Sebuah pernikahan yang membawa petaka, hal ini lah yang di alami seorang gadis cantik yang bernama Athena.
Gaun pengantin yang berlumuran darah menjadi saksi atas hancurnya kehidupan Athena. Pria yang sangat di cintai nya dengan tega membatalkan sepihak pernikahan yang selama ini merupakan impiannya.
Tidak hanya itu, ia juga harus kehilangan sosok seorang ayah yang telah merawatnya sedari kecil.
Namun sebuah fakta yang mengejutkan mulai terungkap, sosok ibu yang selama ini telah meninggalkannya, ternyata telah membunuh kedua orang tua dari calon suaminya Delano.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Terhitung sejak Delano mulai bekerja di perusahaan, ia menjadi lebih jarang untuk berkomunikasi dengan Athena.
Pria tersebut kesulitan membagi waktu untuk menemui gadisnya.
Sejujurnya ia cukup merasa bersalah karena tidak dapat memberikan perhatian yang lebih, namun ia bersyukur kekasihnya mau mengerti dan tidak menuntut banyak hal darinya.
Di ruangan yang besar itu terlihat Delano tengah sibuk membaca rancangan proposal mengenai Daya tarik masyarakat desa terhadap fashion.
Delano akan langsung turun ke lapangan untuk melihat progress yang sedang berjalan.
Saat itu ia berpikir untuk mengajak Athena ke desa bersamanya hitung-hitung sebagai liburan.
"Minggu depan aku akan pergi ke desa Hatari untuk melihat langsung progress proyek yang sedang di jalankan oleh rekanku. Kamu mau ikut?", Ajak Delano saat bertemu dengan Athena di apartemen milik Delano yang di tempatinya baru-baru ini.
"Berapa hari?", Tanya Athena.
"Kurang lebih 3 minggu", Jawab Delano.
"Kalau aku ikut, nanti aku di sana bareng siapa. Aku kan nggak kenal rekan kerja kamu", Ucap Athena ragu.
"Nanti aku kenalin ke semua yang ada di sana, ada banyak cewek loh, kalau aku bawa kamu setidaknya gak akan ada yang berani ganggu aku", Rayu Delano.
"Kamu sering di ganggu sama cewek di kantor?", Tanya Athena dengan mata melotot tajam.
"Iya, mungkin mereka berpikir kalau aku gak punya pasangan", Jawab Delano mencoba menakuti Athena.
"Oke aku ikut!" Ucap Athena menyetujui ajakan Delano. Ia tidak ingin kekasihnya di goda oleh cewek-cewek yang ada di sana. Terlebih mereka akan berada dalam satu rumah, Athena tidak akan membiarkan itu terjadi.
Kruyukkkk!
"Kamu lapar?", Tanya Delano ketika mendengar suara perutnya Athena.
"Hooh...", Jawab Athena sambil memanyunkan bibirnya.
"Kok gak bilang dari tadi", Delano mencubit pipi gadis itu.
"Kamu tunggu di sini, aku pergi keluar cari makan"
"Aku ikut", Seru Athena.
"Nggak usah ikut.. aku bentar aja kok"
"Tapi aku nggak mau di tinggal sendirian!", Athena menghentakkan kakinya dengan kesal.
Sudah 10 menit sejak kepergian Delano, namun masih tidak ada tanda-tanda Delano akan kembali dalam waktu yang dekat.
Athena menggerutu karena ia merasa sangat lapar sementara Delano masih belum datang.
Lagi-lagi gadis itu menengok jarum jam yang terdapat di tangannya.
"Ishhh... Lama banget sih, katanya cuman sebentar!" Sudah hampir 20 menit namun Lano masih belum kembali.
Athena merebahkan tubuhnya di kasur Delano, ia akan tidur sebentar sampai Delano kembali.
"Na...", Delano mencoba membangunkan Athena yang sedang tertidur pulas di atas tempat tidurnya.
"Na... Ayo bangun!", Delano masih berusaha untuk membangunkan Athena, ia menyingkap rambut yang menutupi wajah gadis itu dan menepuk dengan lembut pipi yang putih mulus.
Athena melenguh dan menggeliat dengan mata yang masih terpejam erat.
"Kamu udah kembali?", Tanya Athena sambil mengucek kedua matanya.
"Udah nih, ayo makan!", Ajak Delano membantu gadisnya berdiri dari tempat tidur.
"Kamu kemana aja sih kok lama banget!", Tanya Athena heran.
"Maaf, tadi ban motor tiba-tiba kempes jadi ke bengkel dulu", Jawab Delano dengan jujur.
"Kok gak ngasih tau!", Athena terlihat kesal karena Delano tidak memberitahunya terlebih dahulu.
"Ponselku ketinggalan..."
"Alesan!", Cibir Athena.
"Udah-udah ayok di makan!", Delano meminta Athena untuk segera menyantap makanan yang sudah ia beli.
***
"Na, kamu yakin ikut Delano ke desa Hatari?", Tanya Ardan ketika memasuki kamar adiknya.
Athena yang baru saja akan tidur kembali duduk sambil mengusap matanya yang berair karena ngantuk.
"Iya", Athena mengangguk.
"Kamu yakin?", Tanya Ardan lagi.
"Iya, kenapa sih nanya itu terus", Ucap Athena sedikit kesal.
"Kakak hanya khawatir"
"Khawatir kenapa loh?", Tanya Athena heran.
"Kamu itu perempuan, bepergian sama pria ke tempat yang jauh dan akan tinggal se rumah, itu yang membuat kakak khawatir. Kakak takut kamu di apa-apain sama Delano!", Ardan mencoba membujuk Athena untuk menolak ajakan Delano. Ia tidak ingin adiknya kenapa-napa.
"Apaan sih, kok berpikir begitu! Di sana itu gak cuman berdua, ada banyak orang kok! Kakak jangan berpikiran aneh-aneh deh. Lagian Delano bukan pria bejat seperti yang kakak pikirin ya!!!", Tukas Athena yang tidak suka kakaknya menjelekkan kekasihnya
"Kamu kan gak tau apa yang ada di pikiran cowok!"
"Aku lebih tau Delano!"
"Kamu gak boleh terlalu mempercayai pria yang jelas bukan suamimu Athena! Dengan mengajak kamu ke tempat yang jauh untuk waktu yang lama membuat kakak kepikiran. Kakak takut dia berniat jahat sama kamu!", Ardan mencoba untuk terus membujuk adiknya.
"Udah ih, Delano bukan pria yang seperti itu! Dah sana kakak keluar, aku mau tidur!" Athena mengusir kakaknya untuk segera keluar dari kamarnya tetapi kakaknya ngotot untuk tidak mau pergi.
"Kakak nggak akan ngijinin!"
"Ih kok kakak jadi ikut campur gini sama urusanku!", Athena terlihat begitu sangat kesal dengan kakaknya.
"Kakak ikut campur karena kakak peduli!", Ardan mulai membentak Athena karena tidak mendengarkan nasehatnya.
"Pokoknya aku akan pergi!!!", Athena menatap Ardan dengan sinis.
"Sejak kapan kamu mulai membangkang kaya gini!", Ardan terlihat mulai emosi.
"Kakak yang mulai aneh! Kenapa kakak jadi lebih suka ikut campur urusanku dengan Lano!"
Plakkk!
Sebuah tangan mendarat tepat di pipi mulus Athena. Tamparannya cukup keras hingga meninggalkan bekas di pipi yang putih itu.
Athena segera berlari ke luar dari kamar tidak mempedulikan kakaknya yang terus memanggilnya.
Pikirannya kalut, iya sangat membenci kakaknya karena sudah berani main tangan.
Athena menyadari semenjak sang kakak berhubungan dengan Rosa, kakaknya menjadi lebih mudah marah dan bahkan sampai berani menamparnya.
Athena terus berjalan menjauhi rumah dan berhenti tepat di sebuah halte. Gadis itu duduk dan menghubungi seseorang untuk menjemputnya.
"Maaf... Kamu nunggu lama?", Tanya Delano yang baru saja sampai.
"Enggak kok", Athena langsung menaiki mobil Delano.
Sejujurnya Athena belum mengatakan kepada Delano bahwa ia baru saja kabur dari rumah.
Saat menelpon Athena hanya mengatakan bahwa ia mencari udara segar dengan berjalan kaki.
Drtttt!
Athena melihat dengan jelas ada panggilan masuk dari seseorang yang bernama Rosa di ponsel milik Delano.
Athena melirik Delano yang masih belum menyadari bahwa ada panggilan masuk dari seseorang yang bernama Rosa.
Athena ingin sekali menanyakan siapa Rosa yang baru saja menelponnya? Kenapa Rosa menelpon pacarnya, dan ada apa sebenernya?
Namun Athena memilih untuk tidak bertanya, ia tidak ingin menambah beban pikiran apalagi nantinya hanya akan membuat hubungannya dengan Delano menjadi rusak karena rasa cemburunya.
Ponsel Delano kembali berdering kali ini bukan hanya sebuah panggilan biasa melainkan sebuah panggilan video yang berasal dari Rosa.
Cemburu? Tentu saja cemburu! Cewek mana yang tidak cemburu ketika melihat seorang perempuan melakukan panggilan video kepada pacarnya!
Athena menatap Delano seolah meminta penjelasan dari pria tersebut, dan sepertinya Delano pun menyadari bahwa Athena saat ini tengah marah kepada dirinya.