Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 AKTI
Keysa menjalani perawatan rawat inap di Puskesmas selama dua hari, mengingat kondisinya semakin membaik. Tepatnya hari ini dia sudah diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter.
Dibantu Bu Wini dan Genk Bu Rini, mereka semua mengantar Keysa pulang ke rumah dengan menggunakan mobil siaga desa yang tempo hari ditumpangi Keysa ke Puskesmas.
Diantara ibu-ibu yang mengantarnya, tak ada satupun dari mereka yang membahas perihal kehamilan Keysa? siapa bapak dari anak yang dikandungnya?, dan kapan melangsungkan pernikahan dan lain-lain.
Sementara Keysa tampak semakin membaik, wajahnya tak lagi pucat saat pertama kali dibawah ke puskesmas. Apalagi kabar yang dibawa Bu Rini semakin membuatnya bersemangat untuk pulang ke rumah.
Bagaimana tidak, Pak Harun kalah atas gugatan tanah yang dilayangkan kepada Keysa. Ternyata dokumen penting berupa sertifikat tanah yang dibawanya hanyalah sertifikat palsu. Untungnya istri pertama pak Harun mendatangi kantor desa untuk membongkar kebusukan sang suami.
Alhasil tanah yang dihibahkan untuk mendiang neneknya tetaplah menjadi tanah milik nenek Keysa. Yang mana tanah itu sudah diwasiatkan oleh mendiang Mbah Sukarni untuk Keysa seorang.
"Terima kasih ibu-ibu, tanpa bantuan kalian, saya tidak yakin bisa kembali menginjakkan kaki di rumah ini." ucap Keysa dengan mata berkaca-kaca setelah baru saja sampai di rumahnya.
"Sama-sama neng Keysa, selagi kami masih bisa membantu neng Keysa, kami akan terus melakukannya. Lagian tidak masalah kan, justru kami senang bisa membantu teman seperjuangan mencari kerang." ucap Bu Rini disertai candaan, membuat yang lainnya hanya mampu tertawa.
"Saya buatkan minum dulu ya ibu-ibu" ucap Keysa tersenyum.
"Tidak usah, kamu baru juga sampai, sebaiknya istirahat saja di kamar. Lagian kami juga mau pada pulang ke rumah." ucap Bu Wini cepat.
"Iya, benar yang dikatakan Bu Wini, jangan kerja-kerja dulu, perbanyak istirahat. Apalagi kamu hampir saja keguguran." sahut Bu Dijah mengingatkannya.
"Memangnya kemana perginya bapak dari anakmu?" tanya Bu Rini yang begitu penasaran siapa pria yang sudah menghamili Keysa.
Deg!
Keysa hanya diam membisu tanpa menjawab pertanyaan Bu Rini. Seketika raut wajah Keysa mendadak berubah, senyuman diwajahnya langsung hilang, hanya menyisakan kesedihan mendalam di manik matanya.
Bu Rini menjadi serba salah dengan pertanyaannya barusan, apalagi Keysa tidak menjawab pertanyaannya. Untuk itu, Bu Rini bersama teman-temannya memilih pamit untuk pulang ke rumah masing-masing.
Sehingga hanya Bu Wini yang masih berada di rumah Keysa. Tampak Bu Wini mendekati Keysa yang sedang menunduk menyembunyikan kesedihannya.
"Jangan dipikirkan pertanyaan Bu Rini. Kalau kamu belum mau bicara, ibu akan...." Belum juga menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Keysa langsung berhambur memeluknya.
Bu Wini hanya mampu mengelus punggungnya, membiarkan Keysa menangis dalam pelukannya. Wanita paruh baya itu tidak tahu permasalahan yang sedang dihadapi Keysa. Namun dia ikut sedih mendengarnya.
Cukup lama mereka diposisi seperti itu, hingga tangis Keysa reda dan perlahan Keysa melepaskan pelukannya.
"Duduk dulu." ucap Bu Wini dengan mata berkaca-kaca sembari menuntun Keysa duduk di kursi.
"Bu, aku mau mengatakan sesuatu." ucap Keysa dan tidak bisa terus-menerus menyembunyikan rahasianya, karena cepat atau lambat semuanya akan terbongkar.
"Katakan saja, ibu akan siap mendengarnya." ucap Bu Wini lemah lembut dan sejak kecil mengenal sosok Keysa.
Dengan terpaksa Keysa menceritakan kejadian kelam yang pernah dialaminya, hingga akhirnya ia mengandung anak dari pria brengsek nan bajingan itu.
Bu Wini sampai terkejut mendengar ceritanya, bahkan wanita paruh baya itu menangis memeluk Keysa dan berusaha meyakinkan Keysa untuk selalu kuat menjalani hari-harinya.
*
*
*
Sementara di kota berbeda.....
Erlan menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Semenjak beberapa hari ini dia mengalami mual dan muntah setiap pagi, siang dan malam.
Kedua orang tuanya sangat khawatir dengan kondisinya, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk membawa Erlan ke rumah sakit.
"Mommy, aku mau pulang saja ke rumah." ucap Erlan dengan wajah cemberut menempati tempat tidur pasien.
"Tidak bisa, kondisimu belum membaik. Mommy sangat khawatir mendengarmu setiap pagi mual dan muntah kayak orang lagi hamil." omel Nyonya Hani yang sedang duduk di kursi samping tempat tidur pasien.
"Erlan, jawab pertanyaan mommy, apa kamu menghamili anak orang? Atau jangan-jangan kamu menghamili Shakira? karena melihat gelagat mu sangat aneh." ucap Nyonya Hani dengan pikirannya yang mulai menerka-nerka.
Deg!
Erlan diam seribu bahasa mendengar ucapan ibunya. Hanya satu wanita yang pernah ditidurinya yaitu wanita berkaki mulus yang bernama Keysa. Bahkan wanita itu sedang hamil, tapi tidak mungkin jika dirinya yang menghamilinya.
"Benar, persis kayak kakekmu dulu, dia yang mengalami mual dan muntah dan ngidam macam-macam, sedangkan Oma hamil kebo, bisa makan sepuasnya tanpa hambatan." sahut Oma Miranda tersenyum membenarkan ucapan menantu kesayangannya.
Lagi-lagi Erlan tidak bersuara, dia hanya mampu memijit keningnya yang mendadak pusing mendengar omelan ibu dan Omanya. Untungnya ayahnya sedang bekerja, jika tidak, dia harus menghadapinya ketiganya.
"Erlan, jangan membohongi kami. Soalnya Oma pernah menemukan kancing baju seseorang di kamar hotel yang kamu tempati." ucap Oma Miranda dengan entengnya.
"Kancing baju!. Siapa orangnya Erlan? apa itu kancing baju Shakira?" tanya Nyonya Hani sambil menatap putranya dengan tatapan penuh selidik.
"Jangan sebut nama wanita itu lagi mommy. Hubungan kami sudah berakhir. Lagian bisa saja itu kancing baju Oma yang terlepas di kamar hotelku atau petugas kebersihan yang membersihkan kamarku. Kalau tidak percaya cek saja cctv-nya. Dan tidak mungkin juga aku menghamili anak orang, mommy. Lagian kalian tahu kondisiku seperti apa." ucap Erlan buka suara sekaligus membela diri.
Namun tiba-tiba Erlan kepikiran dengan Keysa.
Apa wanita itu masih bekerja di hotel EQueen. Andai saja wanita itu tidak hamil dari pria lain, mungkin aku akan membawanya ke hadapan orang tuaku. Batin Erlan sambil mengusap rambutnya.
"Nanti mommy cek cctv-nya." ucap Nyonya Hani dengan kesalnya. Namun, dari ucapan putranya semuanya terdengar logis, putranya memang memiliki kekurangan dan mustahil jika menghamili anak orang.
"Apa jangan-jangan kak Erlan kena karma, mommy." timpal Erina sedramatis mungkin berdiri di belakang Omanya.
"Anak kecil tidak usah ikut campur." ucap Erlan sambil menunjuk adik tersayangnya.
"Iiih aku bukan anak kecil lagi, sebentar juga aku menikah terus punya bayi lucu-lucu. Tapi cuma bohong." ucap Erina disertai gelak tawa.
"Kalau ada pria yang bersungguh-sungguh melamar Erina, kami akan menikahkannya." timpal Oma Miranda dengan entengnya.
"Tidak bisa Oma, umur Erina masih muda. Erina belum keliling dunia, Erina belum rampung membangun sekolah-sekolah gratis untuk anak-anak kurang mampu dipenjuru negeri ini. Pokoknya Erina belum siap menikah, kalau pun Oma, mommy dan Daddy memaksa, Erina bakal kabur dari rumah." ucap Erina dengan rasionalnya menanggapi ucapan Omanya. Bahkan target menikahnya lima tahun kedepan, titik!.
"Belum apa-apa, sudah berencana mau kabur." ucap Oma Miranda geleng-geleng kepala, sifat cucunya sebelas duabelas dengan menantunya yang super bar-bar.
Nyonya Hani hanya mampu menghembuskan nafas kasar, dia menjadi khawatir dengan rencana sang suami yang ingin menjodohkan putri satu-satunya dengan anak dari rekan bisnisnya.
"Erlan, mommy hanya mau mengingatkanmu. Kalaupun kamu pernah berbuat kesalahan, maka kedepannya jangan pernah ulangi." ucap Nyonya Hani sambil menggenggam tangan putranya. Sepertinya tak ada titik temu sakit yang dialami putranya.
"Baik Mommy, aku tidak akan mengulanginya. Aku akan belajar dari kesalahan." ucap Erlan bersungguh-sungguh.
"Iya nak. Mommy, hanya mampu mendoakan mu, agar Tuhan menyembuhkan sakit mu." ucap Nyonya Hani yang hanya mampu menyerahkan segalanya kepada sang pencipta.
🍁🍁🍁🍁
Delapan bulan kemudian.....
Kehamilan Keysa sudah memasuki bulan kesembilan dan tinggal menunggu hari persalinannya yang sesuai tanggal prediksi dari dokter.
Keysa tidak menyangka bulan-bulan sebelumnya bisa dia lalu dengan baik bersama calon bayinya. Padahal bulan keempat kehamilannya menjadi hal terburuk baginya.
Kehamilannya diketahui oleh para tetangga dan warga desa Pesisir, walau tak banyak mengenalnya, namun Keysa menjadi bahan gosip warga Desa Pesisir.
Cacian dan makian tidak henti-hentinya dilontarkan para tetangga terhadapnya, karena hamil diluar nikah. Karena itu, Keysa memilih mengurung diri di rumah.
Namun seiring berjalannya waktu, semuanya bisa diredam, karena bukan cuma dirinya saja hamil diluar nikah, kebanyakan anak warga desa yang merantau ke kota pulang-pulang berbadan dua.
Saat ini Keysa sedang duduk diteras rumah, sembari menikmati suasana pagi yang cerah. Namun tiba-tiba....
"Awww... perutku sakit." lirihnya sambil memegangi perut buncitnya.