Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?
Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Di Jodoh - Jodohkan
Seusai sholat magrib berjamaah di Masjid. Keluarga besar Pak Karto berkumpul untuk makan malam bersama. Seperti biasa, saat ada perayaan khusus, mereka akan makan nasi kuning bersama - sama.
"Nasi kuning buatan Uti memang paling the best." Puji Aksa yang nampak lahap makan nasi kuning buatan Bu Lastri.
"Alhamdulillah, nak putu Uti seneng. (Alhamduliah, kalau cucu Uti senang.)" Jawab Bu Lastri sambil tersenyum.
"Kalian berdua kok lama di makam? Apa main dulu setelah dari makam?" Tanya Runi.
"Mas Arsha ngajak lihat cewek cantik di pondok, Bun." Gurau Aksa yang membuat Kakaknya melotot.
"Astaghfirullah. Lambemu lho, Sa. Iso - isone fitnah. (Mulutmu lho, Sa. Bisa - bisanya fitnah.)" Omel Arsha yang membuat Aksa tertawa.
"Cewek cantik yang mukanya adem itu ya, Mas? Yang kayak wajah keturunan orang arab?" Tanya Sifa.
"Lho, kok Bunda tau?" Tanya Aksa.
"Memang cantik ya, Mas. Itu keponakan dari menantunya Pak Kiyai. Baru pindah ke sini, kayaknya baru satu mingguan. Bapaknya keturunan Arab tuh, Mas. Mereka juga punya rumah di Madinah karna punya agen travel haji dan umroh yang terkenal juga." Cerita Sifa.
"Iya, itu sekolah di SMA tempatku, Nda. Mas Arsha tuh sering merhatiin dia diem - diem." Ujar Aksa. Sementara Arsha hanya bisa geleng - geleng menanggapi ocehan kembarannya.
"Tapi kok dia malah pindah ke desa terpelosok gini, Nda?" Tanya Aksa.
"Mmm kalo itu, Bunda gak tau pasti. Cuma kata anaknya Pak Kiyai sih karna dia pingin ikut ngajar di Pondok." Jawab Sifa.
"Oh, ini lagi ngomongin Mbak Raina ya? Wih, Mbak Raina itu Hafizah loh, Mas. Sudah hafal tiga puluh juz, suaranya merdu lagi. Dia itu sering juara MTQ. Kemarinnya dia yang nyimak Tasmi' ku." Kata Raka yang memang sering berada di Pondok untuk mengaji.
"Oo, jadi namanya Raina." Kata Aksa yang baru mengetahui nama gadis itu.
"Kalo Yanda sih, udah Yanda pepet terus itu. Jangan sampe lepas pokoknya, Mas." Agil ikut mengompori.
"Dasar kompor kowe ki, Gil! (Dasar kompor kamu itu, Gil!)" Sergah Abi.
"Lho, In Syaa Allah anak baik - baik loh, Mas. Emang gak mau punya mantu hafizah? Sopo reti keseret melu neng suwargo, ra ketang neng teritisane. (Siapa tau terseret ikut ke surga, walaupun hanya di pinggirannya.)" Sahut Agil yang membuat mereka semua tertawa.
"Haduh, ra keroso. Akung wes ape nompo putu mantu. (Haduh, gak kerasa. Akung sudah mau punya cucu mantu.)" Kekeh Pak Karto.
"Aku belum mau nikah lho, Kung. Aksa tuh yang gonta - ganti pacar." Sergah Arsha yang membuat Pak Karto tertawa.
"Mumpung belum nikah, Mas. Jadi puas - puasin dulu gonta - ganti cewek. Biar bener - bener tau, tipe kita tuh yang gimana." Ujar Aksa.
"Prinsipmu tuh aneh, Sa!" Kata Arsha sambil geleng - geleng kepala.
"Mau pacaran boleh, tapi harus tau batasan, Mas. Jangan sampe karna pacaran, kalian jadi males - malesan." Ujar Runi.
"Kalo aku, belum mau pacaran kok, Bun. Aksa aja itu mulutnya ngelantur." Jawab Arsha.
"Bilang aja kalo suka, Mas. Tenang aja, aku dukung kok. Bener kata Yanda, siapa tau kita semua keseret masuk surga karna tiap hari denger dia muroja'ah." Kata Aksa.
"Ra kuat, Sa. Ra kuat wong siji nyeret uwong sak mene akehe. (Gak kuat, Sa. Gak kuat orang satu menyeret orang segini banyaknya.)" Sahut Arsha yang memecah tawa mereka semua.
"Kamu aja yang deketin, Sa. Kalo Masmu gak mau." Kata Agil yang kembali mengompori keponakannya.
"Iya ya, Yanda. Apa tak deketin aja ya?" Jawab Aksa sambil melirik ke arah Kakak kembarannya.
"Iya lah! Masmu kayaknya gak tertarik sama Raina." Timpal Agil yang ikut melihat air wajah Arsha.
"Jangan mau kalah dong, Mas Arsha. Mas Aksa aja ceweknya banyak." Kata Ashoka yang ikut bicara.
"Iya, Mas. Rugi kalo gak dapetin cewek cantik kayak Mbak Raina. Adem banget kalo lihat, Mas. Kayak lantai Masjid. Mana ngajinya pinter lagi, Maa Syaa Allah." Raka ikut menimpali.
"Ibun sama Romo pasti setuju kalo dapet mantu sholeha kayak gitu. Istri idaman lho, Mas, paket lengkap." Kata Aksa.
"Belum tentu. Walaupun seorang hafizah, kalau akhlak dan adabnya buruk, udah pasti Ibun tolak mentah - mentah." Sahut Runi.
"Mana ada. Anaknya lho sopan banget, Bun. DI sekolah aja, gak berani nyalip gurunya." Kata Aksa.
"Kayaknya kamu deh, Sa, yang lebih merhatiin." Celetuk Abi.
"Ya kan aku lihatin dia karna penasaran, Mo. Spek cewe kayak apa sih dia, sampe bisa bikin Masku gak kedip lihat dia." Kata Aksa yang berkilah.
"Uwes to, Mas Arsha, sikat wae. Ojo ngasi ucul bocahe. Opo meneh nak pinter leh ngaji ngono kuwi. Beehh, In Syaa Allah ayem uripmu, Nang. (Sudah to, Mas Arsha, sikat saja. Jangan sampai lepas anaknya. Apa lagi kalau pintar mengajinya seperti itu. Beehh, In Syaa Allah tenang hidupmu, Nak.)" Ujar Agil.
"Biar bisa ngerukyah Aksa sama Yanda tiap hari, ya." Sahut Arsha yang membuat mereka tertawa.
"*Jiiiangkrik. Pancene titisan Mas Abi tenan. Di kandani malah ng*ece! (Jiiiaangkrrik. Emang titisan Mas Abi bener. Di bilamgin malah meledek.)" Pisuh Agil sambil terkekeh.
...****************...
"Mo..."
"Dalem, Sayang?" Jawab Abi yang nampak masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Ibun kepikiran Arsha deh." Ujar Runi.
"Kenapa, Bun? Ada yang salah sama Arsha? Kelihatannya dia baik - baik aja." Jawab Abi yang kini mengalihkan perhatian pada Istrinya.
"Itu beneran Arsha lagi jatuh cinta?" Tanya Runi.
"Wajar lah, Bun. Namanya juga remaja, masih fasenya cinta monyet." Jawab Abi.
"Tapi beda banget sama Aksa loh, Mo. Kalo Aksa kan lebih terbuka, maksudnya ya kita sama - sama tau lah, kalo anak Romo itu play boy." Kekeh Runi.
"Giliran play boy, anak Romo. Padahal Romo ini green flag loh. Ibun tuh dulu yang pacarnya banyak waktu SMA." Sergah Abi yang membuat Runi tertawa.
"Namanya orang itu kan wataknya beda - beda, Bun. Mungkin, Arsha gak pernah cerita karna memang dia gak punya pacar. Ibun juga denger sendiri tadi dia bilang kalo belum mau pacaran. Kayak Romo yang gak pernah pacaran waktu SMA." Imbuh Abi yang membuat Runi mencebik.
"Kayaknya Romo salah ngasih nama, deh. Ini yang kayak Segoro (lautan) malah Arsha. Orangnya tenang, adem, kalem, gak gedebak - gedebuk." Gelak Runi.
"Sekalinya marah, langsung bikin Tsunami." Sahut Abi.
"Itu gak tau kenapa yang satunya malah kelakuannya mirip Agil." Imbuh Abi sambil tertawa.
"Romo sih, dulu waktu aku hamil mereka, suka berantem sama Agil. Jadilah itu foto copy kalian berdua karna dari dalem perut kerjaannya dengerin Romo sama Yandanya gelut." Kata Runi.
"Nah kan, salah Romo lagi." Protes Abi yang membuat Runi kembali terkekeh.
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
kawal sampai halal pokonya mah 😍
sat set git loh,soalnya aku nggak lilo mbk riana diambil org🤭🤭
smoga bisa mncapai halal dan samawa ya
jd greget greget sndiri