Bertahun-tahun memendam cinta pada Bagaskara, Aliyah rela menolak puluhan lamaran pria yang meminangnya.
Tak disangka, tepat di hari ulang tahunnya, Aliyah mendapati lamaran dari Bagaskara lewat perantara adiknya, Rajendra.
Tanpa pikir panjang Aliyah iya-iya saja dan mengira bahwa lamaran itu memang benar datang dari Bagaskara.
Sedikitpun Aliyah tidak menduga, bahwa ternyata lamaran itu bukan kehendak Bagaskara, melainkan inisiatif adiknya semata.
Mengetahui hal itu, alih-alih sadar diri atau merasa dirinya akan menjadi bayang-bayang dari mantan calon istri Bagaskara sebelumnya, Aliyah justru bertekad untuk membuat Bagaskara benar-benar jatuh cinta padanya dengan segala cara, tidak peduli meski dipandang hina ataupun sedikit gila.
.
.
"Nggak perlu langsung cinta, Kak Bagas ... sayang aja dulu nggak apa-apa." - Aliyah Maheera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 02 - Ciuman Secara Tidak Langsung ~
Luar biasa malunya Aliya, hanya karena terlalu fokus memikirkan malam pertama, Aliya sampai tidak bisa berpikir jernih.
Dia lupa bahwa salah-satu kegiatan setelah masuk ke kamar hotel ialah membersihkan diri. Terlebih lagi, mereka memang baru saja melewati serangkaian acara dan sangat masuk akal jika hal pertama yang ingin Bagas lakukan adalah mandi.
"Ah bodo amat deh, telanjur juga ... lagian siapapun yang ada di posisiku pasti mikir ke sana 'kan ya?" Sungguh Aliya tidak bersedia dianggap salah hingga dia menganggap bahwa prasangkanya sangat wajar dan jika siapapun berada di posisinya pasti akan berpikir sama.
Padahal, tentu saja tidak karena sejak awal masuk Bagaskara tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia sudah menginginkan malam pertama.
Tidak ada pula keinginan untuk menggoda, dan sikap hangat juga tidak. Bisa-bisanya hanya dengan melihat Bagaskara membuka kancing bajunya wanita itu justru berpikir ke arah yang iya-iya.
Tidak ingin terlalu lama terjebak dalam rasa malunya, Aliya melakukan hal lain yang sekiranya bisa menepis rasa itu.
"Micellar water mana ya ... dibanding mikirin yang nggak penting, mending bersihin make-up." Dia berlagak cuek, mengabaikan rasa malu yang sebenarnya bahkan lebih besar dari dirinya itu.
Pelan-pelan, Aliya membersihkan sisa riasan yang sebenarnya tidak begitu tebal. Dia memang meminta karena sudah tidak terbiasa sejak lama.
Tepat di saat dirinya tengah membersihkan wajah, Bagaskara kembali dengan penampilan yang tampak segar.
Rambutnya basah, dan butiran air tampak menetes di wajah dan juga bagian dadanya. Meski hanya terlihat sedikit karena kini Bagaskara menggunakan jubah mandi demi menyembunyikan aset berharganya dari mata jelalatan Aliya, tapi wanita itu masih bisa mencuri pandang meski tidak begitu puas.
"Turunin dikit please." Sesuatu dalam diri Aliya meronta, dia masih berusaha mencuri pandang dengan harapan setidaknya dia dapat menikmati pemandangan bagian dada Bagas dengan leluasa.
Akan tetapi, agaknya pria itu memang tipe pria pelit dan tidak berkeinginan untuk memuaskan mata kaum Hawa, dengan begitu cepat dia mengganti pakaian dan Aliya tidak bisa menuntaskan rasa penasarannya.
"Ck, susah payah ngintip sampai rada juling tetep nggak dapet juga." Aliya menggerutu, dia kecewa dan juga putus asa lantaran tidak mendapatkan yang dia mau.
Segera, wanita itu menuntaskan kegiatannya sementara Bagas yang sudah tampak begitu gagah dengan kaos hitam oblong dan celana pendeknya memilih duduk di tepian tempat tidur.
Tanpa mengatakan sepatah kata seperti sebelumnya, Bagaskara fokus dengan layak ponselnya. Entah apa-apa yang dia lakukan, Aliya tidak tahu juga.
Hendak bertanya juga enggan, meski cintanya seluas lautan pada seorang Bagaskara, tapi dia juga masih memiliki rasa takut dan berusaha memahami keadaan.
Sebagaimana yang Aruni bilang, Bagas bukan pria hangat, dia masuk kategori dingin dan cuek hingga tidak setiap waktu bisa diajak bicara.
Dan, tentang itu Aliya bukannya menyerah, tetapi justru makin cinta. Makin penasaran dan ingin benar-benar berhasil meraih cintanya, cinta Bagas yang kata beberapa orang sudah habis untuk orang lama.
"Iya, Arga?"
Aliya menoleh, baru saja tadi dia bertanya dalam hati tentang apa yang Bagaskara lakukan, kini dia justru menemukan jawabannya.
"Oh, lagi telepon temannya ternyata." Aliya mengangguk beberapa kali, dia berusaha mengerti keadaan ini.
Tidak ingin membuat Bagaskara canggung atau merasa dibatasi, Aliya bergegas ke kamar mandi.
Kebetulan dia juga merasakan tubuhnya tak nyaman, gerah dan jelas butuh mandi. Mengingat Bagaskara juga sudah tampak segar, mana mungkin Aliya percaya diri dengan tubuhnya yang agak bau keringat.
Begitu tiba di kamar mandi, Aliya memandangi semua benda-benda di sana yang mungkin pernah Bagas sentuh.
"Ah akhirnya, aku bisa berbagi sabun dan hal lain bersama si pekerja keras itu ... masih berasa mimpi sebenarnya," ucap Aliya disertai senyum hangat.
Fakta bahwa dirinya adalah istri dari seorang Bagaskara sungguh membuat Aliya bahagia jujur saja.
Saking bahagianya menjadi istri Bagas, Aliya tak segan mengusap-usap wastafel atau bahkan tembok kamar mandi yang sekiranya pernah menyentuh tubuh Bagas.
Bahkan, di detik terakhir dia memutuskan untuk mengenakan sikat gigi yang sama dengan Bagas.
"Dengan begini, sama saja kayak ciuman secara nggak langsung ... iya 'kan?" Meski sudah jelas-jelas disediakan dua, tapi Aliya memilih sikat gigi yang sudah Bagaskara kenakan tanpa peduli bahwa tindakannya bisa jadi akan menimbulkan kemarahan.
Sembari menggosok giginya, Aliya menari dengan begitu lincah. Seolah dunia adalah miliknya dan Aliya merasa bahwa dirinya adalah wanita paling beruntung di dunia.
.
.
Tidak hanya sekali Aliya menggosok giginya, tapi berkali-kali dan setelah dirasa puas, barulah dia mengembalikan sikat gigi itu tempat yang seharusnya.
"Ehm Hah!! Aku belum pernah merasakan napasku sesegar ini." Hiperbola sekali, Aliya menganggap efek dari sikat gigi yang sempat digunakan Bagas sangat baik sekali.
Tidak hanya membuat napas lebih segar, tapi juga menyenangkan hati.
Padahal, itu hanya sugesti dan yang sebenarnya terjadi dia memang bahagia saja diperistri oleh pria yang merupakan crush-nya sejak zaman kuliah, itu saja.
Selesai dengan sikat gigi, Aliya berlanjut ke shampo yang sudah tentu Bagas gunakan juga.
"Kak Bagas megangnya dari sisi yang mana ya? Sini kah? Atau sini?" Aliya bertanya sembari menimbang keputusan terkait di mana Bagas memegang botol shampo-nya.
Setelah dirasa yakin, barulah dia menyentuh botol shampo tersebut sembari membayangkan tengah mengenggam tangan Bagaskara.
"Sampai maut memisahkan, kuharap hanya tanganku yang pernah menggenggam tanganku, Aliya."
"Tentu, tentu saja Kak Bagas ... Jangankan genggaman tanganku, semua yang ada di tubuhku aku pastikan hanya digenggam oleh tanganmu saja, Bagaskara Baihaqi."
Tidak ada Bagaskara di dalam sana, dia hanya sendiri dan kini tengah melakukan semacam treater ala-ala orang gila.
Ritual mandinya pun menjadi begitu lama karena Aliya juga melakukan pertunjukan yang tengah dia berikan pada siapa.
Berbicara sendiri pada kaca, walau ya tentu saja dengan berbisik-bisik karena dia khawatir juga andai suaranya bocor dan makin malu di hadapan Bagaskara.
Selang beberapa waktu, barulah Aliya merasakan cukup dan selesai dengan mandinya. Segera dia menggunakan jubah mandi dan bergegas keluar karena baru sadar bahwa jemarinya saja bahkan sudah berkerut.
Dan, tiba di saat dia melangkah dan keluar dari kamar mandi, Aliya masih mendapati Bagaskara berbicara via telepon.
Tanpa keinginan untuk mengganggu, Aliya meneruskan langkah sebelum kemudian langkah itu terhenti tatkala mendengar ucapan Bagaskara yang cukup mengejutkan baginya.
"Iya, demi Tuhan aku tidak menginginkannya sedikit saja, tapi Rajendra tiba-tiba melamar gadis itu untukku, Arga!! Sumpah!"
.
.
- To Be Continued -
jangan sampai ada lelaki lain yang menyayangi aliya melebihi kamu, bagas
Kagak tauu ape, duo makhluk itu lagi kasmaran 😆..
Elu jadi saksi bisuuuu, gitu aja kagak paham, ngiri yaaa 😆...
So selirih apapun suaramu selama tidak memakai bahasa kalbu Bagas bakalan dengar 😅..
Lain kali hati-hati ngomongnya apalagi kalau mau bully Bagas 😆✌...