NovelToon NovelToon
Dinikahi Cowok Cupu

Dinikahi Cowok Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Asma~~

​Calya, seorang siswi yang terpikat pesona Rion—ketua OSIS tampan yang menyimpan rahasia kelam—mendapati hidupnya hancur saat kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan Aksa. Aksa, si "cowok culun" yang tak sengaja ia makian di bus, ternyata adalah calon suaminya yang kini menjelma menjadi sosok menawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma~~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Dua pasang mata Jojo dan Vira memancarkan kekhawatiran. Mereka saling berpandangan, seolah berbicara tanpa kata. Rion adalah bahaya, dan Calya, dengan pesonanya yang tak disadari, sedang berjalan lurus ke dalam jebakan.

​"Calya, kita duluan aja yuk," ajak Sasa, mencoba menarik lengan Calya. "Kita ada tugas yang harus dikerjain."

​Calya menoleh, wajahnya masih memerah. "Sebentar, Vir," jawabnya, suaranya terdengar bahagia. Ia tak menyadari nada cemas dari teman-temannya. Bagi Calya, ini adalah momen yang ia impikan sejak lama.

​Rion memperhatikan interaksi mereka. Senyum tipis terukir di bibirnya. Matanya tak lepas dari Calya. Gadis di depannya ini berbeda. Wajahnya yang putih mulus, rambut hitam bergelombang yang tergerai indah, dan sorot matanya yang polos saat gugup membuatnya terlihat begitu manis. Jauh berbeda dari deskripsi "gadis bar-bar" yang ia dengar. Ada sesuatu yang misterius dari Calya yang membuatnya penasaran.

​"Santai saja, cewek-cewek," ucap Rion, suaranya tenang namun penuh otoritas. "Aku hanya ingin kenalan. Apa salahnya?"

​Vira dan Jojo terdiam, tak berani membantah. Mereka tahu, melawan Rion hanya akan membawa masalah. Calya sendiri tidak menyadari bahaya yang mengintai, hatinya terlalu dipenuhi oleh euforia.

​"Aku Rion," ucapnya lagi, kali ini tatapannya hanya tertuju pada Calya. "Boleh minta nomor teleponmu?"

​Jantung Calya berdebar tak karuan. Ini terlalu cepat, terlalu indah. Rion, pria impiannya, meminta nomor teleponnya. Ia ragu, menoleh ke arah Sasa dan Lia yang memberinya tatapan "jangan-lakukan-itu".

​Rion seolah mengerti keraguan Calya. "Tenang saja. Aku tidak akan memakanmu," katanya, diakhiri dengan tawa renyah yang membuat Calya semakin gugup.

​Tanpa disadari Calya, keputusannya saat ini akan mengubah segalanya. Ia tidak tahu bahwa ada seorang pria lain yang juga sedang mengamatinya, siap menariknya keluar dari situasi berbahaya ini.

Mata Vira memancarkan kekhawatiran yang mendalam saat ia melihat interaksi antara Calya dan Rion. Sejak dulu, saat Calya hanya menceritakan kekagumannya pada ketua OSIS itu, Vira sudah menunjukkan ketidaksetujuannya. Bagi Vira, aura Rion terasa kelam dan berbahaya.

​"Kenapa, sih, lo seneng banget?" bisik Vira, menarik Calya menjauh begitu Rion melangkah pergi. "Dia itu bukan cowok baik-baik, Cal. Lo denger kan gosip soal dia?"

​Calya menepis tangan Vira, wajahnya masih berseri-seri. "Itu cuma gosip, Vira. Buktinya, dia baik banget tadi. Dia bahkan minta nomor gue!"

​Vira menggelengkan kepala, frustrasi. "Calya, dengerin gue! Gosip itu ada dasarnya. Gue nggak suka dia deket-deket sama lo. Gue khawatir."

​Namun, Calya tidak mendengarkan. Hatinya terlalu dipenuhi oleh euforia. Ia tidak menyadari bahwa kekhawatiran Vira begitu tulus, jauh berbeda dengan Jojo yang tampak tak peduli. Jojo hanya mengangkat bahu, "Ya, terserah Calya, kan yang jalanin dia," ucapnya santai, seolah hal itu tidak penting. Padahal, jauh di lubuk hatinya, Jojo pun setuju dengan Vira. Hanya saja, ia tahu, melawan Calya saat gadis itu sedang dimabuk asmara adalah hal yang sia-sia.

​Calya memandang Vira dengan kesal. "Lo kenapa, sih? Gue kan cuma kenalan. Nggak ada salahnya, kan?"

​"Salahnya itu dia Rion, Calya!" Vira meninggikan suaranya, membuat beberapa pasang mata menoleh.

​"Udah, udah," Jojo menengahi, mencoba menenangkan suasana. "Kalian berdua jangan bertengkar. Calya, dengerin Vira. Dan Vira, biarin Calya."

​Ketidaksetujuan Vira, sikap acuh tak acuh Jojo, dan ketidakpedulian Calya seolah menjadi pertanda. Pintu baru telah terbuka dalam kehidupan Calya. Pintu itu bernama Rion, dan di baliknya, ada dunia yang penuh bahaya. Apakah Calya akan menyadarinya, ataukah ia akan jatuh lebih dalam?

Setelah insiden dikantin Calya nampak bahagia, wajahnya berseri-seri membayangkan wajah sang pujaan hati.

"Cal, lo taukan Rion kaya apa? lo jangan sampe jatuh kedalam jurang yang ga ada jalan keluarnya".

Calya terdiam mendengar ucapan Sahabatnya itu. Ada benarnya juga ia akan memikirkannya dengan matang-matang, calya juga tau kalau Rion bahaya, ia tidak ingin salah langkah.

Suasana kelas yang bising mendadak senyap, begitu guru mereka mengumumkan bahwa jam pelajaran hari ini kosong karena sakit. Tanpa membuang waktu, Calya langsung melangkahkan kakinya keluar, mencari tempat yang tenang. Pilihan hatinya jatuh pada balkon di dekat gudang, tempat yang jarang terjamah namun menawarkan pemandangan indah ke arah lapangan dan pepohonan rindang.

​Angin sejuk menyapa wajahnya saat Calya tiba. Ia bersandar pada pagar pembatas, memejamkan mata, menikmati kesunyian yang menenangkan. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Sebuah suara serak memecah keheningan.

​"Kamu suka pemandangan di sini?"

​Calya membuka mata, terkejut. Aksa, si calon suami yang sangat ia benci, sedang bersandar di dinding, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Di tangan kanannya ada sebuah buku yang terbuka, namun sepertinya ia tidak membacanya.

​"Untuk apa lo di sini?" tanya Calya, nada suaranya ketus.

​Aksa tidak menjawab. Ia hanya menatap Calya lekat, membuat gadis itu merasa tak nyaman. "Kau tampak senang."

​Calya mengernyit. "Maksudmu?"

​"Di kantin," jawab Aksa, suaranya terdengar dingin. "Dengan Rion."

​Wajah Calya langsung memanas. Ia tidak menyangka Aksa memperhatikan interaksinya dengan Rion. Perasaan kesal kembali muncul. "Memangnya kenapa? Itu bukan urusan lo, stop urusin hidup gue, dan stop bucara sama gue!"

​Aksa membuang pandangannya ke arah langit. "Memang bukan urusanku," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri. "Aku hanya... tidak suka."

​"Tidak suka kenapa?" Calya menantang.

 "Cemburu? lo jangan naruh perasaan sama gue Aska, gue ga bakal perna suka sama lo, menika sama lo itu cuma dalam mimpi. gue bahkan ga ngerti kenapa lo repot-repot peduli dengan siapa gue berbicara."

​Aksa menoleh, tatapannya menyiratkan kesedihan.

"Calya, Aku... hanya tidak ingin kau berurusan dengan Rion."

​"Kenapa? karena Rion lebih tampan darimu?" Calya mencibir.

Calya berjalan menjauh sari balkon bertemu dengan Aska merusak moodnya saja yang sedang bahagia.

​Aksa terdiam. Ia bisa saja memberitahu Calya tentang wajah aslinya, namun ia tahu, itu tidak akan mengubah apa-apa. Calya sudah membencinya, dan rasa benci itu terlalu kuat untuk dikikis dengan fakta. Ia hanya bisa menghela napas pasrah, membiarkan Calya dengan dugaannya sendiri. Ia tidak bisa memaksa Calya untuk mempercayainya, apalagi setelah apa yang ia lakukan. Namun ia hanya bisa melihat dari kejauhan.

Aska kini mulai membenci dirinya karna tak punya kekuatan untuk menarik Calya lebih dekat padanya. Yang ada Calya mala semakin menjauh darinya.

"Calya, aku peduli denganmu. Aku... hanya tidak ingin kau berurusan dengan Rion."

​Kalimat Aksa menggantung di udara, membuat Calya terdiam. Ia hendak membalas, namun getaran di saku roknya menghentikan niatnya. Sebuah pesan dari Mamanya.

​Mama: Sayang, Mama sama Papa mau ke luar kota urusan bisnis mendadak. Kamu bermalam di rumah Aksa, ya. Bunda Aksa juga ikut sama mama, jadi kalian jaga diri baik-baij. Mama sudah telepon dan minta izin sama dia.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!