Langkah Bersama Bintang

Saat akan pulang sekolah Irwan masuk kedalam kelasnya untuk memberikan sebuah hadiah pada Maya, Irwan pun masuk dan mendapati Maya yang sedang membereskan buku-bukunya dan wadah pensil kedalam tasnya.

Maya sudah tau kehadiran Irwan yang sedang mendekati dirinya, tapi ia tak menggubris kedatangan nya dia sendiri pun hanya sibuk dengan ponselnya sambil membuka aplikasi hijau dan mengirim kan sebuah pesan pada sang ayah.

Irwan pun dibuat bingung dengan sikap cuek gadisnya ini, setelah teman-temannya yang lain keluar Maya pun menyusul tapi tangannya ditahan oleh Irwan lalu sambil memutarkan bola matanya dengan malas ia pun berbalik kearah Irwan dan berusaha tersenyum kearah Irwan.

Saat Irwan ketangkap basah sedang memeluk Sindy ia sempat memotret mereka berdua, " Kenapa kok kamu cuekin aku sih?!" Tanya nya pada Maya sambil menarik pinggang Maya dan membawanya dalam pangkuannya, walaupun sedikit malas untuk menjawab pertanyaan konyolnya.

" Gak kenapa-kenapa kok cuma lagi pengen sendiri aja lagi ga mau diganggu aja...!" Jawabnya sambil tersenyum masam kearah Irwan yang sedang memeluk tubuhnya.

" Yakin ....kamu gak kenapa-kenapa kok waktu aku Dateng tadi kamu gak ada respon sih...kenapa..?!!" Tanyanya lagi sambil berusaha melepaskan kedinginan Maya dengan tangannya yang mulai menggerayangi seluruh tubuhnya sentuhan sensual namun Maya berhasil menahan gejolak itu.

Maya menghela nafasnya lalu berbalik dan menatap wajah tampan sang guru yang sedang ia cuekin, lalu dengan gerakan pelan Maya membelai wajahnya dan turun ke bibir Irwan lalu Maya memegang dagu Irwan dengan lembut walau sebenernya ia sedang tidak mood harus berhadapan dengan Irwan.

Maya memandang wajah Irwan yang sedang menikmati sentuhan tangannya ini, ketika tangan Maya memegang dagu nya Irwan pun segera menatap wajah Maya dan netra keduanya pun bertemu, saat Irwan sudah memajukan wajahnya maksud akan mencium bibir Maya tapi dengan cepat Maya memalingkan wajahnya dan berkata lirih tepat ditelinga Irwan.

" Jangan macam-macam kalo ga mau aku cuekin...!" Ungkap Maya sambil tersenyum penuh arti. " oh ya aku harus pulang ayah udah nungguin digerbang sekolah...!" Ucapnya sambil bangkit lalu melangkah keluar tapi Irwan segera mengejarnya.

" Tunggu bentar yang...ini aku mau ngasih ini sama kamu semoga aja kamu suka ya...cup!!" Terangnya sambil memberikan kotak yang entah apa isinya dan mendaratkan satu kecupan manis dibibir Maya sebelum ia masuk keruangan nya.

Maya pun hanya bisa meremas ujung bajunya dan segera berjalan menuju gerbang sekolah, Maya pun mendapati ayah nya sudah menunggu dirinya sambil berbincang bincang dengan satpam di sana.

" Assalamualaikum..maaf yah nungguin lama tadi aku ada perlu dulu.." ungkap nya sambil menyalami tangan Indro.

" Wa'alaikum salam kak...gapapa kak lagian ayah juga baru Dateng tadi terus ngobrol sama mang Udin..!" Jawab Indro sambil bangkit dan berpamitan pada mang Udin satpam di sekolah ini.

Mang Udin mengangguk sambil melambaikan tangannya pada kami yang sudah berada diatas motor, kami pun membalas anggukan mang Udin lalu mengucapkan salam lalu motor pun melaju dengan kecepatan sedang tapi terasa cepat sekali.

Beberapa jam kemudian kami pun sampai di rumah lalu disambut oleh bunda dan adik-adik ku, Maya merentangkan kedua tangannya lalu merekapun menyambut rentangan tangannya dengan pelukan hangat yang menenangkan dan tak lama kemudian keluar sosok yang selalu ia rindu kan yaitu seorang kakaknya yang sempat hilang kini telah kembali lalu Ayu pun melangkah mendekati dirinya dan langsung merentangkan tangannya pada Maya dengan mata yang berkaca-kaca dan seulas senyuman hangat pun menghiasi wajahnya.

Maya pun langsung menghambur ke dalam pelukan Ayu dengan Isak tangis yang mulai menghiasi wajahnya. " Maafin kakak ya May... hiks..hiks...hiks..!" Sesalnya sambil mempererat pelukannya pada Maya, Maya pun mengangguk sambil memeluk erat tubuh Ayu.

Indro dan Henny beserta adik-adik mereka menatap kakak adik itu dengan penuh rasa haru dan bahagia karena bisa mempersatukan kembali kedua orang ini.

Maya melepaskan pelukannya lalu mengajak semua orang masuk kedalam rumah, disisi kebahagiaan ada yang sedang gelisah diseberang sana karena pesannya tidak dibuka oleh gadisnya, ya siapa lagi kalau bukan Irwan yang sedang gelisah dikediaman nya entah sudah ke berapa kalinya ia mondar-mandir didalam kamarnya. " bales dong...sayang..jangan bikin aku gelisah kayak gini... aargghhh..!" Gumamnya sambil mengacak-acak rambutnya yang basah.

Sementara Maya yang tengah berbincang bincang hangat dengan ayah bundanya beserta kakak dan adiknya diruang keluarga, ketika satu pesan masuk ia hanya melihat saja dan tak berniat untuk membalas pesan itu hingga malam ia akan tidur pesan pun kembali masuk kini tak hanya satu pesan tapi ada sepuluh pesan dari Irwan yang sedang gelisah tapi ia biarkan dan hanya membaca pesan itu lalu ia segera membaringkan tubuhnya dan tidur dengan lelap.

****

POV. Irwan

Sementara Irwan kini tengah melamun dan berharap ada balasan dari Maya, sungguh ini sangat menyiksa batinnya yang sedang gundah.

" Kamu kenapa sih yang....jangan bikin aku jadi gelisah kayak gini...!! kenapa sih kamu May.." gumamnya sambil menghisap rokoknya dan melihat ponselnya yang tak ada pesan yang masuk satupun dari gadisnya.

" Aku salah apa sampai kamu cuek kayak gini heh..ini lagi pesan cuma diliat doang terus sekarang pasti udah tidur kan.."

" Aku salah apa yang..!!" Ucapnya lagi

" Aaarrgg... benar-benar gak enak rasanya kalo dicuekin sama perempuan ternyata kayak gini rasanya... aaarrgg..!!" Gumamnya sudah sangat tersiksa.

Irwan hanya diam melamun dan tak tau harus apa untuk membujuk gadisnya itu, untuk sekedar menghilangkan rasa gelisahnya irwan pun olahraga malam-malam begini memang sudah menjadi kebiasaan nya.

Dan ketika baru saja ia akan olahraga ada sebuah notifikasi pesan masuk kedalam ponselnya, Irwan pun segera membuka ponselnya dan melihat satu pesan dari Maya hanya sebuah foto dirinya yang sedang memeluk Sindy di lorong sekolah menuju kamar mandi, seketika ia pun terkejut melihat foto itu.

Ia pun mengingat kejadian tadi siang dilorong sekolah waktu itu ia sedang memarahi Sindy yang berusaha menodainya dengan cara mengajaknya ke gudang sekolah untuk melakukan hal kotor.

Saat mengingat kejadian itu tangannya mengepal kuat dan jika saja Sindy bukan sepupu dari salah satu guru disekolah itu mungkin dia sudah menghabisi nyawa nya saat itu juga, dan untungnya ia merekam semua ucapan Sindy padanya tanpa gadis itu tau.

Irwan pun segera mengirim sebuah voice note yang berisi percakapan nya dengan gadis tengil itu, dan ternyata Maya belum tidur dia sendiri pun merasakan apa yang Irwan rasakan saat ini..ya begitulah Maya..