NovelToon NovelToon
Possesif BADBOY

Possesif BADBOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Abil Rahma

Pertemuan pertama yang tak disangka, ternyata membawa pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Membuat rasa yang dulu tak pernah ada pun kini tumbuh tanpa mereka sadari.

kehidupan seorang gadis bernama Luna yang berantakan, membuat seorang Arken pelan-pelan masuk ke dalamnya. Bahkan tanpa Luna sadari, setiap dia tertimpa masalah, Ken selalu datang membantunya. Cowok itu selalu dia abaikan, tapi Ken tak pernah menyerah atau menjauh meski sikap Luna tidak bersahabat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 16 Kekesalan Luna

"Lo kesambet setan sekolahan, Ken?" tanya Satria heran, saat melihat Ken tersenyum tidak jelas, bahkan sejak pemuda itu datang ke markas.

"Ck. Jangan asal ngomong Lo Bang!" sahut Ken tak terima, pasalnya bukan itu yang menjadi alasannya tersenyum sejak tadi.

"Terus apa, udah gak waras?" tanya Satria.

"Adalah Bang, kaya Lo gak tahu aja" sahut Ken.

Dia teringat waktu di taman belakang sekolah tadi. Luna yang tiba-tiba langsung memeluknya saat mengetahui ada banyak ulat bulu, bahkan gadis itu menyembunyikan wajahnya di dada Ken, terlihat sangat nyaman. Tapi saat Luna menyadari itu, dia langsung melepaskan pelukannya.

"Ngapain Lo meluk gue? Dasar modus!" tuduh Luna, setelah melepas pelukannya. Dia bahkan mendaratkan sebuah pukulan di dada Ken.

Ken tentu saja terkekeh mendengar tuduhan gadis itu, "Lo lupa siapa yang peluk duluan, hm?" tanyanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Tau ah! Dasar modus!" Luna bahkan tak berani menatap Ken seperti biasa, gadis itu memilih kabur dari sana sambil menundukkan kepala.

"Awas ada ulet bulu!" teriak Ken menggoda Luna.

"Gak takut!" sahut Luna, dia tahu Ken hanya menggodanya.

Ken terkekeh mendengar jawaban gadis itu. Dia yakin, jika Luna sedang malu dan salah tingkah sekarang. Apalagi dia justru menuduhnya yang memeluk duluan. Hal itu membuat Ken makin tersenyum puas. Bahkan senyumnya tak pernah luntur sejak tadi.

Saat di mobil ketika akan mengantar kedua orang tuanya, dia pun sempat ditanya banyak hal, kenapa senyam senyum tidak jelas. Tentu Ken tidak menjawab alasan yang sebenarnya. Tak ingin orang tuanya tahu jika hatinya sedang berbunga, terlalu malu mengakuinya.

"Woii Ken!" Satria mendorong bahu Ken yang hanya diam tak menjawab pertanyaannya, bahkan pemuda itu tersenyum tidak jelas seperti orang gila.

"Bener-bener dah gak waras Lo ya!" sentak Satria.

Ken terkekeh mendengar ucapan Satria, "Kayaknya gue jatuh cinta Bang," sahutnya setelah sadar dali lamunannya.

Satria memancingkan matanya menatap Ken, "Syukur deh, gue kira Lo belom move on dari j*lang itu," sahutnya lega.

"Ck, gak usah bahas dia bang, bikin gue naik darah aja," protes Ken saat Satri kembali mengingatkan pada mantan pacarnya yang kini justru menjadi ani-ani atau pelor.

"Gimana tadi? Tawanan itu mau ngaku?" tanya Satria sengaja mengalihkan pembicaraan. Sebeb tujuannya menghampiri Ken memang untuk membahas hal tersebut, tapi saat dia datang Ken justru sedang melamun dan senyam senyum tidak jelas.

Saat ini mereka sedang berada di balkon lantai dua, hanya ada Ken dan Satria, sedangkan yang lain ada di lantai bawah.

"Ya, dia ngaku ngeroyok Raka, tapi gak ngaku kalau ada yang nyuruh, tapi gue belum percaya Bang, nanti gue bakalan desak dia lagi biar ngaku," jawab Ken.

"Emang itu yang harus Lo lakuin," sahut Satria mendukung penuh.

☘︎☘︎☘︎

Di tempat berbeda, di waktu yang sama. Seorang gadis sedang berjalan di tepi pantai seorang diri. Dia sengaja ingin menyendiri, melipir dari hiruk pikuk kehidupan yang berisik, tapi terasa sepi untuknya.

Setelah tadi menerima hasil kelulusan, dia dan teman sekelasnya memutuskan untuk pergi ke pantai. Ternyata banyak yang memilih ikut, bahkan dari kelas lain pun. Hingga suasana pantai terasa ramai oleh anak-anak SMA yang baru saja merayakan kelulusan.

Luna, gadis itu berjalan di tepi pantai dengan langkah pelan. Kakinya terkadang tersapu ombak dan menenggelamkan sebagian kakinya. Ombak juga menghilangkan jejak kakinya yang terlihat teratur.

"Ck, bodo banget gue! Kenapa sih harus meluk tuh cowok! Dia pasti ke ge-er an banget! Bodo sumpah!" rutuknya pada diri sendiri saat mengingat kejadian tadi.

Jujur, dia malu sekali tadi, apalagi saat menuduh Ken yang memeluknya. Tapi, kalau boleh jujur, pelukan Ken terasa nyaman sebenarnya.

"Ck, gue mikir apaan sih?" dia mengingkari ucapan batinnya sendiri.

"Dia tuh cowok nyebelin, pemaksa dan masih banyak lagi. Dan semuanya hal buruk ada di tuh cowok!" tuduhnya tanpa bukti apapun, sebab dia hanya mengeluarkan kekesalannya saja.

"Lo ngapain ngomel sendiri Lun?"

Luna tersentak saat mendengar ucapan seseorang yang sangat dia kenali, "Gak, gue lagi kesel aja sama orang," jawabnya.

"Siapa? Gue? Atau Mauren, atau Sera?" tanya Gadis.

"Bukan kalian, adalah pokoknya, kalian gak kenal sama tuh cowok!" sahut Luna, yang langsung kesal saat mengingat wajah Ken.

"Cowok tadi itu?" tanya Mauren, sebab hanya dia yang melihat Ken tadi. Sedangkan Gadis yang Sera tidak mengetahui, karena mereka memng tidak satu kelas.

"Yang ngasih Lo bunga?" tanya Sera antusias, sebab dia tahu jika Luna mendapatkan bunga dari cowok.

Luna hanya mengangguk.

"Bukannya harusnya Lo seneng ya dapat bunga dari cowok, ah kalau gue pasti bahagia banget," sahut Sera lagi, karena di sini hanya Sera dan Luna yang jomblo.

"Dia tuh kayaknya suka sama Lo deh Lun, gue lihat dari tatapan matanya," ujar Mauren.

"Ngaco Lo! Biarpun dia suka, gue ogah sama dia, bukan tipe gue. Dia tuh bad boy, sedangkan tipe gue tuh good boy, kaya si Al," jawab Luna jujur.

"Bad girl tipenya good boy, mimpi aja Lo!" sahut Gadis yang sejak tadi diam.

Entahlah, sejak kejadian waktu itu di rumah Gadis, hubungannya dengan Gadis menjadi tidak sebaik dulu. Sekarang Luna lebih sering bersama Mauren, bahkan curhat pun yang biasanya dengan Gadis kini dia lebih suka memendam semuanya sendiri.

"Semua orang gitu kali Dis, tipe cowok yang gue impikan juga good boy, emang Lo tipenya bad boy ya?" sahut Mauren.

Ketiganya menatap Gadis, menunggu jawaban sahabatnya itu. "Hm, pacar gue bad boy, dan gue cinta sama dia. Meskipun bad boy, dia baik dan bucin sama gue," jawab gadis percaya diri.

Luna yang mendengar itu langsung berujar, "Semoga aja Lo gak dimanfaatin aja sama cowok Lo Dis," sahutnya, sebab Luna merasa pacar Gadis hanya ingin memanfaatkan Gadis. Apalagi cowok itu berani berbuat tidak senonoh di rumah Gadis.

"Ck, ngapain Lo ngomong gitu? Kayak gak suka aja gue punya pacar! Dia gak akan kaya gitu, asal Lo tahu!" sahut Gadis naik darah, bahkan dia langsung meninggalkan ketiganya, membuat mereka heran.

"Gadis kenapa sih, baperan banget?" tanya Sera yang memang tidak tahu apapun, sebab dia hanya bercerita dengan Mauren.

"Udah biarin aja, ntar sembuh sendiri," sahut Mauren tak mau mengatakan yang sebenarnya.

"Tapi yang dibilang Luna bener sih. Kalian tahu gak? Pasti gak tahu kan?" Sera menatap dua sahabatnya yang terlihat bingung akan ucapannya.

"Apaan sih? Lo belum bilang ya kita gak tahu, bego!" sahut Mauren, kesal.

"Beberapa hari yang lalu gue main ke rumah Gadis, dan kalian tahu apa yang gue temuin?" Sera menatap Luna dan Mauren secara bergantian.

"Gak tahu!" sahut Luna dan Mauren secara bersamaan.

"Cepatan deh kalau mau ngomong, jangan bikin gue kesel!" kali ini Luna pun ikut kesal dengan tingkah Sera.

"Pertama, di kamar mandi gue gak sengaja liat semvak cowok! Awalnya Gue kira milik bokapnya, eh pas gue mau buang sampah, gak sengaja nemuin bekas kond*m, dan gue makin yakin kalau Gadis meliara harimau jantan di rumahnya," bisik Sera.

"Ajir! Sumpah Lo jorok banget Sera!" seru Mauren, jijik mendengar dua benda aneh itu.

"Gue serius ih!" kesal Sera.

Luna hanya diam, sebab dia menyaksikan sendiri bagaimana Gadis sedang bercumbu dengan seorang cowok, dan saat itu Gadis hanya mengenakan pakaian tipis, sedangkan si cowok bertelanjang dada. Mereka sudah seperti pasangan suami istri.

"Masa iya Gadis gitu sih? Senakal-nakalnya gue kalau pacaran paling cuma ciuman doang," sahut Mauren yang langsung menutup mulutnya saat sadar membuka aibnya sendiri.

"Anjiir! Serius Lo kokop-kokopan sama cowok Lo Ren?" tanya Sera tak percaya. Diam menatap Mauren menunggu jawaban sahabatnya itu.

"Ck, mulut Lo kalo ngomong!" sahut Luna kesal, sebab mulut Sera sama sekali tidak memiliki filter.

"Ih, gue juga pengen," Sera tak menghiraukan ucapan Luna.

"Sera gila!" seru Luna dan Mauren hampir bersamaan.

"Dahlah gue cabut! Makin gak waras gue denger Sera ngomong!" Luna memilih meninggalkan Sera dan Mauren yang membahas hal yang seharusnya tidak mereka bahas.

"LUNA TUNGGUIN!" seru Sera dan Mauren, mengejar Luna yang lebih dahulu berlari meninggalkan mereka.

Ketiganya berhenti di sebuah warung dan mereka memesan minuman karena hasil berlari cukup jauh.

Tak lama ponsel Luna berdering, dan gadis itu langsung menerima panggilan tersebut meski sedikit malas.

"Kamu dimana Luna?" tanya seseorang diseberang sana yang tak lain Mamanya.

"Main, ada apa Mama telepon?" tanyanya, sebab dia tahu jika sang mama menelepon sudah pasti ada sesuatu.

"Pulang sekarang! Ingat nanti malam pertemuan kamu sama calon suami kamu, awas jangan kabur!" jawab Mamanya dari seberang sana.

"Ck, iya!" Luna langsung memutuskan panggilan tersebut.

"Kenapa?" tanya Mauren.

"Nyokap nyuruh gue balik," jawabnya.

"Soal pertemuan itu?" tanya Mauren lagi yang memang mengetahui hal tersebut. Kebetulan juga, saat ini Sera sedang ke kamar mandi.

Luna mengangguk, "Sebenarnya gue males, tapi gue gak bisa kabur gitu aja," jawabnya.

"Coba Lo temuin dulu aja, nanti kalau gak sesuai, Lo bisa nolak," saran Mauren.

"Gue gak bakalan bisa nolak Ren, Lo tahu bokap gue, kan?"

Mauren mengangguk, "Kalo gak Lo bisa kabur, kalau emang gak sesuai, dan gue siap bantu," sahutnya.

Luna menggeleng, "Gue gak mau Lo kena masalah Ren, biar ini jadi urusan gue," putus Luna.

1
Felycia R. Fernandez
udah biarin aja Ken,lama lama gue Gedeg juga ma Luna.udah di tolong pun,klo gak hidupnya bakalan kelar kemaren.udah dibantuin juga.
Felycia R. Fernandez
Payah,Luna tipe pembangkang tapi gak bisa bela diri...keras kepala tapi payah...
ntar ujung ujungnya Ken juga yang repot
Felycia R. Fernandez
Dania dapat karma ini,niat hati menjual anaknya malah dia yang dijual suami tersayangnya😆😆😆
Felycia R. Fernandez
jahil banget si Ken 😆😆😆😆
Felycia R. Fernandez
mampus la,yang bela bela suami...
bucin tolol,rasain lho kan udah kek LC dibuat suami sendiri
Felycia R. Fernandez
menjijikan 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Felycia R. Fernandez
untung ada Satria
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
karena ada pujaan hatinya disekolah Bun Yah 😆
Felycia R. Fernandez
tadi juga udah mau ditolong Ken,kamu aja yang sok
Felycia R. Fernandez
rasain
Felycia R. Fernandez
pedes apa perih
Felycia R. Fernandez
apa sebelum ini ada novel lain kk Thor,kayak udah kenal banget Ken dengan Luna
Kim Rahma💜: ada, tapi cuma cuplikan doang,
total 1 replies
RaVaNieZka
Ini karya yg sama sprt *Bad Boy Tampan itu Suamiku*
Kim Rahma💜: beda kak, ini kisah lain, dri abang mereka, terimakasih udah mampir🙏😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!