NovelToon NovelToon
Janji Di Atas Bara

Janji Di Atas Bara

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Tamat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

"Janji di Atas Bara" – Sebuah kisah tentang cinta yang membakar, janji yang teringkari, dan hati yang terjebak di antara cinta dan dendam.

Ketika Irvan bertemu Raisa, dunia serasa berhenti berputar. Cinta mereka lahir dari kehangatan, tapi berakhir di tengah bara yang menghanguskan. Di balik senyum Raisa tersimpan rahasia, di balik janji manis terselip pengkhianatan yang membuat segalanya runtuh.

Di antara debu kota kecil dan ambisi keluarga yang kejam, Irvan terperangkap dalam takdir yang pahit: mempertahankan cintanya atau membiarkannya terbakar menjadi abu.

"Janji di Atas Bara" adalah perjalanan seorang pria yang kehilangan segalanya, kecuali satu hal—cintanya yang tak pernah benar-benar padam.

Kita simak kisahnya yuk, dicerita Novel => Janji Di Atas Bara
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23

Darwis terus menyeret Irvana dengan kasar hingga menjatuhkannya ke kursi malas di teras samping pintu. Irvana yang mulai sadar hanya menatap ayahnya dengan pandangan kecewa.

"Dengar aku! Kau tidak diizinkan lagi menginjak rumah itu. Perempuan yang ingin kau ambil itu sudah menjadi milik orang lain, Irvan!" pekik Darwis, suaranya meninggi menahan amarah.

"Kenapa aku harus memikirkan orang lain, sedangkan tidak ada satu pun orang yang peduli padaku?!" balas Irvana dengan suara serak penuh emosi.

"Astaga, Irvan---" Darwis menaruh kedua tangannya di pinggang, lalu mengusap wajahnya dengan frustrasi. "Kau ini keras kepala sekali! Sudah kubilang, lupakan dia! Sekeras apa pun kau berusaha, dia tetap akan menjadi milik suaminya, bukan milikmu! Dunia Raisa sudah berbeda dengan duniamu, Irvan!"

Irvana berdiri, menatap wajah ayahnya dengan tatapan tajam hingga wajah mereka hampir bersentuhan.

"Aku yang akan membakar dunianya, Dad. Meski aku harus menjadi abu sekalipun, aku tidak peduli!" ujar Irvana dengan nada menantang.

Darwis yang tersulut emosi menarik kerah kemeja Irvana, menunjuk wajahnya dengan jari.

"Dengar baik-baik! Kau tidak akan pernah lagi menginjak rumah itu!" tegas Darwis dengan nada menggelegar.

"Aku akan tetap mendatanginya sampai dia menjadi milikku!" balas Irvana keras kepala.

"Aku tidak akan mengizinkanmu!"

"Aku tidak peduli!" debat Irvan lagi.

Plaaak!

Tangan Darwis mendarat di pipi Irvana, sedangkan Gilang hanya bisa meneteskan air mata frustasi tak tahu harus berbuat apa. lalu Darwis kembali menarik kemeja anaknya dengan kasar dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Anak kurang ajar! Aku sudah membesarkanmu dengan kasih sayang, dan kau balas aku dengan rasa malu yang besar!" bentaknya sambil terus menarik Irvana menuju kamar. "Sekarang masuk! Kau tidak akan bisa pergi lagi ke mana pun!"

Darwis mendorong Irvana masuk ke dalam kamar, lalu menguncinya rapat dari luar.

~

Di teras, Darwis menyalakan rokoknya lalu menghembuskan asapnya dengan kasar. Gilang yang sejak tadi berada di sana akhirnya membuka suara.

"Daddy! Irvana tidak salah!" protes Gilang dengan nada tinggi. Ia tahu betul kisah cinta antara Irvana dan Raisa.

Namun, Darwis hanya berjalan mondar-mandir sambil terus mengisap rokoknya.

"Kau melakukan hal yang sangat tidak benar padanya!" seru Gilang lagi. "Seluruh kota sudah menyaksikan kisah cinta mereka, Dad!" lanjutnya dengan suara bergetar menahan emosi.

Darwis yang mendengar itu segera berbalik dan menatap tajam ke arah Gilang.

"Dan seluruh kota juga sudah menyaksikan pernikahan Raisa!" pekiknya keras.

"Apa persahabatanmu dengan Dharma lebih penting daripada cinta Irvana padanya?" balas Gilang tak kalah keras. "Atau karena Irvana bukan anak kandungmu, jadi kau lebih membela sahabatmu yang bajingan itu?!"

Plaaak!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Gilang. Ia memegangi pipinya yang terasa panas, menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku setiap hari melihat kau berusaha memenuhi semua impian Irvan. Aku juga melihatmu bekerja keras tanpa lelah demi kebahagiaannya. Tapi kenapa sekarang kau memperlakukannya seperti ini, Dad?" suara Gilang pecah, air matanya akhirnya jatuh. Ia tak sanggup lagi menahan perih melihat Irvana terus menderita karena cintanya.

Darwis tak menjawab, dia berbalik dan membuang rokoknya kesembarang arah dengan kasar. Dia menatap keseluruh arah di halaman, dan barulah menjawab ucapan Gilang.

"Aku juga menginginkan apa yang Irvana inginkan, Gilang." kata Darwis akhirnya. "Itulah kenapa, waktu malam itu aku datang kerumah Dharma sesuai permintaan Irvan." lanjutnya.

~Flashback On~

Malam itu, Darwis memenuhi permintaan Irvana untuk datang ke rumah Dharma, bermaksud melamar Raisa.

Sementara di rumah Raisa, gadis itu sudah duduk di depan meja kerja sang Papa. Neneknya pun turut hadir di sana.

"Papah, ada sesuatu yang ingin aku katakan," ucap Raisa pelan.

Namun wajah Dharma tampak tegang, mengingat kejadian ketika Raisa dan Irvana berciuman di halaman rumah beberapa waktu lalu.

"Papah--" panggil Raisa lembut, berharap ayahnya mau menatap dan mendengarkannya.

"Ya, katakan," jawab Dharma datar.

"Pah, aku ingin memberitahu sesuatu padamu. Aku--- aku mencintai seseorang," ucap Raisa gugup sambil memainkan jemarinya.

Dharma tidak langsung menjawab. Ia malah merobek selembar kertas dari buku catatannya, entah apa yang baru saja ia tulis. Ingatannya kembali pada pemandangan yang membuat darahnya mendidih saat Raisa dan Irvana yang bermesraan di halaman rumah.

Sang nenek akhirnya membuka suara lebih dulu. "Siapa pria yang kau cintai, Nak?" tanya Nenek Ratna lembut.

Sementara itu, Darwis yang baru saja tiba di depan pintu menunda niatnya untuk masuk. Ia mendengar seluruh percakapan dari dalam, menunggu nama siapa yang akan disebut oleh Raisa.

"Papah, please-- ini sangat penting," mohon Raisa dengan mata memohon.

Dharma menghela napas panjang, lalu menaruh dagunya dengan satu tangan.

"Baiklah, Papah akan mendengarkan. Siapa pria yang kau cintai itu?"

Darwis di luar tersenyum lega. Ia menghentakkan tangannya ke paha berkali-kali, berharap nama Irvana akan disebut.

Namun---

"Dia-- dia adalah Febri. Febri Wijaya Ramadan," jawab Raisa pelan.

Wajah Dharma seketika berubah. Ketegangan di dalam dirinya perlahan runtuh. Namun berbeda dengan Darwis yang mendengarnya dari luar_ rasa kecewa jelas tergambar di wajahnya. Nama yang diharapkannya tidak keluar dari bibir Raisa.

"Papah, aku dan Febri adalah teman satu kampus di London. Dia seniorku di sana. Kami diperkenalkan oleh teman satu kelompok, lalu sering bertemu hingga akhirnya kita saling mencintai," jelas Raisa panjang lebar.

"Kau-- kau tidak sedang membohongiku, kan?" tanya Dharma tak percaya.

"Pah, untuk apa aku berbohong padamu? Apa selama ini Papah pernah mendengar aku berbohong?" balas Raisa dengan nada terluka.

"Raisa, ceritakan semua tentangnya pada Papahmu," pinta Nenek Ratna.

"Pah, Febri itu tampan dan mapan. Dia seorang pengusaha berlian di London. Aku bahkan sudah beberapa kali bertemu dengan orang tuanya," lanjut Raisa. "Mereka sudah sangat ingin datang ke sini untuk melamarku.*

Dharma terharu. Ia tak menyangka dengan pengakuan putrinya itu. Selama ini, ia mengira Raisa menjalin hubungan dengan Irvana. Namun ternyata, Raisa memilih pria lain untuk menjadi suaminya.

"Mereka akan datang besok lusa, Pah. Setelah itu, kami akan menikah, lalu aku akan ikut ke London bersamanya," ucap Raisa penuh semangat.

Dharma terdiam sesaat. Sementara Darwis di luar nyaris kehilangan keseimbangan, kakinya gemetar, seakan tak sanggup menopang tubuhnya sendiri.

"Baiklah," ujar Dharma akhirnya. "Suruh mereka datang. Jika Papah cocok setelah melihatnya, pernikahan akan dilangsungkan esok hari setelah lamaran."

Nenek Ratna langsung berdiri dengan antusias. "Dan pernikahanmu akan digelar dengan sangat meriah, sampai seluruh desa ikut merayakannya!" serunya bahagia.

"Yee-- I love you, Nek! I love you, Pah! Muach!" seru Raisa sambil memeluk mereka berdua dengan tawa lepas.

Mereka bertiga berpelukan, merayakan kebahagiaan yang baru saja diumumkan.

Sementara itu, di luar, Darwis hanya bisa mengusap wajah dan pelipisnya yang dipenuhi keringat. Dadanya sesak, pikirannya kalut. Ia tidak tahu bagaimana harus menyampaikan kabar ini kepada Irvana, bahwa gadis yang dicintainya ternyata tidak benar-benar memilihnya.

~Flashback Off~

...----------------...

Next Episode...

1
Deyuni12
eh
tamat ternyata,y ampuun
hanya karena cinta semua jadi berantakan,persahabatan n juga ikatan hangat yg dulu pernah terjalin,hm

makasih Thor
d tunggu cerita selanjutnya.
kabar kabarin yaaa 😊
semangat
Miss Ra: /Kiss//Kiss//Heart/
total 3 replies
Deyuni12
jahat 😡
Deyuni12
serem juga
Deyuni12
karena cinta seseorang bisa berubah ,seseorang bisa jadi gila n hilang akal sehat,,hm
Deyuni12
licik
Deyuni12
lhaaaa
terus itu ciuman bentuknya apa Raisaaaaa,ikh nh ce
Miss Ra: /Grin/🤭
total 3 replies
Deyuni12
dikit amaaaaat
Miss Ra: siaaaap
total 3 replies
Deyuni12
complicated
oh cintaaaa
Deyuni12
sungguh memilukan
Deyuni12
hadeeeeh
kumaha ieu teh atuh nya
Kutipan Halu
mampir kak, mampir jg ya ke karyaku "DIMANJA SAHABAT SENDIRI"☺☺
Deyuni12
lanjuuuut
Jee Ulya
Tapi kalau kebanyakan naratifnya, aku nggak bisa nafas. hihi😁
Jee Ulya
Nyampeee, Aromanyaaa nyampe siniii kaaaak😍😍😍
Jee Ulya: luv banyaak banyaaak
total 4 replies
Jee Ulya
😭😭😭😭 bagus bangettt
Jee Ulya
Aaah diksinyaaaa bikin meleleeeh 😭😭😭
Deyuni12
agaiiiiiin
Deyuni12
lagiiiiii
Deyuni12: d tungguuuu
total 2 replies
Deyuni12
makin penasaran dengan kisah cinta mereka n juga mungkin dendam d masa lalu antara kedua org tua mereka,,hm
lanjut
Deyuni12
hancurkaaaaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!