Vexana adalah seorang Queen Mafia, agar terbebas dari para musuh dan jeratan hukum Vexana selalu melakukan operasi wajah. Sampai akhirnya dia tiba di titik akhir, kali ini adalah kesempatan terakhirnya melakukan operasi wajah, jika Vexana melakukannya lagi maka struktur wajahnya akan rusak.
Keluar dari rumah sakit Vexana dikejutkan oleh beberapa orang.
"Ibu Anne mari pulang, Pak Arga sudah menunggu Anda."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Dasar Lemah
Yang merasa terkejut dengan pertemuan ini bukan hanya Vexana, tapi juga Anne.
Anne bahkan sudah menatap Anna dengan mata berkaca-kaca. Bahunya sedikit bergetar, dan wajahnya nampak jelas jika takut, seolah berkata bahwa dia sudah menyerah bahkan sebelum perang dimulai.
Namun sebelum bicara langsung pada Anne, Vexana lebih dulu menatap ke arah Monica. “Mon, di mana kamu menemukan dia?” tanyanya tajam, seperti biasanya. kemudian kembali menatap Anne, wanita yang wajahnya kini persis seperti dirinya sendiri.
Monica terdiam beberapa detik, tapi dari sorot matanya terlihat jelas ada beban besar yang sulit untuk diungkapkan.
“Maafkan aku An,” ucap Monica pelan, lalu menelan ludahnya sendiri.
“Apa maksudmu?” balas Vexana yang mendadak bingung, dia hanya bertanya dimana Monica menemukan Anne, sementara Arga tak berhasil menemukan wanita tersebut, justru salah ambil hingga dia yang masuk ke rumah pria tersebut.
Dan karena permintaan maaf yang tidak jelas itu, kini Vexana jadi menatap Monica dengan intens, butuh penjelasan lebih.
Sementara Monica akhirnya memberanikan diri menatap mata Vexana dengan penuh rasa bersalah. “Sejak awal aku tahu siapa Anne," ucap Monica.
Vexana menajamkan tatapannya.
"Dia adalah wanita yang tidak sengaja aku tabrak malam itu. Anne luka parah dan kehilangan banyak darah. Lalu tiba-tiba kamu juga muncul malam itu, diburu orang-orang, keadaan mu sama kritisnya," ucap Monica, menjelaskan dengan suara sedikit gemetar.
Monica tak tahu apakah Vexana akan marah atau bagaimana, dia pikir semuanya pun tak akan sejauh ini. Tapi ternyata faktanya berkata lain.
Vexana mulai menggeleng, tak percaya. Bibirnya justru tersenyum miring, “Apa maksudmu?" tuntutnya sekali lagi.
“Maafkan aku An, Aku hanya berusaha menyelamatkan kalian berdua,” jawab Monica dengan cepat. “Kamu seperti adikku sendiri, An. Dan Anne… dia tidak memiliki siapa-siapa, Jadi aku, aku ambil keputusan yang paling gila dalam hidupku. Aku operasi wajahmu. Aku ubah kamu menjadi dirinya. Agar kalian berdua bisa sama-sama selamat."
Vexana terdiam, untuk pertama kalinya dia merasa dikhianati oleh orang yang paling dipercayainya. Lalu kenapa Monica berbohong? Sementara sejak awal Monica telah mengetahui semuanya.
Vexana tertawa, lalu dengan gerakan cepat Vexana mencengkeram leher Monica, mendorongnya ke dinding hingga Monica tak mampu bergerak.
“Berani sekali kamu mempermainkan hidupku seperti ini!” ucap Vexana penuh penekanan. “Kamu pikir aku boneka? binatang percobaan?!”
Monica kesulitan bernafas, berusaha bicara namun tangannya hanya bisa menahan cengkeraman di leher.
“An... aku hanya ingin menyelamatkanmu…” lirih Monica sambil terbatuk.
“Dengan melemparku ke kehidupan orang lain yang aku tidak tahu asal-usulnya?!”
"Le-lepaskan Monica, An. Aku mohon," ucap Anne tiba-tiba, yang akhirnya buka suara.
Anne bahkan langsung berlutut di lantai, merangkak memeluk kaki Vexana dengan kedua tangannya yang gemetar. “Maafkan aku, kumohon, jangan salahkan Monica! Dia hanya ingin menolong kita!”
“Menolong kita?!” Vexana menyeringai, suara tawanya getir. “Dia hanya menolong mu, dasar sampah!" makinya lalu menendang Anne hingga tersungkur.
Anne mulai menangis, tubuhnya gemetar hebat. “Aku mohon, aku mohon, Anna… aku tidak tahu harus bagaimana. Aku terlalu lemah. Aku tidak bisa kembali ke kehidupan itu."
Vexana berdiri tegak, tatapannya dingin seperti es. Tangannya akhirnya melepaskan leher Monica, dan wanita itu jatuh terduduk sambil terbatuk-batuk keras, mencoba menarik napas.
“Aku memiliki hidupku sendiri, badjingan."
Vexana hendak pergi meninggalkan ruangan itu, namun suara Monica membuatnya terhenti. "Maafkan aku An, aku mohon," ucapnya diiringi tangisan Anne yang terdengar pilu.
Vexana akhirnya menghela nafas dengan kasar, mencoba berpikir dengan jernih meski sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.
Malam itu dia memang telah memasrahkan hidupnya pada Monica, kesempatan terakhir yang dia punya untuk hidup. Selama ini hubungan mereka pun terasa lebih dari sekedar persahabatan.
Ditatapnya lagi Monica dan Anne secara bersamaan. "Aku bisa memaafkan mu, tapi aku tidak ingin hidup sebagai Anne," ucap Vexana final.
"Dan kamu ..." ucapan Vexana terhenti, dia menatap Anne sejenak. "Kembalilah, agar aku bisa hidup sesuai keinginanku."
Anne semakin menangis, ternyata sampai kapanpun dia tak mampu lari dari Donna dan Arga.
"Ma-maafkan aku An. Karena aku hidupmu jadi begini, maafkan aku. Te-terima kasih untuk semuanya," ucap Anne dengan begitu tulus, sungguh-sungguh dia ucapkan permintaan maaf tersebut. Setidaknya beberapa hari ini Anne bisa bernafas tanpa beban. Meskipun setelahnya mungkin dia akan kesulitan untuk bernafas.
'Dasar lemah,' batin Vexana, lalu benar-benar keluar dari ruangan tersebut.
hahaha
klo km blm pintar memainkany....ketimpuk sakitkan....
😀😀😀❤❤❤❤