NovelToon NovelToon
Suamiku Bukan Untukku

Suamiku Bukan Untukku

Status: tamat
Genre:Menikah Karena Anak / Cerai / CEO / Janda / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Anak Yang Berpenyakit / Tamat
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: santi.santi

Clarisa hanya bisa menyesal setelah diceraikan oleh Arga, suaminya yang dua tahun ini menikahinya karena sebuah perjodohan.
Arga yang sudah berusaha mencintai Risa sepenuh hati sudah tidak tahan dengan sikap Risa yang susah di atur, keras kepala, kekanakan dan suka menghamburkan uang. Bahkan Risa masih sering pergi bersama teman-temannya ke club malam untuk berpesta.
Tapi setelah resmi bercerai, Risa baru tau kalau dia sedang mengandung anak dari Arga. Penyesalan tinggallah penyesalan saat Risa mengetahui Arga sudah menikah lagi dengan mantan pacarnya setelah menceraikan Risa.

"Mama, apa Papa nggak sayang sama Tiara? Kok Papa nggak pernah pulang?"

"Bukannya tidak sayang sama kamu Tiara. Tapi Papa sudah bahagia dengan keluarganya!" Risa hanya bisa menjawab pertanyaan anaknya di dalam hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keadaan Ara

Risa tak mempedulikan orang-orang yang menatapnya dengan aneh. Sambil menangis pilu Risa terus berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan berjalan berpegangan dinding karena tubuhnya terasa begitu lemas.

Brug...

Kakinya yang sudah tidak kuat lagi untuk melangkah, akhirnya terjatuh bersimpuh di lantai rumah sakit yang dingin.

Untung saja saat ini Risa berasa di ujung lorong yang sepi. Jadi tidak ada yang melihat bagaimana mirisnya kondisi Risa saat ini.

Dia pergi dari depan ruangan Ara setelah dokter menyampaikan hasil memberikan CT scan dan juga laboratorium milik Ara. Dia meninggalkan Ara di dalam sana bersama dokter Fatir yang tadi masih menemani Ara.

Saat ini, dunianya runtuh. Risa harus mengalami keterpurukan untuk yang kesekian kalinya. Diceraikan, hamil tanpa suami, melahirkan dan berjuang seorang diri, dan sekarang harus menerima kenyataan yang begitu pahit.

Risa ingin menyerah saat ini juga rasanya, dia seperti tidak sanggup untuk menghadapi cobaan yang terus datang silih berganti. Di saat Risa mencoba menata hidupnya kembali, merajut Asa bersama putrinya, ternyata takdir yang kejam telah menanti dirinya.

"Putri Ibu mengidap kanker darah stadium tiga"

Nyawa Risa seperti ingin keluar dari raganya ketika mendengar ucapan dokter beberapa menit yang lalu.

"Ya Allah, kenapa Engkau memberikan cobaan ini kepada hamba?!!" Risa menepuk-nepuk dadanya yang terasa begitu sesak.

Putrinya, hartanya yang paling berharga, di vonis mengidap kanker ganas yang mengancam nyawa itu.

Risa sempat tidak percaya dengan apa yang dokter katakan. Pasalnya slama ini Ara tidak pernah menunjukkan gejala apapun. Ara adalah anak yang sehat dan aktif. Jadi mustahil bagi Risa jika Ara mengidap penyakit menakutkan seperti itu.

Tapi kata dokter, semua bisa saja terjadi karena anak-anak belum bisa menyampaikan keluhannya dengan baik.

Bagai di tampar dengan belati, ucapan dokter itu menggores tepat di depan mata Risa. Bisa-bisanya dia tidak menyadari apa yang Ara rasakan. Atau mungkin Ara sengaja menyembunyikan rasa sakitnya itu dari Risa.

Cukup lama Risa meluapkan kekecewaannya pada takdir yang mempermainkan hidupnya, kini Risa sudah tiba di depan ruangan Ara.

"Aku harus kuat demi putriku!" Risa mengusap air matanya sebelum melangkahkan kaki ke dalam.

Tak di sangka, ternyata Fatir masih berada di sana menemani Ara. Mereka berdua terlihat begitu akrab, bahkan Ara sudah tertawa lagi saat ini.

"Terima kasih sudah menjaga Ara, dokter Fatir. Maaf merepotkan"

"Sama-sama, lagi pula saya juga sudah free. Jadi saya tidak merasa direpotkan!"

"Mama dari mana?" Suara kecil itu membuat Risa menoleh ke arahnya.

"Mama dari depan sebentar" Risa mendekati Ara "Kayaknya Ara asik banget main sama dokter Fatir ya?" Risa tak mau Ara sampai bicara terlalu jauh.

"Iya Ma, katanya dokter Fatir juga nggak punya Papa kay Ara loh Ma!" Ara menatap Risa binar karena merasa tak sendiri di dunia ini.

Tapi berbeda dengan Risa yang saat ini tentu saja hatinya mencelos. Entah apa yang mereka bicarakan tadi sampai Ara bisa mengatakan tentang Papanya.

"Iya kan dokter?" Kini Ara beralih pada Fatir.

"Iya" Fatir merasa tak enak dengan Risa.

"Tuh kan Ma. Jadi sekarang Ara nggak sedih lagi kalau Papa nggak di sini. Soalnya dokter juga nggak sedih"

Fatir kembali menatap Risa dengan rasa bersalah. Dia tidak tau kalau cara menghibur Ara yang bercerita tentang keberadaan Ayahnya membuat Ara jadi seperti itu.

"Ya udah, sekarang mainnya sama dokter udahan dulu ya. Sudah waktunya Ara istirahat besok main lagi. Mama mau ngobrol dulu sama dokter Fatir di luar, boleh kan?"

"Iya Mama"

"Anak pintar!" Puji Fatir pada Ara. Risa pun segera membantu Ara berbaring dan merapihkan selimutnya.

Setelah keluar dari ruangan rawat inap milik Ara, Fatir menatap mata sembab Risa. Sepertinya dia tau kenapa tadi Risa tak kunjung masuk setelah bicara dengan dokter spesialis penyakit dalam.

"Jadi dokter Fatir sudah tau kondisi Ara sebelumnya? Dari awal, dokter Fatir sudah bisa menebak kan, makanya dokter merujuk Ara ke dokter penyakit dalam" Tiba-tiba saja Risa berkata demikian. Risa menebak Fatir pasti sudah tau kondisi Ara.

"Saya memang sudah sering menemukan kasus serupa. Tapi saya tidak mau mengatakannya dengan asal. Lagipula saya juga berharap dugaan saya salah"

"Banyak kasus serupa tapi mereka sembuh total meski kemungkinan itu sangat kecil" Risa menyandarkan tubuhnya pada dinding karena rasanya begitu lemas.

"Kapan Ara mulai kemoterapi?"

"Besok, dokter" Tadi Risa sudah mendapatkan penjelasan dari dokter kalau Ara harus melakukan kemoterapi dua minggu sekali selama beberapa kali.

Risa juga tau biaya untuk kemoterapi tidaklah sedikit dan semua itu tentu tidak di tanggung oleh asuransi. Jadi saat ini Risa juga cukup bingung. Tabungannya pun hanya cukup untuk beberapa kali kemoterapi. Belum lagi untuk yang lainnya.

"Bu Risa tenang saja, saya yang akan mendampingi Ara sampai dia sembuh!"

"Terima kasih banyak dokter!"

"Sama-sama Bu Risa. Tapi saya mau minta maaf soal yang tadi. Saya tidak ada niat apapun, saya cuma mau menghibur Ara yang sedang sedih mencari Papahnya"

"Tidak Papa dokter, saya paham" Risa mengulas senyum tipisnya.

"Kalau begitu saya permisi"

"Silahkan dokter"

Risa menatap punggung Fatir yang mulai menjauh. Risa tidak tau kenapa dokter itu begitu baik kepadanya dan juga Ara. Tapi Risa cukup senang karena Fatir bisa membuat Ara tertawa di saat seperti ini.

"Mas, andai kamu tau kalau anak kamu yang masih sekecil itu sedang bergelut dengan kanker ganas yang bisa saja mengalahkan dirinya"

1
YuWie
tuhh salahmu Risa.. anakmu jadi gak mau papanya... kau yg salah, malah arga yg kena benci
YuWie
wleh masss mess mass messs..kau yg bebal Ris..
YuWie
jgn nyalahin arga tho thir fathir... blm tàu aja kau risa seperti apa dulunya.
YuWie
kok malah arga yg mau dihancurin..biang nya kan juga risa tho. Qis gak direstuin ibuknya arga ehhh malah kelakuan Risa bikin eneg
YuWie
elahhh playing victim...kenapa aku tak suka risa... krn dia sendiri yg cari penyakit dan gak pernah bersyukur. coba gak hamidun, pasti masih happy2 aja dia.
YuWie
minta tolong sana sama teman2 dugemmu... ternyata dari keluarga biasa2 aja banyak tingkah. Dah jalani aja hukumanmu, biar belajar kerasnya hidup.
Nii
ok
Kembarr Kembaarr
kalau sama mei jangn lah thor .meski asal usulnya jelas tp di rasa ko kelakuannya kurang baik. fatir orang baik jd berjodoh jg dngn yg baik. semua tau kn kenapa elga ngelakuin itu
Kembarr Kembaarr
itu salah fatiir. sehrs nya sebelum membawa calon istri yg sblmnya banyak masalah hrsnya cerita dulu masa lalu calonnya. ini main bawa2 aja. o'on emang
Kembarr Kembaarr
mei ini dokter atau perempuan yg di ambil dr got. dokter ko njablak cara bicarnya. jadi'in pelakor lbh pantas. bkn ber profesi sbg dokter
olra
semangat thor
Kembarr Kembaarr
arga in bego yaa ... hrsnya dia bgerasapd dirinya sendiri yg kadang linglung setelah minum teh dr fatma. tp ini kok bener begoknya. punya temen dokter pula kenapa gak bicara sama fatir
maen games
=
MY-POV pada novel ini
=
novel ini tidak happy ending, yang melakukan kesalahan itu risa dan arga, yang jadi korban (dikorbankan) adalah fatma dengan dibuat jahat, menjadi jahat juga gara2 kelakuan arga
=
bahkan fatma sampai rahimnya diangkat gara2 kelakuan arga dan dibuat mati bunuh diri juga oleh author
=
aku kira akan ada karma buruk buat mereka (risa dan terutama pada arga) atas kelakuan buruk terhadap fatma tapi ternyata tidak ada.
=
Arga ingin memberikan surga kepada risa dan anaknya tapi dengan memberikan neraka ke istrinya (fatma).
Apalagi background fatma adalah anak broken home, yang pastinya punya trauma ketika kebahagiannya direbut orang lain.
=
Kesimpulannya:
Suka-suka author-lah yah
maen games
mereka (risa dan arga) yang berbuat salah, yang dikorbankan fatma oleh author novelnya
Enung
fkiran awal seno itu ganteng seperti opa2 korea aku buyar karna kata plontos 🤣🤣
surtiyani yani
Thor tolong jng buat Ara pergi ya🤭
surtiyani yani
Fatma sdh semakin gila
Anisa Yuliati
luar biasa
surtiyani yani
semoga segera terungkap obat yg diberikan Fatma ke Arga
surtiyani yani
Fatma benar-benar gila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!