MENJADI IBLIS UNTUK SUAMIKU

"Maaf,,, Tuan, Nyonya. Kami harus melakukan tindakan operasi pada Nona Rere, karna air ketubannya hampir habis. Kita tidak bisa menunggu terlalu lama lagi, kalau tidak itu bisa membahayakan bagi bayi dalam kandungan Nona Rere" kata dokter yang menangani Rere.

"baiklah,, tidak masalah, lakukan apapun yanh terbaik untuk anak dan cucu kami" jawab Papi membuat dokter tersenyum.

"kalau saya boleh tau, dimana suami Nona Rere? kita membutuhkan tanda tangannya untuk operasi ini sebagai penanggung jawab" kata dokter membuat bunda menatap Papi dengan bingung.

"Apa kah harus? Tidak cukupkah tanda tangan persetujuan kami sebagai orangtuanya? Sebaiknya kamu kerjakan saja tugas kamu sebaik-baiknya, tidak perlu menanyakan apa yang tidak ada" jawab Papi menahan amarah.

Melihat respon Papi dan gaya bicaranya yang terlihat sangat marah, dokter itu pun menganggukkan kepala.

"baiklah tuan, silahkan ikuti suster untuk kebagian administrasi agar kita bisa mulai proses operasinya" kata dokter itu dengan senyuman kecil.

"baiklah" jawab Papi pelan.

"Mari Tuan" kata suster mengajak Papi menuju ruang administrasi. Papi pun mengikuti langkah suster tersebut.

Tak lama,, Papi pun kembali dengan nota pembayaran pelunasan selama Rere di rumah sakit, Papi pun menyerahkannya pada bunda.

"Apa Rere sudah di bawa keruang operasi?" tanya Papi.

"belum, sepertinya sebentar lagi. Tadi kata suster ruang operasi nya sedang di persiapkan" jawab bunda yang langsung di jawab anggukkan kepala oleh Papi.

selang lima menit kemudian, Rere pun keluar. Brangkar di dorong oleh dua suster yang berjaga di ruang UGD tersebut.

"Reree,, Nakk,,, kami harus kuat yaa" kata Papi dengan mata berkaca-kaca.

"iyaa Papi,,, Rere pasti kuat, doa kan Rere ya Pi" kata Rere.

"iyaa Nak,, Papi sama bunda pasti selalu mendoakan Rere, Papi sama bunda tunggu di sini ya?" jawab Papi dengan senyum yang terpaksa. Rere pun menganggukkan kepala dengan senyum lemah di bibir pucatnya.

Mereka sampai di depan ruang operasi,,,

"maaf Nyonya dan Tuan silahkan tunggu di sini ya, operasi akan segera di mulai" kata suster sambil menutup pintu ruang operasi.

"baik suster" jawab bunda dengan lemah, sementara Papi hanya bisa terdiam.

Kedua nya pun duduk di ruang tunggu yang ada di lorong itu, dengan wajah tegang Papi menyalakan ponsel nya.

"tolong atur ulang scadjul saya beberapa hari kedepan, saya tidak bisa keperusahaan. saya minta tolong, jika ada berkas yang harus saya tanda tangani kami bawakan kerumah sakit segera ya?" kata Papi pada orang di seberang telpon.

(baik Tuan) Jawab orang tersebut.

Tanpa menjawab apapun, Papi kembali mematikan sambungan telpon secara sepihak. Kemudian kembali menatap bunda yang terlihat sangat cemas dengan keadaan Rere.

"Ada apa sebetulnya, kenapa bisa Rere tiba-tiba pecah ketuban?" tanya Papi dengan nada dingin.

"Maaf kan aku Pi, seharusnya aku tidak membiarkan mereka masuk kedalam rumah" jawab bunda dengan menundukkan kepala.

"mereka siapa?" tanya Papi heran.

"ibu mertua dan juga kakak ipar Rere. mereka datang, aku mempersilahkan mereka masuk berharap mereka tidak membuat keributan. Ternyata aku salah, mereka justru menyerang Rere secara mental Pi. Mereka mengatakan jika Rere istri yang jahat karna membiarkan suami nya berada dalam penjara dan menjadi dalang dari kesusahan hidup mereka kedepannya" jawab bunda dengan kepala menunduk.

"kurang ajar! Lalu apa lagi yang mereka katakan?" tanya Papi dengan wajah marah.

"mereka juga tidak terima kalau Rere menceraikan Leo, sementara Leo berada di jeruji besi karna Rere Pi" kata bunda.

"baiklah,,, sepertinya kurang apa yang kita lakukan pada mereka, apa hukuman penjara untuk anak nya itu terlalu baik bagi mereka ya" kata Papi dengan wajah bengis.

"entahlah Pi,,, bunda juga tidak mengerti mengapa ada orang seperti mereka itu, bunda tidak habis pikir Pi" kata bunda dengan heran.

"orang seperti mereka yang tidak tau malu dan tidak tau diri itu banyak bun, tapi menutupinya. Bukan seperti mereka yang terang-terangan tapi membahayakan" kata Papi membuat bunda menganggukkan kepala.

"tapi yasudahlah,, sebaiknya kita fokus pada operasi dan kesembuhan Rere dulu baru mengurus mereka yanh seperti itu" kata bunda yang juga langsung di angguki oleh Papi.

"ya kamu benar bun, kita biarkan dulu mereka. Tapi kalau mereka berani berbuat yang macam-macam lagi pada Rere, sudah tidak ada ampun lagi bagi mereka" kata Papi yang juga di angguki oleh Bunda.

di sebuah kontrakan kecil di tengah kota, dua orang wanita dewasa beda usia tengah kebingungan. Pasalnya, mereka kini hanya tinggal berdua dengan keuangan yang tidak baik-baik saja.

"bagaimana ini bu, si Leo sekarang dalam penjara. Dia tidak bisa lagi memberikan kita uang bu" kata kakak Leo dengan wajah frustasi.

"ibu juga bingung Nis, Apa kita keluarkan saja dia dari penjara? Tapi bagaimana caranya?" kata ibu Leo dengan dahi menyerit.

"Jalan satu-satunya, kita harus menyewa pengacara untuk Leo bu. Dengan begitu, kita pasti bisa membebaskan Leo" kata kakak Leo.

"tapi menyewa pengacara itu tidak murah, kita uang dari mana? Sementara semua Atm yang pernah Rere kasih tidak ada yang bisa di gunakan. Kamu tau sendiri kan kalau tabungan ibu itu hanya sedikit, masih bagus untuk kita bertahan hidup" kata ibu Leo membuat kakak Leo yang bernama Nisa itu terdiam.

"gimana kalau kita suap aja petugas lapasnya bu, yaa kalau kita bisa mengeluarkan Leo dengan harga dua puluh juta. Kenapa kita harus mengeluarkan dengan harga yang mahal, aku yakin dengan uang segitu salah satu di antara mereka pasti ada yang tergiur bu" kata Nisa berusaha menghasut ibu nya.

"iyaa kamu benar Nis, ibu juga yakin. Mana ada sih orang yang tidak membutuhkan uang, iyakan? Apalagi gaji seorang polisi itu sangat sedikit, tidak sesuai dengan pangkatnya" kata ibu Leo sedikit tersenyum.

"betul bu,, tapi ibu ada kan uang segitu?" tanya Kakak Leo.

"ibu ada uang sepuluh juta, tapi kamu tenang aja. Ibu juga masih punya perhiasan yang nominalnya mencapai delapan puluh juta, itu hasil ibu meminta pada Rere dan juga Leo selama ini" kata ibu Leo membuat anak perempuannya tersenyum senang.

"bagus bu, nanti kalau Leo sudah keluar. Dia pasti akan menggantikan semua perhiasan ibu itu dengan nominal yang jauh lebih banyak dari yang ibu keluarkan" kata kakak Leo.

"baiklah,,, besok kita akan ke toko perhiasan, kita jual semua perhiasan ibu. Ibu akan sisakan yang ibu pakai ini saja, karna ini baru ibu beli seminggu yang lalu" kata ibu Leo dengan senyum lebar. Kakak Leo pun hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Bersambungg