thor? harusjya 100%. klo 0% aman, artinya bahaya dong (?)
WIZARD_WIND26: lah iya, 10 nya ketinggalan 🙈 makasih udahh ingatin 🥺🫶
total 1 replies
riani
Aaaaa mau lagi up dobel besok kak
riani: hihih aku suka banget dan sampai ku ulangi terus
total 2 replies
riani
aku nunggu up nya kak dari kemarin loh
riani: iya kak
total 3 replies
riani
aku suka cerita ini, up banyak ya kaka, semangat juga ya /Determined//Determined//Determined//Determined//Drool//Drool//Drool//Drool//Rose//Rose//Rose//Plusone//Plusone//Plusone//Plusone//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
riii
kok belom up thor?
Aliyah B_Sita aminah
besttt pokonya mah
fenelove34
uh aku berharap ada picture lain tentang bonbon karena mau bagaimana pun itu sudah jadi milik Rui tapi aku suka cerita nya sangat bagus
fenelove34
wow agak kebalik ini tapi darimana makannya dan di mana akhirnya
fenelove34
jangan bilang bonbon dari zaman modern kenapa bisa sampai antar bintang bonbon ini keberuntungan kah
WIZARD_WIND26: masih misteri kalau soal bayi iki🤭🫵
total 1 replies
fenelove34
uh kenapa bisa sampai sejauh itu kamu sayang
fenelove34
sekarang bayi rumput kah apakah rambutnya hijau, inikah yang di namakan lahir dari tanah 🤭🤣
fenelove34
kirain rui, sekarang bayinya berada di antar bintang ya, dari modern, survival horor, antar bintang jangan bilang selanjutnya antara zaman kuno, zaman purba sama dunia kultivasi lagi🤣🤭
Admiral Samwan
Lucu menggemaskan tingkat akut. Ibarat 5/5.
Admiral Samwan
Itu wujud planet Mars?
.
Jejak-kaki 👣👣👣
WIZARD_WIND26: semoga suka ceritanya 🫶
total 1 replies
Sulastri Mawardi.87
kata" BonBon ambil codala na di tempat sampah..mengingatkan ku dngn Rui..mama Rui na di ambil tempah sampah 🙊🙊🙊
Adin Dera
heh kepikiran dari mana itu si buntelan😭😭😭
WIZARD_WIND26: nggk mirip fiks, anak pungut🙈
total 1 replies
Agung Akmal
wow bonbon leluhur/tetua noxtis 🤣🤣🤣
WIZARD_WIND26: 🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
Evi Oktavia
yahhh di gantung lagiii
minta upnya double dong Thor
kangen setelah mao-mao, bon-bon adalah penyemangat ku buka noveltoon ini khusus buat bon bon
😄😄😄
Evi Oktavia: wp aplikasi apa kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!