NovelToon NovelToon
Air Mata Istri Yang Diabaikan

Air Mata Istri Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: fadelisa dedeh setyowati

Ratna yang tidak bisa hamil menjebak suaminya sendiri untuk tidur dengan seorang wanita yang tak lain adalah adik tirinya.

ia ingin balas dendam dengan adik tirinya yang telah merenggut kebahagiaannya.

akankah Ratna berhasil? atau malah dia yang semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fadelisa dedeh setyowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air Mata Istri Yang Diabaikan 11

“Ap – apa dek? Menikahi Andini? Gak mungkin dek. Mas gak bisa,”

“Kenapa gak bisa? Mas aja bisa ko tidur sama dia. Kenapa mas ga bisa menikahi dia?”

“Dek, tolong jangan minta mas melakukannya. Mas gak sanggup menyakiti kamu lebih dari ini.”

“Tapi kalau mas gak nikahin Andini, mau di taruh mana harga diriku sebagi istri mas? Perbuatan kalian sudah dilihat banyak orang. Mas harusnya bisa bertanggung jawab.”

“Tapi bukan dengan menikahinya dek,”

“Lalu apa? Apa mas? Tolong ... Jangan jadi pengecut.”

Sosok Andini terlihat di kejauhan, ia perlahan mendekati Ratna dan juga bersimpuh di hadapannya. “Mba, maafin aku. Aku ga bermaksud melukai kamu mba.”

Ratna menghempas tangan rapuh Andini yang menggenggamnya erat, “Kenapa dari antara banyak pria, kenapa harus suamiku Din?”

Andini menggeleng tak bersuara. Sesungguhnya ia pun tak tahu ini akan terjadi. Sedari awal ia tak menyangka ia akan tidur dengan lelaki yang bukan suaminya dan yang lebih parah lelaki itu telah beristri.

“Kamu harus menikahinya mas,” tatap Ratna pada Bagas.

Bagas bisa melihat luka yang menganga dari mata istri yang dicintainya. Bahkan Bagas bisa melihat segurat rasa benci. Ia tahu ia bersalah tapi semua ini bukan murni kesalahannya. Ia adalah pelaku sekaligus korban.

Bagas menatap Andini yang masih bersimpuh di depan Ratna. Rasa bencinya tak terkira. Jika bukan karena Andini – malam ini akan menjadi malam penuh cinta mereka berdua.

Ratna membuka mulutnya kembali, “Kalian semua yang ada disini adalah saksiku ....” ucapnya dalam isak tangisnya, “Bahwa aku mengizinkan suamiku – Bagas – menikahi Andini, sebagai bentuk pertanggungjawaban.” Dan kemudian tangisnya pecah. Salah seorang sahabatnya langsung memeluknya.

“Tidaakk!” suara Bagas bergema, “Aku gak bisa dan aku gak mau!” ujarnya dengan intonasi tinggi.

“Mau mu apasih mas? Sudah cukup kamu melukai aku, sekarang aku hanya minta kamu jangan jadi pengecut!” sergah Ratna

“Dek ....” suara Bagas melemah, “Mas akan lakuin apa aja, asal jangan minta mas menikahi perempuan itu. Mas gak bisa menduakanmu dek,”

Bahkan Bagas tidak sudi menyebut nama Andini. Itu membuat Andini semakin terluka.

“Mas ga bisa menduakanku tapi mas bisa mengkhianati aku?! Apa sih yang ada di pikiranmu mas?” ucap Ratna tak mengerti.

“Dek, ayo kita pulang. Kita bicarakan ini baik-baik di rumah. Kamu hanya sedang dikuasai emosi sesaat.” Ajak Bagas kepada istrinya.

“Emosi sesaat katamu mas? Enggak! Aku ga mau pulang. Aku akan tinggal sama ibu,” putus Ratna membuat Bagas kebingungan.

“Dek, kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Jangan melibatkan orang lain –“

“Tapi kamu sudah melibatkan orang ketiga di rumah tangga kita mas!” ujar Ratna histeris. Membuat semuanya semakin terdiam terpaku menatap Ratna.

Semua bisa merasakan betapa sesaknya batin Ratna. Betapa terlukanya ia dan betapa egoisnya seorang Bagas. Beberapa sahabat dan keluarga dekat kembali meneteskan air mata mendengar jeritan Ratna yang hatinya perih.

“Aku sudah memutuskan akan tinggal sementara sama ibu dan adik,”

“Sampai kapan dek?” ucap Bagas menghiba, “Tolong jangan tinggalin mas sendiri. Mas butuh kamu, kamu segalanya bagi mas.”

“Sampai mas memutuskan untuk menikahi Andini,” jawab Ratna memantapkan diri.

“Arrgghhh! Semua ini gara-gara kamu!” tunjuk Bagas pada Andini.

Ratna yang melihatnya merasa muak, ia meminta Marcella untuk menuntunnya ke mobil. Hatinya terasa semakin teriris jika ia terus berada disana.

Bagas menyusulnya – mencegahnya pergi, “Dek buka pintunya dek, ayo kita bicara. Sayang jangan pergi! Jangan pergi. Buka pintunya dek,” Ratna memalingkan wajah dari Bagas, “Dek ayo kita bicara ... dek ... deekk ....” ketuk Bagas di jendela mobil.

Sayangnya mobil terus melaju meninggalkan Bagas yang jatuh tersungkur. Satu persatu memilih untuk ikut pergi.

Tak ada yang bersimpati pada Bagas apalagi kepada Andini.

Bagas berbalik menatap Andini yang dalam keadaan menyedihkan.

“Puas kamu Din? Puas kamu udah ngancurin rumah tanggaku?” teriak Bagas, “Gara-gara kamu Ratna pergi. Gara-gara kamu semua jadi begini,” Bagas bukan hanya berteriak tapi juga memaki Andini. Meluapkan emosinya yang tertahan.

“Gara-gara aku kamu bilang?! Aku disini korban! Bukan hanya kamu yang hancur. Aku juga!” teriak Andini tak mau kalah.

Bagas mendelik, “Korban? Jelas-jelas kamu yang merencanakan ini semua. Masih gak mau ngaku juga,”

“Karena memang bukan aku yang melakukannya,” racau Andini

“Harga diri, reputasi semua sudah hancur karena kamu Gas. Dan aku masih disalahkan?” lanjutnya.

“Kamu emang pantas mendapatkannya Din. Kamu wanita murahan.” Desis Bagas.

Plak! Andini menampar Bagas, ”Jangan berani kamu sebut aku seperti itu, ingat masalah kita belum selesai. Aku pastikan kamu akan sama menderitanya denganku. Camkan itu Gas,” ancam Andini sebelum berlalu pergi.

Di dalam mobil air mata Ratna meninggalkan jejak di pipinya. Jejak itu bisa dihapus tapi tidak dengan luka di hatinya.

“Sabar ya Ratna, kami ada disisimu.” Ujar Marcella dengan lembut diikuti anggukan kepala sahabatnya yang lain yang ada di dalam mobil tersebut.

“Makasih ya semua. Cell, bisa anterin aku ke hotel? Aku pengen sendiri dulu,”

Marcella mengangguk lantas menyetir ke salah satu hotel yang ada di tengah kota Solo.

“Kamu yakin ga mau kami temani?” kata Marcella begitu sampai di hotel yang dituju.

“Ga usah, aku tahu kalian capek. Aku juga capek pengen sendiri dulu.” Ujar Ratna lemah

“Kalau gitu kami pulang ya, kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi kami,” imbuh Intan – sahabatnya yang lain.

Ratna mengangguk sembari tersenyum. Sahabatnya pun mulai pergi meninggalkan kamar Ratna untuk kembali pulang.

Tak lama Ratna menelepon seseorang dan kemudian menunggu.

Satu jam kemudian seseorang datang menemui Ratna dan menunggu di lobby. Disana Ratna menyerahkan amplop yang cukup tebal.

“Kerja yang bagus. Pastikan semua orang tahu tentang rekaman itu,” perintah Ratna pada seorang pria bertopi dan memakai masker hitam itu. Pria itu mengangguk kemudian pergi.

Ratna kembali ke kamarnya, ia memandang foto Andini yang tengah menangis di pesta perayaan pernikahannya tadi

“Mulai hari ini, penderitaanmu akan dimulai,” ucap Ratna dengan wajah gelap.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!