NovelToon NovelToon
MALAM TELAH TIBA

MALAM TELAH TIBA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Bullying dan Balas Dendam / Game
Popularitas:476
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Sekelompok siswa SMA dipaksa memainkan permainan Mafia yang mematikan di sebuah pusat retret. Siswa kelas 11 dari SMA Bunga Bangsa melakukan karyawisata. Saat malam tiba, semua siswa di gedung tersebut menerima pesan yang menunjukkan permainan mafia akan segera dimulai. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan menyingkirkan teman sekelas dan menemukan Mafia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dimana Khalil

Saat Malam, Melanie Dieksekusi Oleh Mafia.

Melanie adalah Warga.

Semua Peserta Identifikasi Mafia Dan Mulai Memilih.

“Astaga?!” Intan menutup mulutnya mendapati jasad Melanie dan Yuna tergeletak mengenaskan. Harusnya dia tidak datang lebih awal dan membuat kecurigaan lain. namun kedatangan yang lain sudah membuat kepergian Intan terlambart.

“Eh ada yang lihat Khalil?!” Agil berseru saat semua orang sibuk menyelimuti tubuh Yuna dan Melanie dengan kain putih. Arsya mendongak, menatap Agil yang penuh kekhawatiran.

“Gue dari tadi nggak lihat dia,” Endru menjawab.

“aish, apa yang terjadi kemarin?”

Semua orang menatap ke arah Hagian dan Wira yang baru saja bergabung, menatap kekacauan yang terjadi di aula sungguh diluar dugaan mereka.

“Kemarin Khalil membuktikan bahwa Yuna mafianya” ujar Arsya sambil beranjak, sejenak mengusap sisa darah di telapaknya, “tapi sekarang kita nggak lihat dimana Khalil”

“Terus kalian malah kemana?” ujar Endru.

“Khalil yang nyuruh kita tetap diruangan, terus dimana dia sekarang?”

Tidak ada yang menyahut, semuanya hanya diam memperhatian Hagian yang masih mengintimidasi setiap orang tersisa.

“Gue udah cari disekeliling degung tapi nggak ketemu” timpal Agil. Sekalipun semua orang tidak mencari keberadaan Khalil, Agil sudah lebih dulu menyadarinya. Dia tidak akan membiarkan nyawa sahabatnya kembali di renggut.

“tapi Khalil nggak mugkin dibunuh, pengumumannya nggak bilang kok” kali ini Merah bersuara, mencoba menenangkannya.

“Dia benar, coba kita cari di tempat lain? toilet sudah kalian lihat?”

Agil menatap Farhan sebelum akhrinya berlari tanpa pamit. Pria itu hanya sedang kebingungan dan tidak ingin terjadi apapun dengan sahabatnya. Dengan tergesa-gesa, Agil mendobrak pintu kamar mandi. Kelabakan mencari keberadaan Khalil. Mulai dari kamar mandi satu ke kamar mandi lainnya.

“Khal!”

Agil menelan ludahnya susah payah, menatap Khalil tersungkur di lantai, “Khal!” tangannya mulai menggoyangkan tubuh pria itu, mendapat kepanikan dari semua orang yang mengikutinya.

“Apa yang terjadi?”

Agil mendongak, menatap Hagian dengan napas yang sedang berusaha dia atur dengan stabil. Mendapi Khalil tersungkur lemah, sangat membuatnya ketakutan. Pasalnya, hanya Khalil yang mampu menyelamatkan mereka. bagaimana kalau dia itu pergi lebih dulu dan membuat mereka harus mengulangi semua permainan dari awal, karena warga tidak memenangkannya?

“Khal?!” saat semua orang melamuni Khalil, Arsya lantas berjongkok untuk memeriksa tubuh Khalil tetap ada pada temperatur orang hidup. Memeriksa denyut nadi dan juga napas yang berhembus dihidungnya.

“Bangunlah!”

Arsya mendongak, “Dia masih hidup, kemungkinan ini ulah mafia” gadis itu menunjuk bekas cekikan di leher Khalil sebelum semua orang mengetahuinya, “seseorang mencekiknya”

“Astaga” Agil mengusap rambutnya kasar.

“Mafia udah tahu kalau dia polisi, jadi memang kemungkinan besar mereka sedang mengincar Khalil sekarang”

Semua orang menoleh ke arah Nathan, “bukankah dia mengatakannya?”

“Khalil polisi?” gumanan Wira membuat Hagian melirik sejenak. Namun yang lain hanya mengangguk karena memang semalam Khalil sudah membuka identitasnya.

“Arghhh...”

Arsya dan Agil membantu tubuh Khalil untuk duduk, memastikan bahwa pria itu baik-baik saja, “Ada yang sakit?”

Khalil menatap sekeliling yang sempat buram, sebelum menjadi fokus dengan Arsya. Gadis itu tampak dimana-mana sekarang, sementara Dion tidak pernah terlihat seaktif biasanya. Dimana pria itu? apakah Khalil benar-benar membuatnya marah?

“Khal?”

Khalil mengerjab, sebelum memegang lehernya yang terasa sakit, “cuman, nggak papa, Sya”

“Mafia itu pasti mencoba bunuh lo dengan cekik leher lo, Khal”

Khalil menatap Farhan, “Benarkah?”

“Leher lo berbekas cekikan” bisik Arsya.

“Kalau mafia tahu gue polisinya, kenapa nggak bunuh aja? kenapa cuman ngelakuin percobaan bunuh diri?”

“Gimana sama Yuna?”

“dia udah meninggal dan Melanie juga” ujar Agil.

Khalil menghela napas, dia pikir setelah ini tidak ada yang dieksekusi kecuali dirinya. Tapi justru, mafia malah menghabisi orang yang tidak bersalah untuk kemenangannya sendiri.

“Kita lebih baik kembali, lo juga butuh istirahat, Khal” Arsya membantu Khalil berdiri, dibantu Agil.

Sebelum semua beranjak meninggalkan toilet. Khalil menghadang tubuh Farhan, “Nanti kita bicara berdua di rooftop”

Seperti penting namun Arsya tidak begitu peduli. Yang dia butuhkan hanyalah istirahat dan Khalil harus mau melakukannya.

“Baiklah”

“Kita ke UKS sekarang,” timpal Agil, “Lo tuh bisa-bisanya ya ngilang, untung aja masih ada orang yang berpikir jernih dan nemuin lo”

Khalil hanya terkekeh disepanjang menuju ruang kesehatan, Agil tak kunjung berhenti mengomel. Pria itu bisa-bisanya terlihat seperti Ibu-Ibu yang mengomeli anaknya bolos sekolah.

“Lo nggak malu di lihatin Arsya begitu?”

Agil menoleh pada Arysa yang tersenyum sebab ujaran Khalil, “Ar, lo ngapain disini?”

Ketiga orang itu menghentikan langkahnya. Bahkan setelah senyuman Arsya berubah begitu saja, dingin.

“Lo kok ngomong gitu?”

“Jangan bikin semua orang terlebih Dion salah paham sama Khalil, kita semua tahu lo deket sama Dion, gue cuman nggak mau kalau Khalil disangka yang enggak-enggak”

Khalil menghela napas, “Udah, Gil”

Arsya hanya diam. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi? Saat semua orang mengatakan demikian padahal Arsya tidak pernah menganggap siapapun lebih. Apalagi Dion yang digosipkan dekat dengannya.

“Udah nggak usah didengerin, dia emang kadang ngeselin” timpal Khalil berusaha mencairkan suasana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!