Tita, gadis yang hanya hidup berdua dengan ibunya, karena bapaknya tidak mengakuinya. lebih tepatnya, bapak itu menikah lagi setelah ibunya mengandung dirinya. ditambah lagi banyak orang yang tidak menyukai sang ibu, yang hanya seorang wanita buruh tani diladang orang lain.
sampai akhirnya, tita yang saat itu sedang membantu ibunya membersihkan ladang sawah orang, tidak sengaja tersambar petir sehingga mengundang kehebohan. dan Untung saja dia tidak meninggal, tetapi satu hal yang berbeda dari dirinya. dia mendapatkan sedikit kemampuan, yaitu kemampuan meracik herbal-herbal yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian, dan juga untuk perikanan.
lalu bagaimana perjalanan tita setelah berhasil lolos dari maut itu ?
ikuti terus ya teman-teman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. membawa bekal ke sekolah
sementara, tak terasa 10 hari telah berlalu. dan kini waktunya bagi tita untuk masuk sekolah. selama sisa libur yang tita miliki, dia dan ibunya benar-benar melakukan apa yang telah mereka rencanakan.
tita sudah membeli sepeda baru untuk sebagai salah satu alat transportasinya untuk berangkat sekolah. di sisi lain, mereka juga sudah membeli tanah dan mendirikan kios kecil di tepi pantai, sebagai sarana tempat Mereka menjual ikan. sejauh ini, kios kecil mereka sangat ramai. Dan, para warga melihat dengan mata kepala mereka bagaimana tita dan ibunya memanen ikan. Tapi, mereka tidak tau, kalau tita telah mencampur umpan Dengan ramuan buatannya.
Dan kini, pagi ini, waktunya bagi tita untuk berangkat sekolah. 10 hari libur, telah terlewati dengan baik dan juga Dengan kehidupan yang jauh lebih baik.
"Bu, tita berangkat sekolah dulu ya.." ucap tita kepada ibunya.
"iya nak. kamu hati-hati ya."
"iya Bu. Assalamualaikum"
"wa'alaikumsalam."
Tita pun langsung mengayuh sepeda mininya, dan langsung menunju ke kota kecamatan. karena memang hanya di sana sekolah mereka dibangun. dan Untung saja jalanan juga sudah jauh lebih baik dan bisa digunakan.
Ibu Susan berdiri di depan pintu sambil melihat kepergian putrinya yang mengayuh sepedanya. ada seulas senyum puas di bibir Ibu Susan, ketika mengingat putrinya sekarang berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda.
"ah kenapa juga aku harus melamun!! aku harus bersiap dan berangkat ke kios." gumamnya.
dengan cepat Ibu Susan pun langsung berlalu masuk ke dalam rumah. kemudian memasukkan semua perbekalan itu ke dalam keranjang yang akan dibawanya. tak lupa dia juga membawa umpan ikan yang sudah dicampur dengan herbal yang dibuat oleh tita.
karena hari ini tita bersekolah, jadi Ibu Susan akan berjualan sendiri pagi ini. orang-orang yang membeli ikan tersebut pun sudah mulai banyak. tak hanya dari kalangan tetangga desanya, tetapi ada juga yang datang dari kota kecamatan untuk membeli ikan guna sebagai stok ikan di rumah makan mereka.
Setelah semuanya selesai, dan memastikan kalau semuanya sudah aman dan terkendali. Ibu Susan pun langsung mengunci pintu rumah mereka yang sudah mulai terlihat lapuk itu, dan kemudian bergegas meninggalkan rumah menuju kios tempat mereka berjualan ikan.
sebelumnya juga, setelah Ibu Susan menekuni pekerjaan menjual ikan ini, dia sudah menemui Pak Rojak dan mengabarkan, kalau mungkin dirinya tidak sempat bantu-bantu lagi di kebun Pak Rojak. dan waktu itu, Pak Rojak menerima dengan lapang dada.
*****
sementara di posisi tita. setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, dan juga berangkat lebih awal daripada teman-teman yang lain, Akhirnya dia pun sampai di sekolah SMA negeri 1 siraman. yang ada di kecamatan siraman.
"Alhamdulillah.. Akhirnya sampai dengan selamat." dia tersenyum melihat sepeda barunya. terlihat kinclong dan juga menawan. kita langsung mengeluarkan kunci yang dikhususkan untuk, dan kemudian menguncinya. hal itu dia lakukan, Karena semata-mata untuk menghindari orang yang membawa sepedanya sembarangan.
"Kamu tunggu di sini ya! tunggu sampai aku selesai sekolah. nanti kalau sudah selesai sekolah, kita pulang dan bantu ibu di kios ikan." ucapnya sambil menepuk tempat duduk sepedanya itu.
dia sekali lagi memperhatikan penampilannya yang menurutnya cukup berantakan. setelah itu dia langsung melangkahkan kaki untuk masuk ke kelasnya.
sementara di sisi, sepeda barunya itu langsung menjadi perhatian teman-temannya. namun mereka tak ada yang mendekat hanya bisa melihat dari jauh.
sementara di posisi Mira yang juga baru datang, mengalihkan pandangannya sekilas ke arah sepeda baru yang terparkir di parkiran sekolah.
"tumben ada sepeda baru di sini? siapa yang membawa sepeda selain aku." gumamnya. ditambah lagi sepeda yang ia bawa itu bentuknya tidak sama persis seperti sepeda tita.
"ah sudahlah. lebih baik aku masuk dulu deh." dia pun juga turut mengunci sepedanya, dan sekali lagi mengalihkan pandangannya ke arah sepeda baru itu. kemudian membandingkannya dengan sepedanya sendiri. namun setelah itu, dia pun langsung bergegas pergi.
untungnya, kelas pita dan Mira itu berbeda. sehingga mereka tak harus bertemu setiap hari.
tak terasa pelajaran pun dimulai, tita mengikuti pelajaran dengan seksama. dan yang membuat dia heran sekaligus merasa aneh, apa yang diterangkan oleh guru itu dengan mudah melekat di benaknya, dan sekaligus mengerti dengan apa yang telah diterangkan.
hal ini tentu saja tak pernah terjadi sebelumnya. karena dia merupakan siswa miskin, yang kekurangan nutrisi serta vitamin dan tentunya cukup sulit untuk menangkap setiap pelajaran yang diterangkan karena kurangnya vitamin dan nutrisi otaknya. tapi kini, apa yang diterangkan oleh Sang guru benar-benar dapat dimengerti dan juga semua malaikat seperti lem perekat yang menyatukan satu benda dengan benda lainnya.
tita yang menyadari hal itu hanya bisa terdiam dan terus mengikuti pembelajaran sampai akhirnya pelajaran itu usai.
(aneh sekali. kenapa aku bisa mengerti dengan cepat, dan bahkan mengerti maksud dari pelajaran ini.) batinnya dengan kening berkerut sambil menyimpan bukunya.
"jangan lupa ya anak-anak, selesaikan tugasnya, karena Minggu besok kita akan langsung presentasi." ujar Sang guru yang langsung dijawab serentak oleh anak-anak itu.
dan tanpa terasa, bel istirahat pun berbunyi. tita yang memiliki teman yang nasibnya sama dengan dirinya langsung berkumpul.
"ke kantin yuk beli ciki-ciki. perut aku sudah lapar ini." ujar salah satu teman tita, yang bernama Lina. tita punya teman dua orang, Lina dan juga Sari.
tita yang mendengar penuturan itu pun tersenyum.
"daripada beli jajan dan ciki-ciki, lebih baik kita makan siang ya. kebetulan aku juga bawa bekal banyak hari ini." ucap kita dengan senyuman. Lina dan Sari yang mendengar penuturan itu langsung berbinar.
"kamu serius ta. baguslah kalau begitu.. tapi kamu bawa banyak nggak..? takutnya nanti nggak cukup buat kamu." ucap Lina.
"betul itu. kamu juga nggak ngasih tahu kalau bawa bekal hari ini. nanti kan kita bisa usahain bawa juga." jawab Sari. mendengar penuturan itu kita tersenyum.
"kalian tenang aja. Aku sudah mau wanti-wantinya. Aku bawa nasi cukup banyak juga dengan lauk pauknya. nanti besok kalian jangan lupa bawa bekal ya. bawa nasi aja nggak papa, nanti kalau masalah ikan itu biar jadi tanggung jawab aku yang bawa banyak." ucap kita sambil mengeluarkan bekalnya. tak lupa di sana juga ada kertas nasi yang telah disediakan.
Lina dan Sari yang tempat tinggal mereka berbeda dengan kita tentu saja langsung berbinar. keduanya tinggal di pondok yang dibangun oleh kedua orang tua mereka. dan pondok itu berada di tengah-tengah masyarakat. serta juga cukup aman untuk tinggal berdua.
"wah rejeki nomplok ini!! kalau begini kan kita nggak perlu kelaparan lagi." ucap Lina sambil merasa senang. keduanya sekolah tentu saja berbekal seadanya. mereka juga jarang-jarang mendapatkan kiriman orang tua karena jarak tempuhnya itu cukup jauh dan juga menggunakan transportasi laut seperti bot. kehidupan keluarga mereka juga bisa dibilang cukup, hanya cukup menghidupi keluarga.
uang untuk pembayar semua keperluan sekolah mereka harus tabung dan menghemat. Untung saja Lina dan sari adalah anak yang super duper hemat dan juga bisa memperhitungkan. bahkan setelah pulang sekolah, mereka mencari pekerjaan yang biasanya dapat mereka kerjakan dengan sisa tenaga yang mereka miliki.
setelah itu, akhirnya mereka pun tidak jadi berbelanja dan pergi ke kantin. mereka Langsung saja menyantap bekal makanan yang dibawa oleh tita untuk mereka.