Vexana adalah seorang Queen Mafia, agar terbebas dari para musuh dan jeratan hukum Vexana selalu melakukan operasi wajah. Sampai akhirnya dia tiba di titik akhir, kali ini adalah kesempatan terakhirnya melakukan operasi wajah, jika Vexana melakukannya lagi maka struktur wajahnya akan rusak.
Keluar dari rumah sakit Vexana dikejutkan oleh beberapa orang.
"Ibu Anne mari pulang, Pak Arga sudah menunggu Anda."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Sentuhan Suami Orang
"Berikan ponselmu padaku," ucap Arga sekali lagi.
Vexana refleks memeluk ponselnya seperti sedang melindungi bayi. Namun sikap yang seperti itu justru membuat Arga curiga. Terbesit di benaknya untuk membenarkan semua ucapan Donna, bahwa Anne hanya berpura-pura mengalami gegar otak.
Lalu diam-diam kembali menyusun rencana untuk kabur dan lepas dari semua perjanjian mereka.
Terlebih akhir-akhir ini Anne terus sibuk dengan ponselnya. Mungkinkah seseorang di luar sana telah menunggu. Siapa? Apakah seorang pria? Semua pemikiran itu membuat Arga semakin tak terima dengan sikap Anne sekarang.
"Berikan," Arga sampai mengulurkan tangan kanannya
"Tidak," balas Vexana mencoba tenang, padahal sedikit panik. serangan senjata lebih mudah dia tangani daripada serangan batin begini. Ternyata Vexana justru lemah jika berhadapan dengan perasaan.
Vexana pikir sedikitpun Dia tidak memiliki kelemahan, namun sekarang pemikirannya salah, di hadapan Arga dia sedikit gugup.
Penolakan itu membuat Arga berjalan pelan mendekat, tapi tatapannya penuh kecurigaan. “Kamu menyembunyikan sesuatu?”
“Aku tidak, maksudku, ini hanya alarm pengingat bahwa aku harus minum obat, kenapa Mas ingin melihat ponselku."
“Anne.” Nada Arga mengancam.
Vexana mundur perlahan, tapi Arga langsung bergerak lebih cepat. Tangan pria itu meraih pinggang Anne, mereka pun berebut sampai tanpa sadar keduanya jatuh ke ranjang.
Bugh!
Ponsel terpental, menggelinding ke ujung kasur.
Vexana langsung panik. ‘Aduh! Ini kacau. Jika Arga membaca pesannya, habis aku!’ pikirnya.
Sebab tak mungkin dia menghabisi Arga hanya demi melindungi Anne.
"Mas, kamu kenapa sih?" tanya Vexana, berusaha memutarbalikkan keadaan. Bahwa sikap Arga sekarang sudah sangat keterlaluan, sementara di ponselnya tak ada informasi yang berarti.
Namun Arga tak bisa langsung pergi, pikirannya masih bulat bahwa Anne berencana kabur. Tatapannya membuat Vexana jadi terdiam.
Terlebih Vexana yang terbaring di bawah hanya bisa mematung melihat wajah Arga yang kini begitu dekat, mata pria itu dipenuhi gejolak marah dan entah apa?
Lalu tanpa aba-aba Arga mencium bibir Anne.
Cup!
Bukan ciuman lembut, tapi ciuman kasar yang penuh penuh tuntutan. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa Arga lakukan agar Anne tak bisa pergi lagi, yaitu membuatnya hamil.
Vexana tentu sangat terkejut, tapi tak butuh waktu lama hingga dirinya ikut larut. Tangan Arga menggenggam pinggangnya erat, mendekatkannya hingga nyaris tak ada celah di antara mereka. Ciuman itu dalam, menyapu habis batas yang selama ini terbangun.
Suasana kamar seketika berubah. Nafas, gerakan, dan desir di dada menjadi satu irama.
"Mas," panggil Vexana lirih, tapi Arga tak mau mendengar. Dia tanggalkan semua pembatas yang jadi penghalang. Sorot matanya seolah bicara bahwa dia tidak akan mundur.
Sungguh, Vexana tak menduga hal seperti ini benar-benar terjadi di antara mereka berdua, meski selama ini dia selalu menggoda tapi ini terlalu tiba-tiba.
Vexana tidak memakai lingerie yang dia beli, tidak mencuci kakinya sampai tiga kali, tapi Arga justru menghentaknya dengan kuat. Seolah sedang menunjukkan keperkasaan yang selama ini Vexana bayangkan.
"Akh!" rintih Vexana, untuk pertama kalinya merasa kesakitan. Membiarkan diri disakiti.
"Aku pernah bilang padamu An, jika kamu mencoba kabur lagi aku tidak akan mengampuni mu," ucap Arga.
Detik itu juga Vexana tahu, bahwa Arga pikir dia berencana kabur dari ponselnya. Diam-diam Vexana tersenyum miring, bodohnya justru menikmati sentuhan suami orang. Suami Donna dan suami Anne.
Semuanya sudah terlanjur basah, jadi ya sudah.
Ponsel milik Vexana tergeletak begitu saja di tepi ranjang, layarnya kembali hitam menyembunyikan pesan dari Monica.
hahaha
klo km blm pintar memainkany....ketimpuk sakitkan....
😀😀😀❤❤❤❤