NovelToon NovelToon
OBSESI SANG “CALON CEO”

OBSESI SANG “CALON CEO”

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:26.6k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Gyantara Abhiseva Wijaya, kini berusia 25 tahun. Yang artinya, 21 tahun telah berlalu sejak pertama kali ia berkumpul dengan keluarga sang papa. Saat ia berusia 5 tahun, sang ibu melahirkan dua adik kembar laki - laki, yang di beri nama Ganendra Abhinaya Wijaya, dan Gisendra Abhimanyu Wijaya. Selain dua adik kembarnya, Gyan juga mendapatkan sepupu laki-laki dari keluarga Richard. Yang di beri nama Raymond Orlando Wijaya. Gracia Aurora Wijaya menjadi satu-satunya gadis dalam keluarga mereka. Semua orang sangat menyayanginya, tak terkecuali Gyan. Kebersamaan yang mereka jalin sejak usia empat tahun, perlahan menumbuhkan rasa yang tak biasa di hati Gyan, yang ia sadari saat berusia 15 tahun. Gyan mencoba menepis rasa itu. Bagaimana pun juga, mereka masih berstatus sepupu ( keturunan ketiga ) keluarga Wijaya. Ia pun menyibukkan diri, mengalihkan pikiran dengan belajar. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Wijaya Group. Namun, seiring berjalannya waktu. Gyan tidak bisa menghapus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Sekretaris Baru.

Hubungan Gyan dan Cia sudah membaik. Mereka pun kembali berangkat ke kantor bersama seperti biasa.

Gyan tidak akan membiarkan Cia pergi sendiri. Atau menumpang dengan papi Rich. Gadis itu harus berangkat dengannya.

“Katanya, hari ini sekretaris kamu mulai bekerja.” Ucap Cia saat mereka telah berhenti di parkir bawah tanah gedung Wijaya Group.

“Hmm. Makanya aku harus naik untuk melihatnya dulu.” Ucap Gyan.

Cia mengangguk pelan. Kemudian melepaskan sabuk pengaman yang melilit tubuhnya.

“Kamu mau ikut naik?” Tanya Gyan sebelum mereka keluar dari dalam mobil.

Cia nampak berpikir sejenak. “Ikut. Siapa tau, Senja yang terpilih.” Ucap gadis itu penuh semangat.

Gyan mendengus pelan. Sepertinya, Cia sangat ingin Senja menjadi sekretaris dirinya. Gadis itu terlihat lebih antusias.

Mereka pun melangkah menuju lift khusus ke lantai dua puluh. Ayah Dirga berpesan agar Gyan melihat sekretaris baru itu sebelum bekerja.

“Selamat pagi, tante.” Cia menyapa tante Mona — sekretaris ayah Dirga yang sudah menempati meja kerjanya.

“Selamat pagi nona Cia, mas Gyan.” Balas wanita berusia empat puluh tahunan itu.

“Dimana sekretaris baru Gyan berada, Tan?” Tanya Cia penasaran.

“Dia sudah ada di ruangan pak Dion, non.”

Cia mengangguk paham. Ia pun menarik lengan Gyan menuju ruangan om Dion, yang bersebelahan dengan ruang kerja Ayah Dirga.

“Selamat pagi, om.” Ucap Cia ketika memasuki ruangan asisten pribadi sang papi.

Gyan hanya mengekori dari belakang.

“Selamat pagi, Cia, Gyan. Akhirnya kalian datang juga.” Balas om Dion.

“Senja.” Pekik Cia ketika melihat gadis yang berdiri di belakang asisten pribadi sang papi.

Gadis itu pun melangkah mendekati Senja.

“Jadi kamu yang terpilih menjadi sekretaris Gyan?” Tanya Cia sembari menarik kedua tangan Senja dengan penuh semangat.

“Iya, kak.” Jawab Senja.

Dari tiga kandidat yang lolos wawancara dengan pihak HRD, Senja Anindya lah yang paling beruntung dan terpilih menjadi sekretaris calon Direktur Utama Wijaya Group.

Bukan karena gadis itu adalah sahabat dari Gracia Aurora, anak Direktur Utama saat ini. Namun, karena Senja memenuhi semua kriteria calon sekretaris yang di cari oleh papi Rich dan ayah Dirga.

“Ah, aku senang sekali. Aku percaya kamu bisa, Sen.” Cia memeluk tubuh Senja sebentar.

‘Satu tahap telah berhasil. Tinggal langkah - langkah selanjutnya. Gyan, aku melakukan semua ini untuk kamu.’

Cia kemudian membalik tubuhnya, menatap sang sepupu. “Pak Gyan. Apa tidak mau menyapa sekretarisnya?” Gurau gadis itu.

Gyan menghela nafas pelan. Kemudian melangkah maju.

“Selamat bergabung dengan Wijaya Group, Senja.” Ucap Gyan sembari mengulurkan tangannya.

“I-iya, ka — pak.” Dengan gugup Senja membalas jabatan tangan pemuda itu.

Gyan mengangguk pelan. Jabatan tangan mereka tak berlangsung lama. Bahkan hanya sedikit bersentuhan.

Melihat interaksi keduanya, membuat Cia mengulum bibir dalam.

‘Aku akan membuat kalian berdua dekat.’ Tekat gadis itu dalam hatinya.

Setelah mengobrol sebentar, Cia dan Gyan pun pergi meninggalkan ruangan om Dion. Untuk dua minggu kedepan, Senja akan di latih oleh asisten pribadi papi Richard itu. Setelah dirasa sudah bisa, baru gadis itu akan pindah ke ruangan Gyan, di lantai sembilan belas.

“Aku mau ke ruangan papi sebentar.” Ucap Cia ketika telah berada di luar ruangan om Dion.

“Aku ikut.” Gyan mengikuti langkah gadis itu.

Kebetulan di dalam ruangan papi Rich juga ada ayah Dirga saat ini.

“Papi, papa.” Sapa Cia sembari melangkah masuk.

Dari lima orang muda - mudi di keluarga Wijaya, hanya Cia yang memanggil ayah Dirga dengan sebutan papa. Di kerenakan ia sudah terbiasa memanggil seperti itu sejak masih balita.

“Ada apa?” Papi Rich mengerutkan dahi ketika sang putri sulung memeluk dirinya dan ayah Dirga secara bergantian.

“Terima kasih karena telah meloloskan Senja menjadi sekretarisnya Gyan.” Ucap Cia dengan tulus.

“Jadi kalian sudah bertemu dengannya?” Tanya papi Rich sembari menatap Cia dan Gyan bergantian.

Mereka berdua mengangguk dengan kompak.

“Bukan karena gadis itu teman kamu, Cia. Tetapi dia memenuhi semua kriteria calon sekretaris yang kami cari.” Jawab ayah Dirga.

“Tidak masalah. Senja memang gadis yang pintar dan pekerja keras. Dia juga jujur dan baik hati. Aku tidak mungkin salah memilih teman.” Ucap Cia kemudian.

“Papa tau, pilihan Cia selalu yang terbaik.” Imbuh ayah Dirga.

Cia kembali mendekat pada pria paruh baya itu, kemudian bergelayut manja di lengan ayah Dirga.

“Lalu Gyan. Apa kamu tidak keberatan dengan pilihan kami?” Ayah Dirga meminta pendapat sang putra yang sejak tadi hanya diam.

“Apapun dan siapapun yang kalian pilihkan, aku pasti menerimanya.” Ucap pemuda itu dengan datar.

“Baguslah. Ayah harap, kedepannya kamu bisa bekerja sama dengan baik bersama Senja. Apalagi, yang ayah tau kamu juga sudah mengenal gadis itu sebelumnya.” Imbuh ayah Dirga.

Gyan kembali membalas dengan anggukan kepala pelan.

Setelah itu, Cia dan Gyan pamit kembali ke ruangan masing - masing.

“Terkadang aku merasa Gyan lebih mirip denganmu, kak.” Ucap ayah Dirga sembari memandang pintu ruangan yang kembali tertutup.

Pria paruh baya itu menghela nafas kasar. Sedikit merasa kewalahan menghadapi sikap dingin putra sulungnya itu.

Ia menjadi teringat dengan sikap sang kakak sepupu waktu muda. Sangat mirip dengan Gyan saat ini.

“Ya. Kamu benar. Dan sifat Cia lebih mirip dengan dirimu.” Ucap papi Richard.

Dan ayah Dirga mengangguk setuju. Bahkan kedua putra kembarnya memiliki sifat ceria sama seperti Cia.

Cia gadis periang. Mudah bergaul dengan orang baru. Sama seperti ayah Dirga saat remaja dulu. Punya banyak teman dan kenalan.

“Jangan terlalu di pikirkan. Kamu sudah tua. Mungkin Gyan seperti itu, mewarisi sifat ibunya.” Imbuh papi Rich ketika melihat sang adik sepupu melamun.

“Ibunya juga aneh belakangan ini. Tiba - tiba meminta aku mencari tau, apa Gyan sudah memiliki kekasih atau belum. Padahal, sebelumnya dia tidak rela putra - putranya memiliki teman dekat wanita.” Ayah Dirga mendengus di akhir kalimatnya.

Dahi papi Richard berkerut halus.

“Renatta juga mengatakan hal yang sama. Dia menanyakan apa Cia sudah memiliki kekasih apa belum. Dan yang anehnya lagi, istriku meminta aku menjodohkan Cia dengan salah satu putra rekan bisnis kita.” Jelas papi Rich kemudian.

Ayah Dirga menatap ke arah sang kakak sepupu dengan lekat.

Ada apa dengan para istri mereka? Kenapa seolah berlomba ingin memiliki menantu?

“Apa mereka bertengkar? Dan ingin berlomba memiliki menantu?” Terka ayah Dirga.

“Itu tidak mungkin. Mereka sudah seperti saudara. Mana mungkin bertengkar hanya karena menantu?”

“Tetapi tetap saja. Semua ini terasa aneh kak,”

Papi Richard mengangguk pelan. Sang istri dan saudari iparnya, memang sudah bersahabat sejak mereka kuliah. Segala sesuatu, selalu didiskusikan bersama.

Apa saat ini mereka juga sedang berdiskusi untuk memiliki menantu?

...****************...

1
Ariany Sudjana
puji Tuhan, arrea datang tepat waktu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
salahmu sendiri Gyan. makanya jangan gila
Rafly Rafly
Bagus..beri upper cut atau jab yg keras pada CEO gila' itu..
cepet Lapor sama papi mu gadis bodoh...
Rafly Rafly
CIA...kamu pendidikan tinggi.mtapi bodohnya sampe ubun ubun... tinggal bilang papi mu tentang kelakuan laki laki psikopat itu kan beres...mami dan Tante mu juga udah ada firasat.kamu saja yg juga bebal.. sekarang terima nasib saja...mo di perkosa juga apa daya
Ariany Sudjana
aduh Gyan ini psikopat, kok ga ada yang nolong cia ?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sikap gyan menakutkan. posesif banget. kapan sadarnya dia?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sulitnya gyan berpaling hati. padahal sudah jelas gak mungkin dengan cia.
Rafly Rafly
ue..yee...dang CEO pecundang.. hatinya meradang
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jangan ulangi lagi ya gyan
Amidah Anhar
Boleh kah minta Doble Up 🤭🤭🤭🤭🤭
Rafly Rafly
sang CEO. malah pergi sbg seorang pecundang...
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
berawal dari menyebalkan bisa menjadi mengesankan, Cia.
gyan memang kelewatan. gak ada tanggung jawab nya.
Patrish
waduuh... bahayaaaa...
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
arrea hadir disaat yang tepat.
Ariany Sudjana
ayo arrea semangat, dekati terus Cia
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sepertinya acara ini bakal ramai
Ariany Sudjana
apa nanti cia akan ketemu arrea lagi di bazaar amal? wah Gyan mulai ajak senja nih hehehe
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gyan masih belum move , jangan maksa ya
Amidah Anhar
Gregetan sama Gyian pen tabooook aja palanya biar kembali ke posisi semestinya 😛😛😛😛🤭🤭🤭
Ariany Sudjana
arrea itu calon suamimu CIA hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!