seorang gadis muda yg tidak sengaja bertemu dengan tuan muda yg seorang mafia. pertemuan yg tidak sengaja, lalu di pertemukan kembali dengan ada nya perjodohan di antara ke dua nya. nikah paksa pun terjadi, namun di antara kalian hanya terjadi seperti sebuah kontrak. bagaimana cerita nya??? ikuti terus cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Nanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 (Vino meminta Laura untuk menunggu)
******
saat Laura tiba di rumah, Laura tidak menemukan Vino di rumah. dia pun berfikir Vino belum kembali dari markas. Laura pun membuka jas nya dan hels yg di kenakan. merebahkan tubuh nya di atas ranjang, dan menatap langit-langit kamar. Laura pun bergegas ke dapur untuk minum sembari melihat ke arah jam dinding sudah pukul 17.00 sore. Laura pun mandi untuk membersihkan diri nya, berendam di bathtub sembari menyalahkan lilin aroma terapi. setelah hampir 20 menit berendam, Laura pun menyudahi aktifitas nya.
saat itu, Vino pun pulang. dia membawa makanan dan meletakkan nya di atas meja makan "Laura.... " Vino pun memanggil Laura sembari berjalan masuk ke kamar. saat sudah di kamar, Vino tidak menemukan Laura. saat dia keluar kamar "ouh darimana kau!?? " tanya Vino melihat nya
"aku dari teras belakang, kau sudah pulang?? " Laura bergegas menghampiri Vino
"hemm, kau sudah makan!?? aku membeli shushi dan hotpot tadi karena melewati restoran china" ucap Vino menyusun makanan yg di bawa nya
"ouh, kau tau dari mana aku suka makanan china!? " Laura pun duduk
"hemm, hanya menebak saja. " Vino pun tersenyum
mereka pun menikmati makan malam bersama. hubungan kalian semakin hari semakin baik
1 minggu kemudian
pagi yg cerah itu, Laura bangun lebih awal untuk pari pagi bersama Vino di sekitar rumah. mereka lari bersama sembari sesekali bercanda, saat mereka tiba di rumah. ponsel ke dua nya berbunyi bersamaan, mereka yg mendengar ponsel nya berbunyi. sontak melihat satu sama lain, tertawa dan bergegas masuk ke dalam. mengambil ponsel masing-masing. Vino pergi ke teras belakang dan Laura berjalan ke balkon kamar
"ouh Elif... " jawab Laura dengan nafas yg masih terengah-engah
"Laura, perhiasan pesanan tuan Nicolae itu sudah di kantor. kau akan pergi mengantarkan nya sendiri!?? " tanya Elif
"tidak, kau urus saja. jika ada keluhan beri tau aku. " ucapan Laura terdengar terputus-putus
"hei, ada apa dengan suara mu!?? " tanya Elif
"hemm, aku baru pulang lari pagi. "
"ooh baiklah, aku akan menelfon mu lagi jika semua sudah beres. " ucap Elif lagi
"hemm..... " Laura pun menutup telfon nya
******
"ada hal apa yg membuat mu menelfon sepagi ini!?? " tanya Vino meletakkan ponsel nya di telinga
"bos.... nona Aster di sini. dia memaksa meminta alamat rumah mu, dan dia juga mengobrak-abrik markas. bos, bagaimana aku menangani ini!?? " ucap Albert memberitahu
"apa kau kalah dengan seorang wanita!?? " tegas Vino
"bukan soal itu bos, aku bisa saja main kasar. tapi, dia wanita bos. dia juga hanya ingin bertemu dengan mu. " ucap Albert lagi
Vino pun melihat ke arah atas, karena Laura melihat nya "baiklah, aku akan datang nanti!?? " ucap Vino di akhir. dia pun memutuskan telfon dan naik untuk masuk ke rumah.
"sudah selesai...!?? " tanya Laura tersenyum
"hemm, kau juga sudah selesai!?? " tanya Vino melihat Laura. Laura pun hanya mengangguk "kalau begitu, ayo bersiap. kita akan cari makan di luar" Vino memegang tangan Laura dan membawa nya ke kamar.
"kalau begitu, kau pergi lah mandi lebih dulu. aku akan siapkan pakaian mu" ucap Laura melepaskan pegangan tangan Vino
Vino pun mendekati Laura "kenapa aku harus duluan, kita bisa mandi bersama" ucap Vino menggoda Laura
"hentikan.... pergilah" Laura pun akan berlalu, namun tangan kekar Vino lagi-lagi menghentikan nya. menarik Laura kepelukan nya "apa yg kau lakukan, aku berkeringat" Laura menghindari kontak mata dengan Vino
"aku juga berkeringat... " Vino mencoba menatap mata Laura, namun Laura terus menghindari nya "kenapa tidak memandang ku, kau takut jatuh cinta pada ku karena ketampanan ku" pancing Vino
"hentikan Al, cepat mandi. " ucap Laura lagi. perlahan Laura pun menatap wajah Vino karena tidak dapat jawaban dari nya "aku sudah menatap mu, sekarang sudah puas!?? "
Vino tersenyum "belum.... " Vino pun langsung mengecup bibir Laura. tidak berhenti di situ, Vino memegang kedua pipi Laura "aku akan mencoba dengan lembut kali ini" ucap Vino langsung mendaratkan ciuman ke bibir Laura, perlahan melumat bibir Laura dengan lembut nya. Laura menerima serangan yg Vino berikan, namun Laura belum membalas nya. suara ciuman itu pun memenuhi kamar Vino dan Laura. setelah cukup lama, Vino pun menyudahi nya.
Vino menatap Laura "jika di teruskan, aku tidak yakin aku bisa menahan nya" ucap Vino membelai wajah Laura
Laura yg mendengar itu pun langsung bergegas pergi ke kamar mandi, meninggal kan Vino yg masih berdiri di sana. Vino pun hanya tersenyum melihat Laura yg seperti nya malu, Vino mengusap bibir nya "manis sekali"
******
"tuan akan datang menemui mu nona, tapi dia tidak katakan jam nya. lebih baik, kau pergilah dari sini. kami punya perkerjaan yg harus kami urus" ucap Albert menemui Aster
"kalau begitu, aku akan menunggu nya di sini. " Aster bersikeras
Albert pun menghela nafas panjang "terserah saja... biarkan wanita ini di sini, semua kembali bekerja " ucap Albert dengan kesal nya
"kurang ajar kau ya, berani menyebutku begitu. aku akan memberitahu kan nya pada Vino nanti" ucap Aster dengan kesal
namun Albert mengabaikan nya.
******
"setelah selesai makan nanti, aku akan langsung mengantar mu pulang. atau kau mau pergi ke suatu tempat, aku akan menjemput mu nanti" ucap Vino saat mereka berada di dalam mobil
"hemm, aku tidak ada rencana akan kemana hari ini. kau ada pekerjaan ya!?? " tanya Laura
"tidak, aku harus pergi ke markas. Aster membuat keributan di sana, Albert tidak bisa mengendalikan nya. " ucap Vino dengan jujur
"ouh begitu. ya tidak apa-apa, kau pergi saja" ucap Laura tersenyum tipis
"aku tidak akan lama. "Vino mencoba memberikan pengertian pada Laura
" tidak apa-apa Al, kau berhak. karena semua itu tertulis di kontrak... "ucap Laura mengingatkan
Vino pun langsung menepikan mobil nya " bisakah kita tidak usah membahas kontrak itu. Laura, mengerti lah. aku sedang berusaha agar hubungan kita terlihat nyata, bukan karena kontrak. " protes Vino
" baik, aku tidak akan membahas nya lagi. "Laura mengangkat kedua tangan nya
Vino pun hanya diam, dan mulai melajukan mobil nya lagi. sepanjang jalan pun akhirnya mereka hanya diam, melihat Laura yg hanya diam. saat sudah sampai di depan restoran, Vino pun memegang tangan Laura " dengar, aku akan meninggalkan Aster. tapi, aku harus mengurus masalah yg di timbul kan oleh nya lebih dulu. karena Aster cukup banyak tau tentang dunia mafia ku. jadi, aku akan berusaha. "ucapan Vino terdengar sangat lembut
Laura pun melihat nya " keputusan ada pada mu Al, aku tidak pernah meminta apa lagi memaksa. karena aku tau diri" balas Laura
"aku tau, aku hanya meminta kau menunggu Laura. aku akan mencoba menyelesaikan nya dengan cepat dan kembali pada mu. " pintar Vino
Laura pun tersenyum "tentu, aku akan menunggu"