NovelToon NovelToon
Dermaga Jingga

Dermaga Jingga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Romansa / Fantasi Wanita / Kekasih misterius
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rumachi

"Untukmu, seluruh waktuku. Dariku untuk menantimu"

____________________________

Yumi tak pernah mengira dirinya akan menjalin kasih dengan lelaki yang bahkan tak dikenalnya. Lelaki aneh, yang seakan tau segalanya tentang dia.

Berulang kali Yumi berusaha kabur, menjauh, bertindak tak semestinya agar lelaki itu merasa ilfeel dan meminta putus, tapi justru lelaki itu semakin melabelinya sebagai miliknya!

Aneh. Hampir tak masuk logika.

Apa alasan dibalik hubungan yang terbentuk dengan cara ekstrim ini?

Dan akankah Yumi berhasil membuat lelaki itu pergi?

Atau akankah dirinya terjebak selamanya dihubungan yang tak nyaman bersama lelaki asing itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelisah & Debaran Manis

...• Bab 26 •...

...»»——⍟——««...

..."Dunia terus berputar, tapi waktumu berhenti padanya"...

...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...

"Ga!! Itu cabe! Lo mau bikin orang sakit mencret, bikin bubur pake cabe?"

Maga menggeleng keras, ia memandang tangannya yang sedang memotong cabai merah, padahal tadi sepertinya ia mengambil wortel dikulkas.

"Ohiya, salah liat gue" ujar Maga dan membuang cabe yang sudah dipotong nya ke tempat sampah, kemudian beralih mengambil wortel dan mencincangnya halus.

Dermaga melirik Teguh yang sedang membuat teh hangat, ia fokus pada adukan dicangkir putih itu.

"Gue anter teh ini dulu ya" ujar Teguh yang dijawab anggukan dari Maga.

Lelaki itu kembali melanjutkan aktivitas membuat bubur. Tentu untuk, Karin temannya. Jika bukan dirinya mungkin tak ada lagi yang bisa membuatkan gadis itu makanan, karena sehari-harinya ia selalu hidup sendirian. Orangtua nya sibuk bekerja dinas diluar kota bahkan negeri.

Maga mulai menyalakan blender untuk menggiling nasinya. Tangannya bergerak kesana kemari. Matanya lurus entah kemana, sampai..

"Lu blender apaan, Ga?"

"Nasi"

"Nasi apa beras?"

Maga mendelik sadar, ia mematikan cepat blender nya. Lelaki itu menyibak rambutnya kebelakang. "Sorry, gue salah. Harusnya ambil nasi tadi bukan beras mentah"

Teguh mendesah berat, "Kirimin gue resepnya"

"Hah... "

"Badan lo disini, tapi pikiran lo kemana-mana. Lo khawatir kan sama, Yumi? Samperin sana. Nanti biar gue yang bilang ke Karin. Dia pasti ngerti"

Maga menghembuskan napasnya panjang, ia mengusap wajahnya kasar dengan kedua tangannya. "Maaf.. gue gak bisa fokus sama sekali begitu dapet chat Jodie tadi"

"Iya ngerti gue. Yaudah sana lo jemput Yumi, jangan lupa kirim resepnya. Biar gue lanjutin nih bubur"

Maga tersenyum, sebenarnya ia sangat ingin menepuk atau memberi tos keren pada Teguh untuk ungkapan terimakasih. Tapi, jimat ampuhnya tidak disini. Dia terlalu takut melakukannya.

"Makasih, Guh. Gue pergi dulu. Langsung gue kirim nanti resepnya"

Teguh mengacungkan jempolnya dan tersenyum. Maga menghilang dengan cepat dari dapur. Ia mengambil jaketnya dan berlari keluar rumah. Jemarinya bergerak cepat mengirim resep. Ia sempat bernapas lega setelah membaca chat Jodie yang mengabari bahwa Yumi sudah sadar, tanpa menunggu lelaki itu segera menelpon temannya itu.

Tapi baru saja dering kedua terdengar. Si empunya nomor datang dengan motornya yang berderu kedepan halaman. Maga mengkerutkan keningnya melihat Jodie yang baru saja datang.

"Yumi, udah pulang, Jo?"

"Mungkin sekarang udah, tadi infusnya tinggal dikit soalnya. Gue mau nunggu sampe habis dan anter pulang, tapi ada seniornya yang mau anter dia"

"Senior?"

Jodie mengangguk, "Iya itu yang tadi bawa cebol ke klinik juga"

"Yumi dianter dia?"

"Iya. Si cebol itu sendiri juga yang mau dianter seniornya, jangan salahin gue."

Maga mengangguk mengerti, ia mendesah pelan. "Makasih ya, Jo"

"Santai, Ga.. kaya sama siapa aja lu"

Lelaki itu tersenyum kemudian berpamitan dan melesat cepat mengarungi jalanan dengan motornya. Sebenarnya perasaan nya campur aduk saat ini. Bersalah, khawatir, cemburu?... tapi itu salahnya sendiri karena tak ada disaat gadis itu sudah meminta bantuannya bukan?

Dermaga melaju cepat menuju rumah kekasihnya. Kunti bogel dekilnya itu. Rasanya seperti setahun tak jumpa, rindu khawatir membuat desiran tubuhnya membuncah menjadi satu dengan pedal gas motor yang ditariknya kencang.

Hampir satu jam lamanya, akhirnya lelaki itu berhasil mencapai rumah, Yumi. Rumah sederhana namun tenang itu nampak sunyi. Ia mengetuk perlahan begitu mencapai depan pintu.

Hening, belum ada suara apapun menyambut nya.

Maga kembali mengetuk kali ini dengan raut wajah agak kaku. Kalau sudah pulang bukankah harusnya Yumi berada dirumah sekarang?

Apa terjadi sesuatu lagi?

Lelaki itu kembali mengetuk untuk ketiga kalinya, kali ini agak lebih keras dan cepat. Napasnya sedikit memburu karena panik.

Tapi sesaat kemudian pintu terbuka, menampilkan sosok yang membuatnya linglung sedari tadi. Gadis itu masih memakai baju kampusnya, wajahnya masih nampak sayu. Sisa-sisa keringat dingin masih menempel pelipis Yumi.

Yumi sempat terkejut melihat kedatangan Maga yang tanpa kabar, tapi kemudian ia mengulum senyum kecil, "Halo.. Maga.. " ujarnya dengan pelan.

Maga memeluk Yumi begitu saja. Ia mendekap tubuh gadis itu kuat-kuat. Menghirup aroma obat dan antiseptik dari tubuhnya yang belum sepenuhnya menghilang. Maga sedikit mengendurkan pelukanya, ia menangkup wajah Yumi dengan tangan kanannya. Mengelus perlahan pipi gadis itu dengan ibu jarinya.

"Maaf.. harusnya tadi gue dateng pas lo minta jemput"

Yumi tersenyum kecil, "Gak masalah, gak perlu minta maaf"

"Gimana keadaan lo sekarang?"

"Udah gak apa. Gue ini cukup tahan banting kok"

"Apa kata dokter tadi?"

"Keracunan makanan, jadi bikin diare parah"

"Kok bisa? Lo makan apa aja emangnya kemarin?"

Yumi sedikit nyengir, "Banyak... "

Maga menghela napas panjang, ia melepaskan pelukan nya, nampak melirik kedalam rumah Yumi yang kosong. Benar. Maga hampir lupa. Gadis ini juga sering sendirian.

"Abang lo belum pulang?"

"Belum. Mungkin sejam lagi"

"Lo udah makan?"

Yumi menggeleng pelan, "Gue mau masak tapi masih mager ngumpul mood dulu deh"

"Boleh gue masakin? Gue buatin bubur. Gue cukup jago masak loh"

Yumi mengedip pelan, "Ya... boleh.. aja sih"

Dermaga tersenyum puas, ia mengelus pelan rambut Yumi. "Gue masuk ya"

"Iya, masuk aja. Anggep aja rumah Yumi sendiri"

"Kan emang"

Yumi tertawa. Ia menunjukkan dimana dapurnya berada pada Maga. Gadis itu juga memberitahu letak per-bumbuan yang mungkin di butuhkannya.

"Lo tidur aja, gih. Kalo udah mateng nanti gue bangunin"

"Bener nih?"

"Iya.. tidur aja sana, biar tenaga lu cepet pulih" ujarnya dan...mengecup kening Yumi lembut.

Yumi mematung. Jantung dan napasnya berpacu. Ia menggulung bibirnya kedalam menahan cengiran yang ingin keluar. Belum lagi hidungnya ini, kembas kempis dibuat nya.

Benih jatuh cinta yang menggelikan.

...• TBC •...

...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...

1
kalea rizuky
bnernyum putus aja maga nya goblokkkkk
kalea rizuky
awas aja si ulet berulah putusin aja mi klo kaga ttep goblok
kalea rizuky
putus aja g tau diri dia yg maksa pacaran dia yg sok
kalea rizuky
putus aja yuk males gue ma cwek menye Thor bkin Yumi. tegas dono
Rumachi: sabar ya^^ mungkin singa ditubuh yumi masi bobo:))
total 1 replies
kalea rizuky
dih cmburu lo aja dket2 uler kayak karin
Rumachi: cowok emg suka ga pekaaak
total 1 replies
kalea rizuky
maga maga di tinggal Yumi. tau rasa lo
kalea rizuky
maga jd g tau diri skg. putusin aja yum
kalea rizuky
ulet bulu gatel
kalea rizuky
lanjut thor
Rumachi
udah kecintaan bgt soalnya🤣
kalea rizuky
aneh tp lu suka kn bang maga/Curse//Curse/
pikacuw
Kebayang bangett lagi komuknya wkwk. Kocak Thor🤣 smngat updateny yaa/Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!