NovelToon NovelToon
Perjodohan Masa SMA

Perjodohan Masa SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:60.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.

Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.

Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Minta Jatah

Rumah dua lantai yang beberapa jam lalu menjadi saksi bisu pernikahan El dan Alvyna kini hanya menyisakan lima orang di dalamnya. Mereka adalah Alvyna bersama Mamanya, serta El dan kedua orang tuanya. Meski rumah itu tampak lengang dari luar, suasana di ruang keluarga justru terasa hangat. Kelima orang itu duduk bersama di sofa berbentuk L, dikelilingi meja kopi dan secangkir teh yang aromanya masih mengepul. Mereka tengah membahas hal penting yaitu tempat tinggal yang akan dihuni oleh pasangan pengantin baru tersebut, sebelum mereka naik ke kamar untuk beristirahat.

“Alvyna, El,” ucap Raditya ayah El, membuka pembicaraan dengan nada hangat namun serius. “Sebagai hadiah pernikahan, papa sudah membelikan rumah untuk kalian berdua. Kalau kalian bersedia, rumah itu bisa langsung kalian tempati ini kuncinya.”

Ia menyodorkan kunci rumah kepada El, yang duduk bersebelahan dengan Alvyna. Gagang kunci berwarna perak itu mengilap di bawah cahaya lampu gantung.

El menerima kunci tersebut dengan tangan yang sempat ragu, menatapnya beberapa detik seakan ingin memastikan bahwa benda kecil itu memang nyata, sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya ke sang ayah.

"Terima kasih Pa," ucapnya pelan namun tulus. Alvyna yang sejak tadi diam pun ikut tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan perasaan campur aduk di hatinya.

“Terima kasih Pa,” katanya kemudian, menerima anggukan hangat dari Raditya sebagai balasan.

Meski tampak tenang dari luar, dalam hati Alvyna masih bergelut dengan perasaan tak percaya. Bagaimana bisa dalam waktu sesingkat ini, dirinya yang selama ini tidak percaya dengan cinta dan pernikahan kini resmi menjadi seorang istri? Rasanya seperti sedang menjalani mimpi aneh yang terlalu nyata.

Ia menoleh pada Sarena sang Mama, yang duduk di sampingnya. Sarena menggenggam tangan putrinya erat, seolah ingin menyalurkan kekuatan lewat genggaman hangat itu. Tatapan penuh kasih di wajah Sarena membuat Alvyna merasa sedikit lebih tenang.

“Ma walaupun udah nikah, Alvyna masih bisa tinggal sama Mama di sini kan?” bisiknya pelan, tubuhnya condong ke arah sang ibu.

Sarena tersenyum lembut, lalu menggelengkan kepala perlahan. “Gak bisa sayang,” jawabnya penuh kelembutan. “Mulai hari ini kamu ikut suamimu. Papa El sudah menyiapkan rumah untuk kalian dan kemungkinan besar kalian akan tinggal di sana berdua. Alvyna sekarang sudah jadi istri, artinya kamu harus berbakti dan patuh pada suamimu. Apapun yang kamu lakukan harus seizin dia. Selama itu demi kebaikanmu, kamu harus nurut paham kan sayang?”

Nada suara Sarena tak pernah terdengar memaksa. Justru sebaliknya tutur katanya terdengar seperti pelukan. Ia mengelus kepala putrinya perlahan sebelum menambahkan dengan suara yang nyaris berbisik, “Tapi tenang aja rumah ini tetap rumah kamu. Kapan pun kamu mau pulang, pintunya selalu terbuka buat kamu.”

Alvyna hanya mengangguk pelan. Tak ada kata-kata yang bisa ia keluarkan. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia berusaha menahannya. Meski mereka tidak berpisah selamanya, tetap saja perasaan berat itu ada. Selama ini, Alvyna hanya memiliki Sarena, dan begitu juga sebaliknya. Mereka sudah seperti dua sahabat yang saling menggenggam di tengah badai kehidupan.

Suara Raditya kembali terdengar, menyadarkan semua dari lamunan masing-masing. “Jadi, bagaimana? Kalau belum siap tinggal sendiri kalian bisa tinggal di sini dulu bersama kami,” tawarnya ramah.

El melirik Alvyna. Gadis itu pun sedang menatapnya. Tatapan mereka bertemu dan seakan bisa membaca pikiran satu sama lain, mereka saling bertukar pandang beberapa detik, berbicara lewat mata.

Akhirnya, dengan nada tegas namun serempak, mereka berkata, “Kami tinggal sendiri saja Pa.”

Mendengar itu, ketiga orang tua mereka tampak terkejut. Tapi tak lama kemudian, senyum bangga menghiasi wajah mereka. Ada kebanggaan tersendiri melihat anak-anak mereka siap menghadapi kehidupan rumah tangga meski usia mereka masih sangat muda.

“Bagus dengan begitu kalian bisa belajar saling memahami lebih dalam,” ujar Raditya sambil mengangguk puas.

“Aduh Mama jadi gak sabar nih pengen gendong cucu!” celetuk Manda tiba-tiba, matanya berbinar-binar penuh semangat.

Ucapan itu sukses membuat El dan Alvyna langsung menegang seperti patung. Wajah keduanya memerah seketika.

“Mereka masih sekolah loh Jeng. Biarlah lulus dulu baru pikirin cucu,” sahut Sarena sambil tertawa kecil, mencoba menenangkan suasana.

“Haha iya ya aku sampai lupa,” kata Manda sambil menepuk keningnya sendiri dengan gaya dramatis.

Merasa suasana mulai bergeser ke arah topik yang tidak nyaman, Alvyna buru-buru menoleh ke Sarena berharap bisa mengalihkan pembicaraan.

“Ma aku ke atas dulu ya. Gerah banget mau mandi,” katanya cepat.

“Iya silakan sayang. Kalian pasti capek,” jawab Manda ramah sebelum menoleh ke putranya.

“Mas kamu juga mandi sana, ganti baju.”

“Lah aku gak bawa baju Ma,” jawab El bingung, alisnya terangkat.

“Ada kok. Mama udah siapin beberapa baju kamu di lemari,” balas Manda santai sambil tersenyum misterius.

Alvyna terkejut. Tapi karena rasa gerah yang tak tertahankan, dia buru-buru berdiri dan pamit.

“Kalau gitu aku naik dulu ya Ma, Pa,” ucapnya sopan sebelum menaiki tangga dua-dua dengan langkah cepat.

El menyusul tak lama kemudian. “Aku juga ke atas dulu ya mau bersih-bersih,” katanya sambil beranjak.

“Iya cari aja bajunya di lemari. Ikutin Alvyna aja kamarnya yang pintunya warna abu-abu,” sahut Sarena sambil menunjuk ke atas.

“Pelan-pelan aja El, masih siang ini,” goda Raditya sambil mengangkat alis dan menyeringai.

Manda dan Sarena langsung tertawa geli mendengar celetukan itu.

El hanya memutar bola mata malas, lalu cepat-cepat menaiki tangga sebelum godaan sang ayah semakin menjadi-jadi. Sesampainya di lantai atas, ia mengedarkan pandangan sejenak. Lorong itu sunyi, hanya suara kipas angin langit-langit yang terdengar samar.

“Pintu abu-abu ini kayaknya,” gumamnya sambil menatap salah satu pintu yang sedikit terbuka.

“Kalau salah tinggal keluar lagi,” pikirnya sebelum akhirnya membuka pintu dan melangkah masuk.

Kamar itu tampak luas dan tenang, didominasi warna abu-putih yang menenangkan mata. Perabotannya minimalis tapi modern. Tempat tidur ukuran queen tertata rapi, lengkap dengan selimut putih bersih dan dua bantal besar. Tak terlihat Alvyna di dalam ruangan, namun suara gemericik air dari kamar mandi terdengar jelas.

El mendekat ke arah pintu kamar mandi dan tanpa sadar menempelkan telinganya.

“Lagi mandi kayaknya,” bisiknya sambil melihat-lihat sekeliling kamar dengan kagum.

“Dekornya oke juga aku kira bakal norak, ternyata lumayan untunglah,” pikirnya dalam hati sambil melirik lukisan abstrak yang tergantung di dinding.

Tak lama kemudian...

Ceklek

Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat El menoleh cepat.

Matanya langsung melotot begitu melihat Alvyna berdiri di sana, hanya mengenakan handuk putih yang menggantung pas di tubuhnya.

"AAAA...hmpt!" jerit Alvyna, tapi cepat-cepat dibekap El dengan panik.

“Sut! Mau bikin geger satu rumah?” bisik El kesal, berusaha menahan tawa.

Alvyna menepis tangan El dengan gerakan cepat dan langsung menutup bagian dadanya dengan kedua tangan, wajahnya merah padam seperti kepiting rebus.

“Ngapain kamu di sini?!” bentaknya panik, napasnya naik-turun.

El menelan ludah. Penampilan Alvyna sukses bikin jantungnya berdetak tak karuan.

“Lo gak sabar ya malam pertama? Ini aja belum malem,” godanya sambil melangkah mendekat, ekspresi jail penuh niat.

Alvyna mundur pelan dengan wajah panik. “Jangan deket-deket! Lo mau ngapain?!”

“Minta jatah lah gue suami lo, ingetin lagi dong,” balas El, kali ini dengan suara pelan tapi menggoda.

Alvyna melotot. “J-jatah apaan?! Gue teriak nih!”

“Teriak aja. Mama Papa pasti mikir kita lagi bikin cucu hehe,” cengir El santai.

Alvyna panik. Belum sempat membalas, punggungnya sudah mentok ke dinding. El menahan gerakannya dengan kedua tangan di sisi kepala Alvyna. Wajahnya makin mendekat. Alvyna memejamkan mata. Jantungnya berdetak keras. Hidung mereka nyaris bersentuhan.

Tok Tok Tok

“El, Alvyna, nanti kalau udah selesai mandi turun ya makan siang,” suara Sarena terdengar dari balik pintu kamar.

Alvyna langsung membuka mata, mendorong El, dan lari ke dalam walk-in closet dengan kecepatan kilat.

“Iya Ma! Alvyna ganti baju dulu!” teriaknya dari dalam.

El hanya bisa berdecak kesal sambil duduk di pinggir ranjang.

“Ck belum juga nyentuh, udah gagal duluan.”

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Murni Dewita
tetap semangat dan jangan lupa double up ya thor
Miss Lim
El karakternya labil gak tegas.padahal ceritanya udah bagus.
Cikka Ikka
thor jangan buat alvyna cepat hamil, biarkan dia menikmati masa" sekolahnya dulu 🤭
Ayla nur
lanjut dong
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Sara
bagus ceritanya 😍
Sara
jangan lama-lama thor update nya 🥰
Yanuaretnaning Sekar Laras Laras
bagus banget .. seru ...
Murni Dewita
double up thor
Ayla nur
cih sekarang baru nyesal
Sara
lanjut
Sara
lnajut
Reni Anjarwani
doubel up thor
Maima Elfaam
Kecewa
Adira_chan
cerita nya sangat bagus
Murni Dewita
double up thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
rehan baru menyesal , bagaimana rasanya anak kandung tersakiti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!