NovelToon NovelToon
The Phoenix Jade

The Phoenix Jade

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Setelah dikhianati dan mati di tangan suaminya sendiri, Ruan Shu Yue dibangkitkan kembali sebagai putri keempat Keluarga Shu yang diasingkan di pedesaan karena dianggap pembawa sial.

Mengetahui bahwa dirinya terlahir kembali, Ruan Shu Yue bertekad menulis ulang takdir dan membalas pengkhianatan yang dia terima dari Ling Baichen. Selangkah demi selangkah, Ruan Shu Yue mengambil kembali semua miliknya yang telah dirampas menggunakan identitas barunya.

Anehnya, Pangeran Xuan - Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar justru muncul seperti variabel baru dalam hidupnya.

Dalam perjalanan itu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang selalu merindukannya dan diam-diam membalaskan dendam untuknya.
***
"A Yue, aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Kali ini, aku tidak akan mengalah dan melewatkanmu lagi."

Ruan Shu Yue menatap pemuda sehalus giok yang berdiri penuh ketulusan padanya.

"Aku bukan Shu Yue."

Pemuda itu tersenyum.

"Ya. Kau bukan Shu Yue. Kau adalah Ruan Shu Yu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23: Ucapan Terima Kasih

Pei Yuanjing menoleh ke belakang ketika ia mendengar seseorang memanggil mereka. Shu Yue sedang berjalan cepat diikuti Xiaohe yang menenteng sebuah kotak makan kayu berwarna merah.

Melihat gadis itu sepertinya ingin berbicara, Pei Yuanjing kemudian menghentikan langkahnya dan menunggu hingga Shu Yue benar-benar tiba ke hadapannya.

Napas Shu Yue agak sesak. Sungguh, langkah Pei Yuanjing sangat lebar sampai dia kesulitan mengejarnya.

Kaki panjang pria itu bisa membuatnya berjalan dua kali lebih cepat dari orang yang tinggi badannya biasa saja. Ditambah lagi dia adalah orang yang terampil beladiri, sehingga langkahnya bisa jadi sangat ringan.

“Ada apa, Nona?” tanya Pei Yuanjing.

Shu Yue tertegun mendengar suara itu. Suaranya berat, tapi nadanya begitu lembut.

Biasanya ketika seseorang berstatus tinggi dipaksa berhenti berjalan karena sebuah panggilan, orang itu akan berbicara dengan ketus. Raut wajahnya akan mengkerut seolah semua orang berutang uang kepadanya.

Pei Ziyan memiringkan kepalanya. Mengapa Kakak Cantik ini malah terdiam?

“Paman, apakah Kakak Cantik terkena sihir? Oh, aku rasa dia terpesona olehmu sampai tidak tahu harus bagaimana.”

Pei Yuanjing menjitak kening Pei Ziyan dan menyuruhnya untuk tidak bicara sembarangan. Omongan seperti itu bisa menimbulkan salah paham, terutama jika ada yang mendengarnya dan orang itu bukan orang baik.

Pei Yuanjing tidak peduli bagaimana reputasinya rusak. Tapi jika reputasi Shu Yue rusak, itu akan sangat merugikan bagi gadis itu.

“Nona Shu?”

“Ah? Maaf, Yang Mulia, aku tidak bermaksud mengganggu Yang Mulia.”

Shu Yue lantas mengambil kotak makan dari Xiaohe. “Ini adalah sedikit niat baik untuk Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Pangeran. Terima kasih atas bantuan kedua Yang Mulia hari itu.”

“Ini adalah hadiah ucapan terima kasih?” tanya Pei Ziyan.

Shu Yue mengangguk pelan. Makanan di istana jauh lebih banyak dan lebih beragam. Ia mungkin hanya mempermalukan diri sendiri dengan membawa makanan resep rumahan ke hadapan Kaisar Muda dan Pangeran Xuan. Tapi, ia berharap kedua orang itu menerimanya meski tidak mencicipinya.

Di luar dugaan, Pei Yuanjing mengambil kotak makan itu. Ia membawa Pei Ziyan duduk di kursi taman lalu membuka kotak makannya. Ada dua tingkatan dalam kotak itu, yang bisa memuat dua hidangan.

Di tingkat bawah, ada semangkuk wonton kuah yang diberi taburan irisan bawang di atasnya. Di tingkat keduanya atau di tingkat atas, ada semangkuk mie panjang umur dengan irisan sayuran. Selain mie, ada pula sebungkus permen kelinci dan kacang-kacangan.

Pei Yuanjing menaruh mie panjang umur dan bungkusan permen dan kacang-kacangan di depan Pei Ziyan. Ia tahu, mie dan perman itu diperuntukkan untuk Pei Ziyan. Hidangan bagiannya adalah semangkuk wonton kuah yang tidak dibarengi dengan makanan penutup.

Pei Yuanjing mencicipi hidangan tersebut. Rasanya enak, tidak lebih buruk dari yang sering dibuat oleh koki kerajaan saat perayaan Festival Musim Semi.

Isiannya daging dan sayuran. Rasa kuah itu kaya akan bumbu. Hidangannya sederhana, tapi menghadirkan banyak rasa.

Melihat Pei Yuanjing memakan hidangan yang dibawanya, Shu Yue tersenyum. Bangsawan mulia ini tidak pilih-pilih dan tidak pernah memandang rendah sesuatu.

Cukup melihatnya tidak mengomentari masakan saja sudah merupakan perasaan lega yang besar dalam hatinya.

“Yang Mulia Kaisar, selamat ulang tahun. Semoga Yang Mulia senantiasa dalam kejayaan,” ucap Shu Yue tulus disertai senyum lembut.

Mata Pei Ziyan berkaca-kaca. “Selain Paman, kau adalah orang kedua yang memberiku mie panjang umur di hari ulang tahunku.”

Setiap ulang tahun, hanya Pei Yuanjing yang ingat untuk memberinya semangkuk mie panjang umur. Hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang ibu itu justru dilakukan oleh pamannya. Tidak pernah lupa dan selalu ada di setiap tahunnya, tidak peduli seperti apapun situasi saat itu.

Dibandingkan dengan hadiah berupa harta benda, semangkuk mie panjang umur ini lebih berharga. Ada ketulusan di dalamnya, menjadi bumbu utama yang membuatnya jadi istimewa.

Karena yang berharga itu bukan hanya tentang benda berkilau dan mahal, tapi juga hidangan sederhana yang dibuat dengan sentuhan penuh ketulusan.

“Jika Yang Mulia menyukainya, aku bisa membuatkannya untuk Yang Mulia setiap tahunnya,” ujar Shu Yue.

Kaisar Muda sangat polos dan jujur. Mungkin di dunia ini, satu-satunya orang yang paling tulus padanya hanya Pei Yuanjing.

“Setiap tahun? Kakak Cantik, kau adalah gadis bangsawan yang belum menikah. Kau akan dibicarakan dan dikritik oleh orang-orang.”

“Yang Mulia, kritik orang tidak akan membuatmu kenyang. Tidak semua omongan harus didengarkan dan dimasukkan ke dalam hati. Hanya perlu menganggapnya sebagai angin lalu.”

“Bagi seorang gadis, reputasi itu penting. Jika kau tidak memedulikannya, kau tidak akan bisa menikah kelak.”

Shu Yue hanya tersenyum. Dalam hidup ini, dia tidak mau terlibat lagi dalam permasalahan hati. Apa itu cinta, apa itu suka, dia tidak mau peduli lagi.

Trauma masa lalunya belum bisa sembuh dan lukanya masih sangat menganga. Fokusnya saat ini hanyalah membalas perbuatan Ling Baichen dan Shen Jia, mengambil kembali semua hal miliknya.

Menikah? Rasanya kata tersebut sudah lama hilang dalam kamus hidupnya. Di dunia ini, berapa banyak pria yang bisa dipercaya?

Berapa banyak orang tulus yang bisa menjadi tempat menyerahkan sisa hidup dan dipercayakan seutuhnya?

“Kakak Cantik, bagaimana jika kau menikah saja dengan pamanku? Jika kau menjadi bibi kerajaanku, kau tidak akan dikritik dan bisa membuatkanku mie panjang umur tanpa harus dipersulit dan dibicarakan orang.”

Pei Yuanjing yang sedang mengunyah wonton tersedak. Matanya lantas menatap penuh tanya seakan ingin berkata: mengapa tiba-tiba membahas soal pernikahan? Jangan melibatkanku!

“Ah?” Shu Yue tak kalah kaget. Pikirnya, mengapa tiba-tiba Kaisar Muda punya pikiran itu?

“Tidak bersedia?”

“Yang Mulia, ini…”

“Kenapa? Apakah Paman Kerajaanku kurang tampan?”

Pei Yuanjing tiba-tiba penasaran akan jawaban yang akan diucapkan oleh Shu Yue. Apakah gadis ini akan jujur atau justru berusaha mengatakan sesuatu yang baik demi tidak menyinggungnya?

“Tidak juga. Tampang Yang Mulia Pangeran yang paling unggul di ibu kota,” ucap Shu Yue dengan nada tidak yakin.

Mengatakan tampan dengan jujur di depan orangnya langsung sungguh membuat Shu Yue jadi sangat canggung dan malu. Apalagi Pei Yuanjing sepertinya begitu menantikan jawaban itu dan tersenyum dalam diamnya.

“Kalau begitu menikahlah. Kau tidak akan menemukan pria berkualitas seperti Paman Kerajaanku di Dongyu ini.”

Shu Yue jadi tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Kaisar Muda benar-benar menjebaknya dengan kata-kata.

Kemampuannya memutarbalikkan kata sudah bisa membuat orang mati kesal dan tidak berdaya. Suasananya jadi benar-benar canggung, tak tahu harus bagaimana.

“Habiskan saja mie panjang umurmu. Makanan saja tidak bisa menutup mulutmu,” ucap Pei Yuanjing sambil menyuapkan mie panjang umur ke dalam mulut Pei Ziyan.

Keponakannya mau menyiksa gadis keempat Keluarga Shu agar mati kesal dan tidak berdaya, ya?

Pei Yuanjing tidak akan masalah jika dia jadi korban jebakan kata Pei Ziyan setiap hari. Tapi, gadis lugu yang kadang terlihat misterius itu tidak bisa menanggungnya.

“Nona, jangan tersinggung. Anggap saja Kaisar sedang bercanda denganmu.”

Ya ampun kakak, bisakah itu disebut bercanda?Jika Shu Yue adalah gadis remaja yang baru menginjak dewasa dan belum pernah jatuh cinta, saat ini pasti wajahnya sudah memerah dan ia akan bersembunyi karena malu.

“Paman, seorang Kaisar tidak pernah bercanda dengan ucapannya. Kau yang bilang begitu padaku saat kau mengajariku. Kau sudah tua, umurmu tidak lagi muda. Pria seusiamu bukankah sudah menikah dan punya dua anak? Tapi, kau masih melajang sampai sekarang. Paman Kerajaanku tidak mungkin menjadi pria yang tidak laku.”

Pei Yuanjing tersedak lagi. Semakin dibiarkan, ucapan Pei Ziyan akan semakin merambat ke hal lain.

Bahkan bisa saja dia membeberkan semua hal yang bersifat pribadi kepada Shu Yue. Anak kecil itu sanga tidak pengertian sekarang. Seharusnya tidak membicarakan masalah pribadi di depan orang lain.

“Yang Mulia, Pangeran Xuan begitu luar biasa. Dia adalah pilar Kerajaan Dongyu. Dia bukannya tidak ingin menikah. Dia hanya tidak ingin direpotkan oleh masalah itu dan mencurahkan hati dan pikirannya untuk membimbing Yang Mulia,” ucap Shu Yue. Dia tidak tahan melihat Pei Yuanjing dibuat tidak berdaya oleh Kaisar Muda meski dirinya pun ikut dijebak.

“Lihat, Paman, ada yang memujimu!”

Pei Yuanjing terbatuk-batuk. Ia menyimpan mangkuk bekas wonton ke dalam wadahnya lagi sekalian mengambil mie panjang umur yang belum habis.

Kecuali permen, ia tak memasukkan yang lain lagi dan segera menutup kotak makan tersebut lalu mengembalikannya kepada Shu Yue.

“Makanannya enak. Lain kali saat ingin membuatnya lagi, ingat untuk mengurangi irisan bawangnya.”

Tanpa menunggu lama lagi, Pei Yuanjing segera memangku Pei Ziyan dan pergi meninggalkan taman. Shu Yue melihatnya dengan penuh tanya. Ada dua pertanyaan dalam benaknya saat ini.

Apakah Pei Yuanjing merasa malu dan salah tingkah?

Lalu pertanyaan keduanya adalah, apakah Pei Yuanjing tidak suka bawang?

1
A
simple aja prtanyaannya thor, kapan pelakor ini jadi ubi?
Sun Flower: kapan yaa?
total 1 replies
Biyan Narendra
Belum tau aja Shen Jia,kalo karma sedang berjalan ke arah nya dan Ling Baichen.
Sun Flower: biar senang dulu nanti susah
total 1 replies
Biyan Narendra
Rasaiiiiiin
Emang enak di tampar kenyataan
Dwi Agustina
Definisi tak tau diri tingkat dewa, sdh rebut suaminya, kedudukannya, membunuhnya masih pula ambil hartanya msh sombong bhw bisa hidup kaya tanpa harta peninggalan ny. Ruan eh skrg mau memfitnahnya😡😡😡😡
Sun Flower: nanti dapet balasan
total 1 replies
sahabat pena
knapa ya makhluk yg selalu berpikir pakai logika klo sdh jatuh cinta jd orang yg bodoh? udah gitu jatuh pd pasangan yg salah dan mengorbankan seseorang yg tulus. bikin greget aja 🤣🤣🤣🤣 rasanya pingin di ketok palu itu Kepala nya🤣🤣🤣ayo shu yue balas sakit hati mu💪💪💪💪balikkan kembali nama baik ruan🤣🤣🤣up nya kurang byk kakak ku tersayang 🤣🤣🤣✌✌✌💪💪💪
sahabat pena: wkwkwk🤣🤣
total 4 replies
A
kaisar keciiil aku mendukungmu🥰
Sun Flower: mau jadi makcomblang xiao yan tuh keknya
total 1 replies
A
lagi2 ftonya gamau kebuka thor
Biyan Narendra
Keponakan lucknut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sun Flower: makcomblang versi mini
total 1 replies
Biyan Narendra
Ada yg tidak terkendali
Biyan Narendra: perasaan
😁😁😁
total 2 replies
sahabat pena
mereka klo jadi pasangan bener2 cocok lah sama sama misterius 🤣🤣🤣🤣 hrs di satukan... biar bisa mengulik rahasia masing-masing. punya ponakan yg mulut nya ember hrs di sumpel pke permen 🤣🤣🤣🤣🤣.
sahabat pena: wkwkwk 🤣🤣🤣
total 2 replies
Dwi Agustina
Dia suka semua nona shu tp yg lenih disukainya y km 🤭
Sun Flower: belum belumm confess
total 1 replies
Tracy Kay Gabriela
mampir thor
Machsunatul Istianah
tambah seru nih👍
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Biyan Narendra
MAMPUS
A
belum selesai tontonan nya thorr. lanjuuutt😇
Fransiska Husun
keren banget thor
Dwi Agustina
Dibayar tunaaaaaaai😍👍👍👍
Andi Ilma Apriani
lanjuuuttt thoorrr
Sun Flower: meluncurr
total 1 replies
A
sejauh ini bagus thor. lanjutkan yaaa semangaattt
Sun Flower: selalu semangat otor mah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!